|
OTOMOTIFNET - Kick down-kick down-kick down. Kenapa harus diulang tiga kali? Bukan ikut-ikutan iklan provider telekomunikasi lo, tetapi menegaskan betapa penting para pemakai motor otomatik untuk memahaminya. ”Eh, pemakai mobil bertransmisi otomatik juga banyak yang belum paham kok. Banyak yang tahunya akselerasi mobil transmisi otomatik itu lambat,” ujar Anggono Iriawan, manajer safety riding promotion department PT Astra Honda Motor (AHM).
Kick down maksudnya membejek gas secara spontan, biasanya dilakukan saat mobil berjalan. Kalau di motor manual, seperti memindahkan persneling dari gigi tinggi ke gigi rendah.
Aksi ini mengakibatkan putaran mesin naik tiba-tiba dan menghasilkan torsi tinggi dalam tempo cepat. Lalu bisakah melakukan kick down di motor matik? ”Bisa dong. Jika dilakukan, akselerasi motor juga lebih cepat,” ujar juga instruktur low profile ini.
Lalu saat bagaimana saja bisa dilakukan kick down? Sesuai tema tanjakan kali ini, pastinya dilakukan saat menuju puncak di ujung jalan dan menyalip kendaraan lain. Tetapi tentu banyak hal yang mesti diperhatikan scootic riders saat menghadapi kondisi mendaki ini, persis dalam berbagai kondisi lainnya.
So, jangan pernah bosan mendengar kalimat ’perhatikan kondisi jalan, situasi lalu lintas’ dan sebagainya. Karena membawa kendaraan berbeda pasti berbeda-beda juga cara menyikapinya. Sekadar contoh, biar sama-sama membesut di jalan lurus penuh lubang dan kubangan, dengan matik Anda harus lebih waspada dengan menurunkan kecepatan. Namun bagi pemakai motor trail, kita masih bisa bilang enjoy your life, Bro!
Kick down di mobil juga berlaku di skutik. Jika di mobil perlu injak pedal gas tiba-tiba saat melaju, pada motor jelas perlu putar handel gas secara spontan. ”Kalau membuka gas diurut seperti naik motor 4-tak lainnya, malah enggak jalan. Memang masih bisa nanjak, tapi akselerasi enggak bisa cepat,” jelas Anggono.
Meski enak dibesut dan cepat di jalan datar, tak berarti tenaga skutik berlimpah ruah. Biar bisa ngekick down, tapi tanpa support tenaga yang memadai sesuai kecepatan motor dan kendaraan yang bakal disalip, justru bisa mencelakai diri sendiri.
Sebenarnya pada prinsip mampu melakukan melewati tanjakan, karena umumnya tenaga matik kuat di putaran bawah dan menengah. Tapi yang menjadi perhatian pertama adalah kecepatan kendaraan yang akan dilalui. Sebagai ilustrasi, kalau menyalip kendaraan berhenti, dengan speed 20 atau 40 km/jam saja sudah cukup kencang. ”Tapi kalau kendaraan lain berlari 60-80 km/jam, sementara kita hanya 40km/jam, ya seperti enggak jalan,” papar pria 35 tahun ini.
Bagaimana dengan kondisi jalannya sendiri? Ini tergantung derajat kemiringan. Kalau curam dan panjang, Anda harus mempertahankan putaran mesin agar tenaga tetap tersembur. ”Yang agak enggak boleh berhenti. Karena kalau mau jalan lagi agak berat. Lain jika pakai ancang-ancang, maka lebih mudah,” saran Anggono. Yang perlu dipahami juga, matik baru bergerak pada putaran mesin yang agak tinggi sehingga terasa seperti tarikan berat.
Penulis/Foto: Iday,Salim