Toyota Corolla Twin cam SE Dan GTi 1988-1991, Terjangkau Dan Tak bikin Galau

billy - Minggu, 30 Oktober 2011 | 14:02 WIB

(billy - )

 
JAKARTA - Kalau sudah bicara Toyota Corolla generasi ‘90s, enggak bisa lepas dari seri Twin Cam dan GTi. Sedan saloon tergolong kompak ini memang sempat mewabah di Tanah Air.

APM Toyota mendulang keuntungan banyak dengan berjualan Corolla Twin Cam pada era 1988 hingga 1991. Tak tanggung-tanggung, 3 varian sekaligus meluncur.

Pasaran Naik
Generasi pertama Twin Cam bermesin 1.300 dan 1.600 cc yang berlabel SE dan dilanjut versi kencang berinisial GTi yang meluncur pertama kali pada 1990 dengan mesin 4A-GE.

Sedan berkode bodi AE90 ini memang fenomenal karena 2 kelebihan ditawarkan sekaligus. Bagi yang mementingkan durabilitas dan efisiensi bahan bakar ditawarkan varian 1.300 cc dengan pasokan bahan bakar karburator.

Sementara yang menginginkan performa tanpa mengorbankan konsumsi bahan bakar bisa memilih varian 1.600 cc Twin Cam yang sudah mulai injeksi. Varian terakhir yang muncul belakangan (1989 akhir hingga 1991), merupakan tipe termahal dengan mesin 1.600 cc, DOHC 16 valves.

Untuk varian terakhir, justru tak banyak beredar karena harga yang cukup tinggi dan lebih mengutamakan performa ketimbang nilai ekonomis pada bahan bakar.

Meski begitu, seri Twin Cam ini sekarang kembali menjadi pilihan bagi mereka yang ingin bernostalgia dengan dream car back to 90s. “Harga pasarannya mulai tinggi sejak banyak klub atau komunitas yang mengincar mobil ini,” jelas Michael dari klub Corolla Twin Cam Indonesia.

Tak hanya untuk ajang mengenang masa kejayaan Corolla Twin Cam, banyak juga yang sebenarnya mengandalkan Corolla Twin Cam sebagai besutan balap.

 Mau engine swap dengan 4A-GE 20 klep 'silver top' bisa dilakukan dengan mudah karena tak harus mengubah konstruksi(kiri atas). Kerap diandalkan untuk ajang balap sejak era 90-an hingga sekarang dengan performa yang menyesuaikan budget(kiri bawah). Parts racing hingga peranti deselerasi aftermarket kondang pun tersedia untuk varian Corolla Twin Cam(kanan).
Sama seperti yang dilakoni Ardi dari Corolla Twin Cam Indonesia chapter Bandung. Corolla Twin Cam SE yang sejatinya bermesin 1.600 cc diganti dengan mesin lebih anyar.

Mesin 4A-GE 20 valves ‘silver top’ dengan individual throttle yang menjadi inacaran banyak speedgoers dengan sedan jenis ini. “Harga mesinnya terjangkau dan pasangnya pun mudah karena tak ubah dudukan sama sekali,” jelas Ardi.

Dengan metode engine swap ini, terbukti Ardi bisa tembus waktu 18 detik di ajang drag race 402 meter. Padahal biaya untuk membuat kencang mobil ini tak lebih dari Rp 15 juta.

Barangkali kemudahan seperti ini yang menjadikan Twin Cam SE dan GTi kembali diincar dan sekarang menjadi dream car back to 90s bagi mereka yang punya budget antara Rp 40-50 juta.

Tak hanya itu, kemudahan dalam melakukan perbaikan dan harga parts yang relatif terjangkau menjadi pertimbangan lainnya.

“Dibandingkan Great Corolla, Twin Cam diklaim lebih handal untuk bermanuver dan lincah saat harus menerabas padatnya lalu lintas kota besar,” ujar Dian, member Corolla Twin Cam Indonesia yang memakai seri SE ‘banci’ (1.300 cc) berkelir hijau tentara. (mobil.otomotifnet.com)