|
OTOMOTIFNET - Soal performa, skutik-skutik Honda banyak diacungi jempol, salah satunya BeAT 110. “Awal gas dipelintir, akselerasinya cepat. Lebih responsif dibanding matik lain. Ditambah lagi konsumsi BBM-nya irit,” aku Rachman, warga Srengseng, Jakbar, yang sudah 1 tahun menebus BeAT.
Meski demikian, banyak pembesut BeAT yang masih ingin lebih dari sekadar power standar. Ujungnya, sederet part racing pendongkrak tenaga dan akselerasi ditebus guna mengatasi hal tersebut.
Nah, beberapa ramuan yang sering diaplikasi, tanpa harus rombak mesin antara lain; mengganti knalpot standar dengan jenis freeflow, menukar karbu orisinal dengan model skep langsung ditarik kabel gas, pemakaian CDI unlimiter dan mengaplikasi noken as racing. “Keempat peranti itu sudah bikin tambah ngacir. Apalagi kalau cuma untuk harian, sudah cukup,” ujar Jessy ‘Cokky’ Liga Siswanto, penggawang JP Racing.
Lalu, untuk membuktikannya, Cokky kasih ramuan andalannya yang biasa diaplikasi pada matik konsumennya. Kali ini diterapkan pada Honda BeAT milik Rachman, yang kebetulan pengin meningkatkan performa tunggangannya.
Noken as Kawahara durasi 260o, cukuplah | Campuran bahan bakar dan udara tepat berkat karburator PE 24 |
Seperti biasa, di sektor penerus gas buang, bos JP mengandalkan produk sendiri, yakni knalpot Kawahara K-1 yang dibanderol Rp 700 ribu. “Ini khusus untuk mesin standar, tapi kalau mesinnya sudah dibore-up, saya pakai Kawahara K-2,” aku pria yang buka workshop di Jl. Cendrawasih No.6E-F, Sawah Lama, Ciputat, Tangerang ini.
Knalpot Kawahara K1, khusus mesin standar |
Lalu otak pengapian mengaplikasi CDI BRT F-Tech yang di pasaran bisa ditebus Rp 670 ribu. “Buat motor harian, CDI ini sudah pas. Tapi kalau untuk turun di ajang balap, saya biasa pakai BRT I-Max Super Pro. Harganya juga lebih mahal,” yakin pria yang sudah sejak 6 tahun lalu buka bengkel matik ini.
Kemudian, agar suplai bensin di ruang bakar lebih optimal, aplikasi karburator Keihin Venturi 24 dengan paduan spuyer 38/108 seharga Rp 450 ribu. “Pakai karbu ini, filter udara tetap bisa dipasang. Jadi tak usah khawatir karburator cepat kotor,” tegas Ardiyanto ‘Botak’, teknisi JP Racing.
Terakhir, guna mengejar buka tutup klep lebih cepat, noken as standar dipensiunkan dini yang kemudian diganti produk Kawahara, durasi 260º yang bisa diboyong dengan dana Rp 400 ribu.
Untuk mengukur peningkatan power dan torsinya, OTOMOTIF memakai alat dynojet milik tim balap BRT di Cibinong, Jabar. Hasilnya, monggo lihat tabel.
Tabel hasil dyno | ||
Part | Power | Torsi |
Standar | 6,99 dk / 7.800 rpm | 7,54 Nm / 6.200 rpm |
Paket racing | 10,36 dk / 9.400 rpm | 8,45 Nm / 8.500 rpm |
JP Racing | 021-70993827 |
Penulis/Foto: Banar / Banar