Kejuaraan Drift Asia : Kompetisi Dipadu Paket Wisata

billy - Minggu, 20 Maret 2011 | 10:00 WIB

(billy - )



Driftbash
Asia Challenge (DAC) mencoba menghadirkan konsep baru buat kompetisi drift. Di sini, tak hanya menawarkan kompetisi semata, namun peserta diajak menikmati paket wisata yang dikemas jadi sebuah kesatuan. Lebih dari itu, DAC diharapkan bisa jadi pintu masuk drifter Tanah Air berkompetisi di tingkat internasional.
 

Anton Rianto. Drifter asing menyewa Mobil


Pada 7-8 Mei mendatang, event drifting tingkat Asia untuk pertama kalinya akan berlaga di Bali. "Konsepnya, para drifter menyewa mobil di Indonesia," seru Anton Rianto, penggagas DAC. Jadi, mobil akan disiapkan oleh pihak promotor.

Sampai saat ini sudah ada 6 mobil, yaitu Nissan Cefiro, Datsun Laurel, Toyota Corolla Celica lawas dan Nissan 200SX. Kecuali satu Celica yang menggunakan mesin 2JZ-GTE dan Nissan, mobil lainnya menggunakan mesin Toyota V8. Nantinya 1 mobil bisa dipakai untuk 2 orang drifter.

Uniknya, para drifter ini tak hanya untuk berlomba saja datang ke Bali, namun juga untuk menikmati panorama keindahannya. Nantinya, akan dikemas dalam sebuah paket tur keliling Bali dan salah satunya mengikuti kompetisi drifting ini.

Satu peserta yang sudah pasti dan telah memesan mobil yakni Tony Angelo, drifter dari Amerika Serikat yang ingin menggunakan Nissan 200SX. Di luar Tony, kemungkinan besar peserta datang dari Malaysia, Singapura dan Thailand.

Konsep lain yang sedang dipikirkan Anton yakni sharing mobil dengan drifter Indonesia. Maksudnya, Anton akan mencari mobil drifter Indonesia yang bisa disewa. Nantinya mobil tersebut dipakai oleh sang pemilik mobil dan satu lagi penyewa.

Tujuan yang ingin dicapai yakni supaya hubungan antar drifter Indonesia dengan di luar Indonesia bisa lebih terjalin. Bisa saling sewa jika bertanding di negara tetangga, tanpa harus membangun mobil lagi.

Contoh, jika drifter asal Indonesia menyewakan mobil ke drifter Malaysia, nantinya jika drifter Indonesia tersebut mau tanding ke Malaysia, bisa menyewa mobil drifter Malaysia tersebut. "Tapi konsep ini mau dihitung dulu untung ruginya. Jangan memberatkan kedua belah pihak," tegas pemukim di Jatiwaringin, Jaktim ini.

Mengenai regulasi, ada sedikit yang tak lazim. Event yang nantinya digelar di trek Speed City Bali ini diperbolehkan overtaking. Terasa aneh bagi drifter Indonesia yang selama ini mengenal tak boleh menyusul. "Itu kan aturan Formula Drift. Kita mau coba adopsi salah satu aturan D1GP.

Tengku Djan Ley tetap menjadi juri dan penghubung dengan drifter lain
Namun mengenai sistem sewa pada drifter Indonesia dan aturan lomba masih akan didiskusikan lebih lanjut,” terang Anton.

"Saya bersama Djan (Tengku Djan Ley-drifter Malaysia) baru akan membahas detail. Mudah-mudahan awal bulan sudah bisa ada kepastiannya," tambah Anton. Tengku Djan selain sebagai rekan diskusi juga akan menghubungi rekan-rekan drifter di negaranya, Malaysia.

Seperti juga event-event milik Driftbash lainnya, pada DAC nantinya, Tengku Djan juga akan bertindak sebagai juri, ditemani oleh Hanizam bin Hamzah atau lebih dikenal dengan panggilan Loyai.

Sementara itu, untuk drifter Indonesia tetap diperkenankan ikut. Menariknya tidak ada pembatasan jumlah peserta bagi Indonesia. Hal ini karena trek yang akan dipakai merupakan trek baru, berlokasi di daerah wisata dan bertaraf Asia. Anton berharap event ini bisa membuka pintu gerbang drifter Indonesia berlaga di ajang internasional.

Meski demikian, jasa pengiriman mobil ke Bali, Anton tidak akan menyiapkan. "Saya hanya bantu untuk hubungkan saja. Saya sudah pernah bilang sekitar Rp 5 juta/mobil untuk bolak-balik, terserah para drifter saja," serunya. Disarankan oleh Anton, jika memang banyak yang akan ikut, lebih baik dikelompokkan untuk memudahkan pemantauannya. (otosport.co.id)