Di sini ada mobil-mobil F3 David Coulthard dan Takuma Sato
Beberapa waktu lalu saya sempat berlibur ke Makau yang punya sirkuit jalan raya dengan julukan Monako di Asia Timur ini. Sayang tak sempat nonton Macau GP. Toh, akhirnya saya bisa bayangkan keterkaitan yang kuat antara Makau dengan sport otomotif, setelah mengunjungi museum balap, Macau Museu Do Grande Premio (Macau GP Museum).
Balapan di jalan raya memang salah satu obyek serta event wisata yang dikelola serius pemerintah Makau. Buktinya, museum ini ada di gedung pusat aktivitas pariwisata (Tourism Activities Centre). Dibuka pertama pada November 1993 oleh Departeman Pariwisata Makau buat mengenang 40 tahun Macau GP, sekaligus jadi obyek wisata dan pengetahuan tentang sport otomotif yang punya hubungan kuat dengan sejarah Makau.
MOBIL SCHUMACHER
Areanya tidak besar, tapi isinya lengkap fokus pada semua tipe kendaraan yang ikut dan menang di Macau GP. Berbagai mobil F3000, F3, Formula Renault, Touring Car sampai sepeda motor dan go-kart (replika atau asli) disumbang para sponsor atau pembalapnya sendiri. Ruang pamer utama museum memajang mobil F3 para pembalap yang pernah juara Macau GP. Mantan pembalap McLaren David Coulthard, Andre Couto, Takuma Sato serta mantan juara BTCC Ricard Rydell. Saya bayangkan gimana seru dan piawainya mereka menaklukkan sirkuit jalan raya Guia Macau dari kokpit mobil yang sempit dan panas itu. Serta nyali Kevin Schwantz bermanuver ekstra kencang menikung bersama Suzuki RG500-nya di antara tembok pembatas sirkuit.
Besutan kemenangan Schumi di Macau GP
Tapi ada dua tempat favorit saya di museum ini. Pertama, tempat mobil F3 Ralt-Toyota serta perlengkapan balap mendiang Ayrton Senna dipajang. Saya membayangkan Senna waktu itu baru tiba dari Inggris malam hari menjelang balapan. Setelah selesai melakukan pengukuran tempat duduk mobil yang akan dipakai di awal debut F1-nya, beberapa bulan sesudah Macau GP ‘83 itu. Tanpa ikut latihan resmi, pembalap legendaris itu meraih juara pertama.
Nama Hengkie Iriawan (alm) di Hall of Fame |
Museum Macau GP memberi saya gambaran jelas, bagaimana event motorsport amat erat kaitannya dengan negara kecil di pesisir laut Cina Selatan itu. Saya jadi ingat, Indonesia sebenarnya juga punya kaitan dengan dunia motorsport. Kita pernah memiliki pembalap berkelas seperti Hengki Iriawan atau Sarsito S.A yang disegani di luar negeri.
Indonesia juga pernah menjadi tuan rumah seri kejuaraan reli dan balap motor dunia. Banyak juga mobil dan sepedamotor balap legendaris yang sempat dinikmati pecinta olahraga otomotif di sini. Sayang ya….. semua itu tidak terpelihara atau didokumentasikan dengan baik, seperti museum Grand Prix di Macau.