Pasien atau keluarganya tinggal menyebut nomor polisi mobilnya, petugas memencet nomor bersangkutan, in dan running, mobil langsung naik mencari posisi parkir yang kosong.
Teknologi Korea
Demikian pula, jika Anda akan mengambil mobil yang diparkir di Gedung Parkir Susun RSCM Kencana. Tinggal menyebutkan nopol kendaraan, petugas memencet tombol lalu out, dalam waktu beberapa detik mobil sudah di hadapan pemilik dalam posisi menghadap keluar.
"Tergantung posisi parkirnya. Tapi rata-rata tak sampai 1 menit. Bahkan kalau letaknya tak di lantai atas, bisa lebih cepat. Paling cepat pernah 8 detik saja," ujar Mugi Nur, teknisi Parkir Susun RSCM Kencana.
Asyiknya parkir praktis nan canggih ini, tidak dipungut biaya alias gratis. Menurut dr. Shannaz Nadia Yusharyahya, Sp. KK,MHA (Ka. Sub Unit Umum & Operasional) RSCM Kencana, untuk parkir susun sampai saat ini memang masih digratiskan.
"Sebenarnya operasional sejak 7 Mei 2010 lalu bersamaan dengan operasional RSCM Kencana ini. Tetapi, memang masih belum banyak yang memanfaatkan parkiran itu dan kami juga masih melakukan ujicoba," kata Nadia.
Menurut adik kandung Soraya Perucha, artis era 80an itu, ide awal dibangunnya fasilitas parkir susun ini karena menyiasati lahan parkir yang terbatas. Di sisi lain, RSCM Kencana yang diproyeksikan sebagai rumah sakit private dan internasional harus menyediakan fasilitas kelas utama. Lalu dibangunlah parkir susun di atas luas tanah 176 meter persegi di sisi belakang rumah sakit.
Bangunannya sendiri terdiri-dari 12 lantai dan mampu menampung parkir sebanyak 96 mobil. Teknologi yang digunakan dari Korea Selatan. Maka itu di awal pengoperasionalnya masih dibimbing teknisi dari Negeri Ginseng itu. Namun sekarang seluruh teknisi ditangani orang lokal.
Mobil masuk bilik, sebelum mencari tempat yang kosong
Bisa dimaklumi kalau masih banyak orang ragu dengan parkir susun. Pasalnya, memang semua dioperasionalkan dengan mesin. Mungkin ada sebagian pemilik mobil takut tergencet atau tergesek mobilnya. Namun dr. Nadia menjamin ‘keamanan' mobil yang diparkir di parkir susun.
"Sejauh ini tidak pernah ada komplain. Lagipula kami menggunakan teknologi terbaik dan melakukan perawatan sesuai ketentuan," lanjut dokter bersuara lirih ini.
Sistem operasional parkir lifting ini memang menggunakan komputerasi dan otomatis. Selain mengirit lahan sehingga bisa memuat banyak mobil di areal yang terbatas. Di Parkir Susun ini juga memudahkan pengendara memarkir mobilnya. Pemilik mobil membawa mobilnya masuk salah satu dari dua bilik yang ada. Setelah posisinya pas sesuai panduan teknisi, pengemudi keluar.
Lalu, dengan sistem rantai, mobil diangkat menggunakan mesin dan digeser ke tempat-tempat semacam rak raksasa yang bertingkat. Konsep parkir ini telah banyak digunakan di Jepang, Korea, Cina hingga Singapura. Bahkan di Singapura, bisa langsung 4 mobil sekaligus.
Lahan terbatas bisa tampung 96 mobil |
Mobil juga bisa diputar hingga 180 derajat dan menghadap keluar. Proses pengangkatan menggunakan listrik dan rantai penggerak berukuran besar. Pengendara cukup memarkir mobilnya di atas mesin dan meninggalkannya.
Namun tidak semua mobil bisa diparkir. "Ada ukuran maksimalnya. Mobil besar Toyota Alphard tidak masuk. Juga mobil yang seukurannya. Mobil sedan, Toyota Innova, Fortuner hingga Mitsubishi Pajero Sport masih bisa masuk," tambah dr. Nadia.
Menurutnya, memang pihak manajemen RSCM Kencana yang meminta agar tidak dikenakan tarif dulu. Karena memang gedung parkir susun itu punya RSCM Kencana. Kalau pun nanti akhirnya harus membayar, pengelola parkir harus mematuhi Peraturan Daerah soal parkir.
Antonius, yang sudah beberapa kali ke RSCM Kencana lebih suka memilih Parkir Susun. "Awalnya sempat ragu. Namun setelah itu, rasa nyaman dan aman yang ada. Lagi pula, mobil tidak kepanasan kalau parkir di sini," ujar pemilik Toyota Vios itu.
Enak kan? (mobil.otomotifnet.com)