Rotax Max Will Be Back

Editor - Sabtu, 14 Desember 1901 | 03:53 WIB

(Editor - )

OTOMOTIFNET -  Dorongan untuk mengembangkan Rotax Max mencuat lagi. Terutama untuk mengatasi mahalnya bermain gokart. Tentu kondisi yang sudah baik tetap dipertahankan, hanya saja alterntif gokart murah harus tetap diberi peluang.

Namun untuk mengembangkan Rotax Max yang pernah mewarnai khasanah gokart nasional, harus ada keagenan yang dikelola putera Indonesia yang memiliki komitmen tinggi terhadap gokart.

Dicekal

Mursid Kamil, pemilik tim Kanaka menyebut harus ada dealer yang solid dan memiliki dedikasi tinggi sama komunitas gokart. "Itu saya kira yang utama. Dulu kan ada Oke Junjunan yang komitmennya terhadap gokart tak perlu diragukan lagi. Dengan adanya dealer yang komit itu, saya yakin Rotax Max akan mudah berkembang karena tidak semata nilai komersial yang dikejar namun juga keinginan untuk membuat jenjang ke ajang internasional," kata Mursid.

Diakui Mursid, kondisi gokart nasional saat ini memang berkembang dan maju. Hanya saja, dikuasai oleh mereka yang memiliki kantong tebal.

"Silakan yang memilih jalur ke ajang internasional melalui mesin KF atau Rok. Itu sangat bagus karena memang penjenjangan ke prestasi dunia. Tapi, tidak ada salahnya Rotax Max yang lebih cocok untuk pembinaan dan berbiaya murah, juga sama-sama maju," lanjutnya.

Rotax Max pernah berjaya di Indonesia, bahkan sampai sekarang masih mengisi 70 persen komunitas gokart nasional. Selama 9 tahun, para juara nasionalnya selalu dikirim mengikuti grand final ke berbagai negara.

Hanya saja sejak keagenan dipegang langsung James Leong (Malaysia), kondisinya sangat berbeda. Selain pemesanan gokart susah, harganya juga lebih mahal. Pengiriman para juara ke grand final pun melalui jalur event Asia Max Challenge yang sebagian besar eventnya di Malaysia.

Lebih celaka lagi kabarnya James Leong dicekal masuk ke Sentul. "Ini ruginya kalau keagenan dipegang orang asing. Pasti memiliki interest tersendiri. Berbeda saat dipegang Oke dulu, kita begitu gegap gempita menuju grand final," kata Stanley Iriawan, managing director tim Red White Racing.

Dony Sarwono, ketua Asosiasi Gokart Indonesia melihat akan susah kalau dealernya enggak ada. "Lebih parah lagi kalau yang punya dealer give up, ya end of story. Intinya, prinsipalnya harus yang commited. Tapi perhitungan bisnis juga harus jalan. Terus biar Rotax berkembang, sebaiknya kelasnya dipisahin dengan KF," ujar Dony.

Oke Junjunan, mantan dealer Rotax Max mengaku telah mendengar soal ini. Termasuk agar kembali bersedia menjadi dealer.

"Intinya, dulu Rotax Max itu saya yang merintis. Ketika tidak lagi menjadi dealer, sebenarnya saya juga masih mengelola gokart dengan memasok kebutuhan gokart dan spare part ke 7 rental gokart dari Surabaya, Kalimantan, Bandung hingga Jakarta," kata Oke yang kabarnya menjalin komunikasi kembali dengan James Leong.

Penulis/Foto: Bud / Johan