|
Jakarta - Sudah berjalan 1 tahun ini komunitas speed off-road melakukan latihan bersama. Jumlah seri ketika latihan bahkan lebih banyak dibanding saat kejuaraan resmi.
Atas konsistensi ini berhembus kabar kalau SAORS (Speed Addict Off-Road Society) akan menjadi promotor nasional (pronas) event speed off-road di 2011.
Toh mereka sanggup menggelar 5 event tanpa dukungan sponsor yang berarti, bahkan IMI sekalipun.
SAORS terbentuk karena para penggemar ajang speed off-road butuh pelampiasan untuk ‘ngegas' mobil yang sudah dibangunnya mahal.
Namun menunggu perhelatan dari IMI tak kunjung datang, akhirnya komunitas membentuk event sendiri. Uang pendaftaran dipakai untuk menyewa lahan yang ada.
Terbukti ampuh, saat event tak kurang 20 peserta selalu ikut ambil bagian. Salah satu keunikannya, event yang kerap kali digelar di Dawuan, Cikampek ini 1 spesial stage-nya digelar pada malam hari.
Tantangannya semakin membara karena pembalap harus berjibaku melawan gelapnya malam dan debu yang berterbangan. Tak hanya itu saja, namun setiap kali event bentuk trek yang dilewati selalu berubah.
Konsistensi SAORS menggelar 5 event di 2010 berbuah hasil. Beberapa waktu lalu, komunitas SAORS bekerjasama dengan Marinir TNI AL menggelar suatu event yang besar dan tetap dengan keunikannya. Kali ini lebih dari 30 peserta ikut ambil bagian. Atas konsistensi inipula berhembus kabar kalau SAORS akan menjadi pronas.
Namun, kabar SAORS akan jadi pronas buru-buru ditepis oleh Werner Katili, penggagas event 2010. Menurutnya untuk tahun depan belum mungkin SAORS menjadi pronas, karena masih ada agenda lainnya yang akan dijalankan.
"Fokus SAORS untuk 2011 akan menggelar event yang lebih banyak, minimal sama seperti pada 2010. Selain itu juga konsentrasi lainnya dengan memperbanyak jumlah peserta yang ikut," ucap pria berambut panjang ini.
Melihat konsistensi ini harusnya IMI dapat cepat tanggap dengan membuat event. Dalam penyelenggaraannya bisa bekerjasama SAORS sebagai komunitas ‘diajak' berbicara untuk dicarikan jalan keluar dan realisasinya.
Pada 2 tahun ini merupakan catatan buram penyelenggaraan event speed off-road, yang benar-benar tidak ada eventnya. Namun jika akhirnya komunitas bisa mencari lahan dan akhirnya menggelar event, harusnya induk organisasi cepat merespon.
Meski SAORS belum mau menjadi pronas dan menggelar kejuaraan bertaraf nasional, namun rencananya pada akhir 2011 akan diberikan ranking bagi peserta.
"Ranking tersebut sebagai pengakuan terhadap eksistensi event dan peserta itu sendiri. Jika kembali menjadi satu-satunya event speed off-road di Indonesia, berarti rangking SAORS tersebut bisa dijadikan patokan kalau sang juara juga menjadi juara nasional speed off-road," harap penggeber Jeep Cherokee ini. (otosport.otomotifnet.com)
Atas konsistensi ini berhembus kabar kalau SAORS (Speed Addict Off-Road Society) akan menjadi promotor nasional (pronas) event speed off-road di 2011.
Toh mereka sanggup menggelar 5 event tanpa dukungan sponsor yang berarti, bahkan IMI sekalipun.
SAORS terbentuk karena para penggemar ajang speed off-road butuh pelampiasan untuk ‘ngegas' mobil yang sudah dibangunnya mahal.
Namun menunggu perhelatan dari IMI tak kunjung datang, akhirnya komunitas membentuk event sendiri. Uang pendaftaran dipakai untuk menyewa lahan yang ada.
Terbukti ampuh, saat event tak kurang 20 peserta selalu ikut ambil bagian. Salah satu keunikannya, event yang kerap kali digelar di Dawuan, Cikampek ini 1 spesial stage-nya digelar pada malam hari.
Tantangannya semakin membara karena pembalap harus berjibaku melawan gelapnya malam dan debu yang berterbangan. Tak hanya itu saja, namun setiap kali event bentuk trek yang dilewati selalu berubah.
Konsistensi SAORS menggelar 5 event di 2010 berbuah hasil. Beberapa waktu lalu, komunitas SAORS bekerjasama dengan Marinir TNI AL menggelar suatu event yang besar dan tetap dengan keunikannya. Kali ini lebih dari 30 peserta ikut ambil bagian. Atas konsistensi inipula berhembus kabar kalau SAORS akan menjadi pronas.
Werner Katili. Tahun 2011 minimal 5 seri |
"Fokus SAORS untuk 2011 akan menggelar event yang lebih banyak, minimal sama seperti pada 2010. Selain itu juga konsentrasi lainnya dengan memperbanyak jumlah peserta yang ikut," ucap pria berambut panjang ini.
Melihat konsistensi ini harusnya IMI dapat cepat tanggap dengan membuat event. Dalam penyelenggaraannya bisa bekerjasama SAORS sebagai komunitas ‘diajak' berbicara untuk dicarikan jalan keluar dan realisasinya.
Pada 2 tahun ini merupakan catatan buram penyelenggaraan event speed off-road, yang benar-benar tidak ada eventnya. Namun jika akhirnya komunitas bisa mencari lahan dan akhirnya menggelar event, harusnya induk organisasi cepat merespon.
Meski SAORS belum mau menjadi pronas dan menggelar kejuaraan bertaraf nasional, namun rencananya pada akhir 2011 akan diberikan ranking bagi peserta.
"Ranking tersebut sebagai pengakuan terhadap eksistensi event dan peserta itu sendiri. Jika kembali menjadi satu-satunya event speed off-road di Indonesia, berarti rangking SAORS tersebut bisa dijadikan patokan kalau sang juara juga menjadi juara nasional speed off-road," harap penggeber Jeep Cherokee ini. (otosport.otomotifnet.com)