Jalan berlubang banyak menyancam banyak korban
Kami hampir saja jadi korban akibat infrastruktur jalan yang parah itu. Dan kejadian yang dialami langsung MOTOR Plus ini juga dialami tidak sedikit oleh pengendara lain. Terbukti, hampir bersamaan ada motor yang hampir terjatuh gara-gara lubang tadi.
Problem jalan rusak ini tidak hanya ada di satu atau dua titik saja. Hampir sebagian besar jalanan di Jakarta mengalami nasib sama. Bahkan, di jalur protokol yang dilewati MOTOR Plus pada Minggu (8/1) masih terdapat banyak lubang bekas galian.
Parahnya lagi, ceceran tanah liat dibiarkan menggenangi jalan. “Sejak ada galian ini, banyak pengendara jatuh. Apalagi saat hujan,” jelas Mahmud, salah satu tukang ojek yang mangkal di Jl. Sudirman, Benhil, Jakarta Pusat.
Terkait kerusakan jalan akibat proyek pembangunan yang tengah berlangsung di Jakarta, Ketua Dewan Transportasi Kota Jakarta, Azas Tigor Nainggolan menyebutkan, seharusnya Dinas Pekerjaan Umum DKI Jakarta mengontrol ketat kontraktor pelaksana proyek.
”Aturannya, tanah proyek tercecer di luar lokasi proyek saja, kontraktor bisa kena sanksi. Apalagi ini yang sampai merusak fasilitas umum, terlebih jalan utama,” ujar Azas.
Umumnya kerusakan berupa jalan berlubang dengan diameter 15-20 sentimeter dan kedalaman mencapai 15 sentimeter. Wakil Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya, Ajun Komisaris Besar Wahyono menyebutkan karena jalan rusak, selama Desember terjadi 152 kecelakaan.
Tulus Abadi, Pengurus harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia mengungkapkan pengerjaan proyek harus memikirkan dampak lingkungan yang terjadi. “Mestinya, pihak yang mengerjakan mengerti bagaimana caranya agar tanah hasil pengerjaan galian itu tidak sampai ke jalur pengendara. Pihak berwenang harus menegur si pemborong,” tegasnya.
Baliho rubuh saat hujan badai
Terlebih lagi dengan kondisi cuaca yang saat ini sangat ekstrem. Sebagai contoh, badai yang melanda Jakarta pada Kamis siang (5/1) lalu. Hujan yang terjadi bukan saja menyebabkan infrastruktur jalan yang rusak. Namun juga pepohonan dan baliho rubuh.
Dari sisi safety menghadapi kondisi seperti ini, ada baiknya mendengarkan apa yang disampaikan Jusri Pulubuhu. “Dalam keadaan tidak terpaksa, sebaiknya tidak melanjutkan perjalanan. Kalaupun terpaksa, coba dipikirkan sejenak jalur mana yang jauh lebih aman saat hujan deras. Misalnya, tidak melewati pepohonan tinggi yang sudah uzur,” wanti Training Director Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC).
Dari kejadian ini, pemerintah harus cepat dan tanggap. Sebab, dalam bulan ke depan curah hujan masih sangat tinggi. Segera perbaiki jalan yang rusak, remajakan pepohonan dan baliho yang uzur agar pengendara dan masyarakat lain tidak menjadi korban sia-sia. (motorplus-online.com)