Ingin Tau Alarm Mobil yang Benar-Benar Anti Maling? Nih!

billy - Sabtu, 12 Maret 2011 | 09:01 WIB

(billy - )


JAKARTA
- Bisa pasang alarm mobil dengan mengerti alarm mobil ternyata dua hal yang berbeda maknanya. Setidaknya bagi Anthony Lauw. Ia kerap dianggap seperti pecatur buta karena mengerti problem, desain hingga fitur car alarm.

“Banyak yang  bisa pasang alarm. Tapi menyerah saat menemukan problem seperti pada rangkaian kelistrikan mobil baru,” tambah pemilik PT Niaga Indah Permai (NIP) yang melahirkan banyak merek alarm ini.

Nah disinilah aksinya yang bagai pecatur buta, pria 39 tahun ini menjalankan intruksinya, memandu bahkan hanya lewat telepon karena ‘si tukang alarm’ ada di luar Jakarta.

Anthony bisa memahami mindset banyak orang, kalau alarm itu memang  cuma  urusan buka-tutup kunci pintu mobil. Atau meneriakkan sirene kalau ada maling yang sial kepergok buka pintu.

Tapi ia juga kasihan kalau mendengar keluhan ada pemilik SUV atau sedan mewah, yang marah kenapa sewaktu mobilnya dibobol sirene enggak menyalak. “Soalnya fungsi remote standar pabriknya memang murni buat buka-tutup kunci pintu doang,” tuturnya.

Alhasil ia lebih banyak lagi memberikan edukasi, tidak hanya kepada dealer atau end user di seluruh Indonesia. Ia kerap juga jadi tempat bertanya toko-toko yang justru menjual produk kompetitor. Buat tempat berbagi pikiran, malah bisa membuat ia dianggap menolak ‘kangtaw’.

Sebagai contoh, ada beberapa konsumen yang menginginkan agar mobilnya sulit ditembus maling dan tidak bisa dibawa kabur. Dipilihlah alarm termahal dengan fitur yang segudang. Namun ternyata ia melihat bahwa mobil tersebut fitur keamanannya sudah cukup. 

“Let’s say pada All New Honda Jazz RS, tidak perlu pasang antistarter lagi karena sudah ada imobilizer,” tambah pria kelahiran Jakarta ini. Fitur keamanan standar pabrik ini tentunya lebih baik dari produk aftermarket.

Namun ia juga kerap miris dengan konsumen yang price oriented alias cari alarm yang penting harganya murah. Soalnya kalau harga murah pasti banyak fitur keamanan yang disunat. Seperti tak ada rolling code hingga anticode grabber.

Fitur ini yang mengacak sinyal dan kode remote sehingga tak bisa diduplikasi. Pada alarm abal-abal, kode yang ditransmit selalu sama hingga mudah diduplikasi.  Contoh tipe alarm ini banyak diaplikasi beberapa ATPM untuk varian mobilnya. “Makanya saya sarankan di upgrade saja,” tambah Anthony.

Memilih alarm yang tergolong aman sebenarnya enggak mahal. Kalau dinominalkan harganya berkisar Rp 800 ribuan. Harga ini tergolong best value.

Enggak heran Anthony  selalu merancang alarm buatannya menyeimbangkan harga dengan fitur. Contohnya pada produk G-Forces, Blackmask,Wolf, Snake, Guardian, Omniguard, Pegasus, The Shield,  Voodoo dan Mystic. Semua merek tadi sudah dipatenkan atas namanya.

Soal harga, kebanyakan bermain di range Rp 500 ribu hingga Rp 2 jutaan. Untuk karya terbaiknya cuma dihargai Rp 2,5 jutaan. “Inipun sudah full option,” tambah pria yang sudah 11 tahun lebih main alarm ini.

Seperti fitur kontrol jarak jauh via handphone hingga menyalakan-mematikan mesin.  Setara dengan produk brand Amerika yang berharga Rp 9 jutaan.

Selain melayani aftermarket dengan memasok ke dealer, Anthony juga disibuki dengan supply alarm untuk armada fleet. Seperti ke Indorent hingga TRAC dengan armada display PT Sampoerna. “Yang dilindungi bukan hanya mobil, tapi juga barang-barang display di dalamnya,” tambah pria yang pada 2002 pindah kuadran dari karyawan menjadi pengusaha ini.  (mobil.otomotifnet.com)

PT.NIP: 021-6457770, 021-93226660