Hal ini bisa terjadi pada Webber karena ia bisa memaksimalkan performa mobilnya tanpa terganggu dengan degradasi ban yang lebih cepat turun. Pasalnya pembalap asal Australia itu menyimpan banyak stok ban yang lebih segar ketimbang pembalap lainnya. Sementara Hamilton justru menggunakan ban opsi di F1 Cina dan tidak memaksakan performanya agar bannya tetap tahan lama saat sesi balapan.
Artinya start dari posisi 5 hingga posisi start 15 sekalipun, masih cukup memungkinkan meraih kemenangan atau paling tidak podium jika mengaplikasikan strategi ini. Berhubung strategi penggunaan ban di F1 Turki diprediksi akan jadi kunci utama, sepertinya bakal banyak tim yang mengaplikasikan strategi ini.
Begitu juga menurut Phil Prew selaku teknisi di tim McLaren yang menjelaskan bahwa strategi akan memegang pengaruh besar. “Degradasi ban akan sangat tinggi di Turki, jika pembalap bisa mengawali balapan dengan ban yang lebih bagus, maka kesempatan untuk bertahan lebih lama dengan performa yang cenderung stabil akan terjadi. Dengan menggunakan standar strategi pit stop yang tepat maka pembalap akan meraih kemenangan.”
Banyaknya tikungan-tikungan berkarakter cepat serta kondisi aspal yang abrasif di Istanbul Park, membuat tim harus berhati-hati saat menentukan setting ban untuk balapan nantinya. Apakah teori ini akan menuai keberhasilan nantinya? kita tunggu saja nanti. (otosport.co.id)