|
OTOMOTIFNET - Semakin pintar saja ulah para pencoleng mobil di Jakarta belakangan ini. Lah wong besutan sudah dipersenjatai dengan alarm dan sengaja dipasang alat pendeteksi posisi kendaraan (GPS tracking system), masih tetap bisa diakali tangan jahil mereka.
Sakit mahirnya, GPS tracking yang telah dipasang di mobil incarannya lah yang menjadi alat bantu tindak kejahatannya saat ini. Bahkan, disinyalir ada kerja sama dengan teknisi pemasang alat pendeteksi lokasi tersebut. Waduh piye tuh?
Potong Kabel
“Modusnya sendiri tergolong konvensional, dengan memotong kabel alarm yang tersambung dengan instalasi GPS tracking,” buka AKBP Ferdy Sambo SH SiK, MH., Kasat V/Ranmor Direskrimum Polda Metro Jaya, yang ditemui OTOMOTIF beberapa waktu lalu.
Namun di balik kesederhanaan modus yang dipakai, dengan memotong kabel alarm yang sudah diketahui letaknya oleh si pelaku sebelum mencongkel kunci pintu mobil, komplotan yang berdomisili di Jakarta dan Depok ini sudah terlebih dulu menguntit korban lewat sistem pelacak kendaraan berbasis GPS tracking tadi.
Meski belum ada bukti keterlibatan dari oknum pengagen GPS tracking ini, tapi disinyalir ulah oknum mekanik bengkel yang memasang alat inilah yang menjadi otak di balik kasus curanmor kali ini.
Diduga kuat, kata Sambo, ada kerjasama antara si pelaku dengan oknum bengkel yang memasang alarm berikut modul GPS tracking ini. “Tersangka sudah tertangkap dan dia bekerja di sebuah bengkel di daerah Jakarta Timur,” tambah pembesut Nissan X-Trail ini.
Kasus curanmor dengan memanfaatkan GPS tracking terbilang masih jarang. Hanya mereka yang mengetahui cara kerja dari sistem ini, yang mampu melacak keberadaan atau posisi mobil. Kecurigaan pihak kepolisian juga mengarah pada instalasi sistem alarm yang diterapkan pada mobil korban, Toyota Avanza ini.
Pilih produk alarm mobil dengan kualitas yang sudah terbukti bagus |
Menurut Indra Sebastian dari PT Golden Citra Dinamika, agen tunggal dan distributor alarm Hunter, untuk pemasangan sistem alarm mobil seharusnya dipisahkan dengan komponen elektronik tambahan lainnya, seperti modul GPS tracking yang mengambil power supply dari aki mobil ini.
Jika dikondisikan, kabel alarm yang dipotong pelaku merupakan hal yang biasa dilakukan para spesialis kejahatan ini, akan timbul pertanyaan baru, mengapa kabel yang terhubung dengan modul pemancar gelombang GPS mesti disatukan dengan kabel alarm? Inilah yang masih menjadi teka-teki hingga saat ini.
Pada kasus ini dapat ditarik kesimpulan, bahwa unsur kesengajaan lebih berperan dalam kasus curanmor ini. Padahal GPS tracking ditujukan bagi pemilik kendaraan itu sendiri jika mengalami pencurian, lantaran posisi mobil bisa segera dideteksi lokasinya.
Sebelum kendaraan raib digasak maling, menurut Sambo, pemilik sempat memantau keberadaan mobilnya di kawasan Kuningan, Jaksel. “Tiba-tiba posisi mobil tidak bisa terdeteksi lagi, karena sistem tracking GPS-nya mengalami gangguan dan akhirnya mati total,” pungkas pria murah senyum ini.
Berhati-hatilah!
Penulis/Foto: Anton / Dolok