|
Ada pro- kontra di sini, dengan menyebutkan dalam Undang-Undang, hanya pimpinan yang berhak atas mobil berpelat merah itu. Tetapi nyatanya, para anggota dewan yang lain juga mendapat kendaraan dinas.
Salah satu alasan yang menguatkan karena memang telah dianggarkan oleh Pemda DKI. Karena itu, Asraf Ali yang merupakan anggota Fraksi Partai Golkar memilih menerimanya.
"Kalau saya memang memerlukan mobil tersebut. Karena untuk operasional atau mengunjungi Daerah Pemilihan mendengarkan keluhan warga," ujar Asraf.
Syahrial yang ketua Fraksi PDI Perjuangan memiliki alasan lain lagi. Mobil tersebut telah diterima dan dipakai seluruh anggota fraksi yang jumlahnya 11 orang. "Ya mau bagaimana lagi? Sudah diambil dan sudah dipakai kok. Saya kira ini sah. Kalau tidak sah kan tidak akan dianggarkan pemerintah," sebut Syahrial.
Namun, ketika melakukan observasi langsung ke basement kantor DPRD Jl. Kebon Sirih, Jakarta, mendapati kenyataan agak ganjil. Deretan mobil dinas dengan kode khusus itu banyak yang telah berubah menjadi pelat hitam. Bahkan ada 2 buah mobil yang parkir sejajar dengan kode yang sama berbeda pelatnya.
Kenyataan ini sangat memalukan dan memprihatinkan. Sebab ada salah satu pelat mobil yang telah menjadi hitam itu hanya disemprot cat hitam.
"Sebetulnya, boleh saja mobil dinas anggota DPRD itu diganti dengan pelat hitam. Hanya saja harus diurus kepada polisi secara prosedur yang benar. Kan anggota DPRD bisa melakukan itu dengan alasan untuk mengunjungi dapil," kata Brigjen Pol. Drs. Didik Purnomo, Waka Korps Lantas Polri.
Namun kalau mobil dinas pelat merah itu hanya diganti menjadi hitam apalagi disemprot dengan cat hitam, lanjut Didik, itu merupakan sebuah pelanggaran lalu lintas. Tentu dengan asumsi nomor dan kode pada nomor kendaraan tersebut sama dengan saat mobil tersebut dengan pelat merah.
Jika ini benar, maka merupakan sebuah tindakan wakil rakyat yang sangat memalukan.
Brigjen Pol Drs Didik Purnomo, pelat merah bisa dihitamkan dengan mengurus ke polisi (kiri). Gedung Megah DPRD DKI Jakarta. Tapi anggotanya kurang paham aturan (kanan).
Pengadaan mobil dinas baru itu juga dinilai melukai hati rakyat di mana masih banyak yang dalam kondisi memprihatinkan. Banyak yang masih tinggal di bantaran kali atau gubuk reot di sisi rel kereta api.
Alangkah indahnya kalau dana itu dipakai untuk ikut mengentaskan kemiskinan. Apalagi para anggota dewan yang terhormat itu bisa duduk manis di gedung nan megah juga berkat rakyat yang tinggal di sisi rel kereta api itu.
Salah seorang anggota DPRD DKI yang ditengarai mengecat nopol pelat merahnya menjadi hitam enggan menjawab ketika dihubungi per telepon. "Wah, kalau tanya soal itu nanti kita ketemu saja. Saat ini saya sedang ada tamu. Habis itu dilanjutkan ada meeting. Sorry ya," ujarnya bergegas menutup telepon.
Bos, rakyat perlu penjelasan. Bergegaslah menjawab! (mobil.otomotifnet.com)