Mayasari Siapkan 100 Bus Spek Busway

billy - Selasa, 12 Juni 2012 | 09:02 WIB

(billy - )

 
JAKARTA - Guna memaksimalkan daya angkut penumpang serta menambah frekuensi perjalanan busway, Pemprov DKI segera menerapkan layanan bus kota masuk jalur Transjakarta. Namun Angkutan Perbatasan Terintegrasi Busway (APTB) itu mesti memiliki spesifikasi mirip busway terutama dengan dek tinggi dan memilki 4 pintu. PT Mayasari Bakti langsung merespon dengan menyiapkan 100 unit armada baru sesuai ketentuan.

MASUK JALUR BUSWAY.
Kebijakan menerapkan APTB ini dari hasil studi banding soal transportasi di provinsi Guangzhou (Cina) dan Bogota (Kolombia). Ir Udar Pristono MSi, Kepala Dinas Perhubungan DKI mengatakan kedua kota itu menerapkan bus rapit transit (BRT) yang dilakukan dengan sistem layanan langsung (direct service).

“Selama ini di Jakarta menerapkan sistem trunk and feeder, tetapi di Guangzhou telah menggunakan direct service BRT. Dengan sistem itu, bus kota dapat masuk dan keluar koridor BRT. Itulah yang akan segera diberlakukan,” ujar Pristono.

Diterangkan Pristono, jika bus APTB masuk jalur busway, otomatis frekuensi bus di jalur itu akan bertambah sehingga cakupan rute yang dilayani menjadi lebih luas. Penumpang otomatis akan meningkat.

Pria ramah ini mengambil contoh, orang Cibinong yang akan bekerja di kawasan kota, bisa naek APTB Cibinong -Grogol. Nanti bus itu akan masuk Koridor 9 (Pinangranti - Pluit). Tinggal turun di Semanggi, pindah Koridor 1 (Blok M - Kota). Lebih mudah dan cepat, serta tidak perlu keluar ongkos lagi,” paparnya.

Ada 3 keunggulan menerapkan sistem ini. Pertama adalah fleksibilitas titik transfer, penumpang yang hendak pindah dan turun di sejumlah titik tidak perlu menunggu busway namun bisa menggunakan APTB.

Yang kedua, kapasitas angkut bus Transjakarta dan bus kota ini lebih banyak. Sedang yang ketiga, jalur lebih lancar karena dengan penuhnya jalur busway maka potensi kendaraan pribadi yang akan masuk juga lebih kecil.

“Kesempatan kendaraan pribadi masuk jalur busway semakin tertutup karena jarak antarbus lebih dekat. Istilahnya, high occuption road for BRT,” ungkap Pristono.

Sejumlah 18 trayek bus kota yang dimungkinkan masuk jalur busway antara lain Bekasi -Tanah Abang, Bekasi - Pulogadung dan Cibinong - Grogol. Penerapan sistem ini menunggu penyesuaian pada spesifikasi APTB yakni bus dengan dek tinggi serta harus memiliki 4 pintu yang mirip bus Transjakarta.

 Kopaja dan Metromini belum kemungkinan terbentur spek kendaraan
ARMADA BARU
Eris Mahpud, Direktur Operasional PT Mayasari Bakti menyambut baik penerapan APTB ini. Malah perusahaan otobus yang armadanya mendominasi trayek bus kota Jabotabek telah menyiapkan sekurangnya 100 unit baru buat menyukseskan ketentuan Dishub DKI ini.

“Kami tidak melakukan modifikasi pada bus yang sudah dioperasionalkan selama ini. Kami akan pakai armada baru untuk bus APTB dengan spek karoseri dek tinggi seperti busway. Kayak orang susah aja memodifikasi bus hehe,” ujar Eris.

Pria yang kini suka main sepeda down hill (sebelumnya merupakan pembalap gokart nasional) ini tengah membangun bus-busnya di karoseri Rahayu Sentosa dan dengan sasis Hino. “Bahkan kami akan mendesain tempat duduk penumpang lebih nyaman dari busway. Alasannya, armada Mayasari yang akan menjadi APTB boleh dibilang bus setengah luar kota karena melayani wilayah Jabotabek,” lanjut putra bungsu H Mahfud, pendiri group Mayasari Bakti ini.

Eris optimis proyek ini akan mampu mengangkut penumpang secara signifikan dan mempercepat waktu penumpang ke tempatnya.

Soal tiketing yang terintegrasi dengan tiket busway, Eris yang jebolan sekolah managemen di Amerika ini mengaku masih terus melakukan pembicaraan dengan pihak BLU Transjakarta. “Saya lebih suka kalau biaya tiketnya ya sesuai trayek saja. Tidak perlu ada tambahan lagi Rp 3.500 untuk tiket busway. Biar tidak membebani masyarakat,” ungkap Eris yang menyatakan armadanya siap diluncurkan Juli mendatang.

Darmaningtyas, wakil Masyarakat Transportasi Indonesia melihat konsep APTB cukup bagus. “Hanya perlu dipikirkan untuk memberi insentif kepada operator memodifikasi bus sesuai spek. Kan tidak semua operator bonafid seperti halnya Mayasari Bakti,” ungkap Tyas.

Satu hal yang juga krusial adalah penambahan armada busway. Sebab tidak lucu kalau penumpang bertambah dari transferan bus APTB, namun busnya hanya tersedia yang ada selama ini. “Yang ada akan menjadi persoalan baru lagi. Untuk yang sekarang saja, armadanya masih sangat kurang. Ya ini pekerjaan rumah yang harus segera diselesaikan,” pungkas pria asal Yogyakarta itu.  (mobil.otomotifnet.com)