Bukan hanya itu, kondisi yang semakin memanas saat ini juga diakibatkan adanya demonstran yang tewas saat bersitegang dengan aparat keamanan pada Selasa (15/2) kemarin. Jumlah Polisi antihuru-hara juga sudah ditambah dan ini membuat kondisi Bahrain semakin tidak terkendali, karena para demonstran mulai bertindak anarkis.
"Saya pastikan untuk saat ini F1 memang sangat tidak aman. Akan ada tindakan yang lebih protektif dari pemerintahan dan yang pasti akan semakin membuat massa lebih anarkis melihat kondisi seperti itu. Tragedi berdarah sudah terjadi kemarin," papar Nabeel Rajab, sebagai wakil presiden pusat HAM di Bahrain.
Kondisi ini tentunya membuat supremo F1, FIA dan semua yang terlibat di dalamnya harus memikirkan ulang pelaksanaan F1 di negara tersebut. Pasalnya jika tetap ngotot untuk melaksanakan F1 di sana, bukan hanya penonton yang bisa jadi sasaran, namun pembalap serta tim juga bisa jadi sasaran amuk massa. (otosport.co.id)