Stiker Retro Sempurnakan Wajah Sang Oldies

billy - Sabtu, 4 Desember 2010 | 11:27 WIB

(billy - )

 

Kemasannya dekil, tapi nilainya tinggi lo. Versi original seperti ini bisa dibanderol sampai Rp 150 ribu.

OTOMOTIFNET - Stiker merupakan pilihan paling praktis untuk menyempurnakan penampilan mobil. Gampang diaplikasi dan harganya umumnya cukup bersahabat buat kantong. Termasuk stiker mobil retro. Kemasan boleh saja buluk, tapi nilainya besar lo.

COLLECTOR ITEM & REPLIKA

Seperti aksesori retro lain, mencari stiker retro memang tak semudah menemukan stiker lain seperti racing atau drifting. Apalagi kalau yang original bikinan tahun ‘80-an misalnya. “Kalau yang asli di pasaran harganya bisa lebih mahal daripada stiker racing yang lagi tren,” kata Henry Sukmana dari toko Variasi Variasi, Pasar Mobil Kemayoran, Jakpus.

Seperti stiker racing, desainnya lebih menekankan brand atau image, berupa tulisan, logo atau striping khas produk atau merek tertentu. Seperti TRD, Honda, Recaro, Ralli Art dan sebagainya, tapi dengan desain, warna dan font yang dipakai pada masa ‘80-an.

Selain desain, yang membedakan stiker retro dengan produk sekarang adalah teknik pembuatan. Stiker aksesori umumnya dibikin dengan cutting, sementara stiker retro yang diproduksi tahun 1980-an dibuat dengan sablon. “Desain dan gradasi warnanya bisa lebih banyak varian,” lanjut kolektor stiker dan aneka produk retro tersebut.

Karena produk lawas, Henry memperoleh koleksinya dari sumber-sumber yang tidak umum. Dari komunitas, sampai toko-toko kecil yang secara tidak sengaja menyimpan barang lama atau tidak laku. “Kalau belinya dari yang orang yang enggak ngikuti tren, bisa dapat harga murah,” katanya.

Tapi kalau sudah ‘jatuh’ ke tangan kolektor atau pehobi retro, stiker pun beralih jadi collector item. Kalau sudah begitu, seperti aksesori retro, harganya bisa dibilang jadi gelap. “Tergantung kondisi stiker, tergantung jenis mobilnya, tergantung kebutuhan yang mau beli stiker,” kata Richard B. Mandang, penggemar part dan aksesori retro.

Warga Pondok Gede yang mengoleksi dan menjual stiker retro di event-event khusus ini lalu mencontohkan stiker reli edisi akhir ‘70-an awal ‘80-an. “Dari pengalaman saya, itu susah didapat. Tapi kalau yang nyari udah butuh banget, ngebet buat melengkapi mobil yang lagi dibangunnya, kalau nemu yang bagus, harga berapapun bisa aja dibeli,” lanjutnya.


Susah nempel karena usia? Replika bisa jadi solusi

Padahal kalau dilihat bentuknya, kemasannya, stiker retro tidak selalu kinclong. Ada yang sudah lusuh atau lecet-lecet. “Tapi karena yang dicari orisinalitasnya, kalau kondisi stikernya masih bagus, ya nilainya enggak murah,” kata Henry.

Selain kelangkaan, problem paling umum stiker retro adalah kualitas perekat. Karena sudah berumur, daya rekatnya biasanya sudah berkurang. Kalau hanya untuk koleksi, hanya disimpan, enggak bakal jadi masalah. Gimana kalau untuk dipasang di mobil?

Gak masalah juga, ada stiker replika. Stiker bikinan baru, tapi desainnya mengikuti model tigapuluhan tahun lalu. “Karena sayang, kolektor biasanya hanya menyimpan stiker asli. Untuk dipasang di mobil, mereka pakai replikanya. Stiker-stiker TRD, Honda atau Ralli Art bikinan sekarang, tapi font dan warnanya ngikuti yang lama. Yang seperti ini lebih gampang ditemukan di toko-toko aksesori,” jelas Henry.

Selain lebih gampang diperoleh, stiker replika juga lebih murah. Kalau versi original harganya Rp 150 ribu per lembar, replikanya hanya Rp 35 ribu. Selain itu, daya rekatnya juga masih lebih bagus. Saat belanja, pastikan betul bentuk huruf atau warnanya akurat dengan aslinya. Prestisnya memang kalah, tapi dijamin menempel dengan sempurna di mobil.