OTOMOTIFNET - Beberapa waktu lalu, redaktur sport OTOMOTIF pamer soal keberhasilan membuat kinclong kembali skutik Kanzen Scudeto keluaran 2002 tunggangannya. “Cukup mengandalkan cat semprot dan dikerjakan sendiri, tampilan Scudeto terlihat muda lagi,” kata Bimo Aribowo.
Semudah itukah? “Asal tahu tata cara pengecatan, meski hanya pakai cat semprot hasilnya juga bisa maksimal,” terang Sen-Sen, airbrusher dari rumah modifikasi Artisis di Jl. Mangga Besar, Jakpus.
Ada 3 hal penting yang mesti diperhatikan dalam proses pengecatan. Pertama, soal persiapan, kemudian eksekusi dan paling buncit soal finishing. Agar lebih jelas mengenai 3 hal tersebut, Sen-Sen enggak segan-segan bagi ilmu yang dia punya.
| Cat semprot, pilihannya ada berbagai merek dari yang murah sampai mahal |
Persiapan | Eksekusi |
Persiapan
Sebelum memulai pengecatan, Anda harus mempersiapkan alat kerja yang nantinya dipakai dalam proses tersebut. Paling utama adalah cat semprot (warna dan pernis), sabun dan ampelas. “Untuk mengecat satu bodi motor, maksimal dibutuhkan 6 kaleng cat semprot. Namun ada merek tertentu yang kualitas catnya lebih baik, hanya butuh maksimal 4 kaleng atau bahkan bisa kurang,” terang Sen-Sen.
Nah kalau alat kerja sudah disiapkan, agar mempermudah proses kerja maka bagian-bagian bodi motor yang hendak di cat ulang mesti dilepas. Baru kemudian dilanjutkan dengan proses membersihkan permukaan bodi motor dari minyak maupun oli.
“Caranya cukup dengan mencuci dengan air sabun. Paling bagus pakai shampo atau sabun cair yang biasa dipakai cuci piring,” jelas pria bertubuh tegap ini. Kelar dicuci pakai sabun, lalu keringkan dengan bantuan sinar matahari kira-kira 5-10 menit.
Eksekusi
Proses lanjutan ini dimulai dengan mengampelas bagian yang hendak dicat. Pengerjaan ini fungsinya untuk menghilangkan permukaan pernis. Agar merata, pengampelasaannya juga memanfaatkan media air.
“Bila enggak dibuang, akan berakibat setelah kering cat gampang terkelupas. Selanjutnya keringkan dan semprot dengan PP Primere. Cat ini juga ada yang dalam kemasan kaleng semprot,” kata Sen-Sen.
Prosedur penggunaan PP Primere, terbagi menjadi 2. Pertama adalah sebagai pondasi, dengan jarak penyemprotan 15 cm dan pastikan hasil semprotannya sedikit kasar seperti kulit jeruk. Setelah kering, timpa lagi dengan PP Primere.
“Penyemprotan atau prosedur ke-2 itu jadi pengikat cat berwarna. Jadi jangan menunggu terlalu kering, agar cat berwarna meresap pada PP Primere,” saran Sen-Sen.
Setelah melalui proses pengeringan dengan sinar matahari kurang lebih 15-20 menit, permukaan yang sudah dicat diampelas lagi. Hal ini untuk mengusir debu yang menempel. Ampelasnya jangan yang kasar, malah bikin cat terkelupas. Cukup pakai kertas gosok dengan ukuran 1.000-1.200. Kelar digosok rata, timpa lagi dengan cat.
Finishing | Pakai masker |
Finishing
Di proses kerja paling akhir ini, cat semprot tipe pernis yang jadi tokoh utamanya. Namun sebelum melakukan finishing, permukaan yang tadi sudah dicat kembali diampelas. Di sini ada perbedaan treatment pengampelasan. “Jangan ditekan, cukup digosok secara mengambang saja,” jelas Sen-Sen.
Bila sudah diampelas merata, baru semprot dengan cat pernis. Prosedurnya sama dengan saat menyemprotkan PP Primer. Agar warna enggak terlihat kusam, usahakan pengeringan dilakukan dengan bantuan sinar matahari.
Pakai Masker
Meski terlihat mudah dilakukan, tetap saja proses kerja pengecatan tersebut butuh keselamatan kerja. Maksudnya, agar enggak terjadi gangguan pada pernafasan, sebaiknya saat pengecetan menggunakan masker.
“Kalau enggak kuat, pengaruh langsungnya si pelaku bisa merasakan sesak nafas. Bahkan kalau sering melakukan pengecatan, air ludah bisa seperti warna cat,” kata Bashir, tukang cat bengkel modifikasi Kahanan di Jagakarsa, Jaksel.
Soal masker yang paling baik adalah masker khusus tukang cat profesional. Namun kebanyakan tukang cat, pakainya masker perawat atau masker yang dipakai pengendara motor.
Walau memang enggak banyak bidang yang dicat dan tidak melakukan pengecatan secara terus menerus, tetap saja jaga kesehatan dengan menggunakan masker saat proses pengecatan berlangsung.
Penulis/Foto: Oct / Dede