OTOMOTIFNET - Memiliki tubuh lumayan besar, Yamaha Nouvo Z cukup nyaman digunakan untuk sehari-hari. Dengan jok panjang, lantas suspensi belakang pun sepasang, sehingga menurut beberapa orang, terasa lebih stabil dan nyaman.
Tapi, bukan tak mungkin kenyamanan ini dibarengi tarikan yang gahar. Seperti direkomendasi Mr. Testo, Yamaha Nouvo Z dengan piston berdiameter 63 mm ini dan sekaligus ini juga menjawab email Mr. Testo Friends yang masuk di mr.testo10@gmail.com.
LAWAN METROMINI
Kerap melewati lalu-lintas di Ibu Kota, bikin David, kerap mengandalkan Nouvonya untuk ke kantor. Kalau pakai mobil entah berapa lama ia akan sampai di tujuan, maklum supermacet.
“Belum lagi ada Metromini dan pengendara motor yang berseliweran,” ungkapnya. Akhirnya dipilih tunggangan roda dua.
“Wah, kalau mesin standar sih kurang enak, nyalip Metromini lama,” tukasnya. Maka wajar kalau ia ingin Nouvo-nya galak di putaran menengah dan atas, buat nyalip-nyalip!
Racikan mesin diserahkan pada Kocek dari JP Racing, di kawasan Ciputat. “Itu gue bored-up aja, pakai piston Honda Tiger,” urai Kocek. Piston standar Nouvo yang berdiameter 50 mm pun membengkak jadi 63 mm.
“Pen pistonnya sih enggak diubah, sama-sama 15 (milimeter, red),” ungkapnya. Tak sekadar melebarkan mulut silinder, kepala silinder juga digarap. Cukup banyak komponen standar yang diberangus, masuk kardus. Klep diganti katup berdiameter 31 mm (in) dan 25,5 mm (ex).
Lantas noken as Kawahara K3 dipakai menggerakkan katup-katup yang per klep standarnya sudah ditambah lagi dengan per Honda Astrea Grand. “Kalau derajat noken asnya lupa!” kata Kocek yang kocak itu.
Upgrade Yamaha Nouvo Z, Bisa Diandalkan Untuk Harian
Piston Tiger, Tak Perlu Ubah Pen Piston | Upgrade Yamaha Nouvo Z, Bisa Diandalkan Untuk Harian
Per CVT, penentu akselerasi di putaran tengah |
Upgrade Yamaha Nouvo Z, Bisa Diandalkan Untuk Harian
Race logic dikalibrasi dengan satelit | Upgrade Yamaha Nouvo Z, Bisa Diandalkan Untuk Harian
Karburator Keihin PE 28, sejuta umat karena karburasi akurat |
Saluran masuk dan buang pun diporting agar aliran gas buang maupun bahan bakar yang masuk lebih lancar dan cepat melewati klep-klep yang sudah besar-besar itu. Nah, karburasi bahan bakarnya, digodok dalam karburator Keihin PE 28 yang jadi standar Honda NSR-SP.
Karburator ‘sejuta umat’ ini dipercaya mampu meracik udara dan bensin dengan baik, ke ruang bakar yang kini berisi piston Honda Tiger, namun masih pakai koil dan CDI standar itu.
Beranjak ke penyalur daya, pada rumah CVT ini cukup banyak ubahan. Seperti penggantian per CVT yang lebih keras dengan Kawahara 1.500 rpm.
“Kalau puli diubah sudutnya, jadi 13,5 derajat,” terang Kocek. Perubahan sudut puli ini berpengaruh pada percepatan beltnya bergeser, bukan? Sehingga akselerasi yang diinginkan pun didapat.
Sementara belt CVT-nya sih tetap standar, hanya roller ditukar. Kawahara juga, dengan berat 10 gram 3 buah, 3 buah lagi 8 gram.
Saat dicoba Mr.Testo, tarikan Nouvo David memang cukup enak dipakai untuk lalu-lintas perkotaan. Begitu putaran menengah dan atas, tarikannya lebih cepat dibanding standarnya.
“Menyusul Metromini pun bisa lebih cepat!” kata David. Meski tidak untuk balapan, racikan seperti ini cukup bermanfaat untuk sehari-hari, bisa lebih cepat sampai di tujuan, dengan selamat tentunya.
Daftar komponen | |
Piston Tiger | 125 ribu |
Bubut Boring | 200 ribu |
Kem | 350 ribu |
Klep (ubah plus pasang) | 800 ribu |
Noken As | 350 ribu |
Roller/Set | 75 ribu |
Per CVT | 75 ribu |
Karburator Keihin PE28 | 600 ribu |
Hasil tes | |
akselerasi | |
0-100 km/jam | 13 detik |
0-201 M | 16 detik |
Penulis/Foto: Ben / Benny, Reza, KLX