|
OTOMOTIFNET – Setelah sekian lama, akhirnya para Otonetters (member forum di OTOMOTIFNET.com) berkesempatan menjajal Megelli 250 dan Minerva Sachs GTR 150. Jumat lalu (9/4), OTOMOTIFNET.com mengajak para Otonetters menjajal dua unit motor tersebut berbarengan dengan kopdar mingguan Otonetters Motor Riders (OMR).
Suasana test ride ini pun menjadi semakin meriah ketika bukan hanya para Otonetters yang hadir. Pasalnya beberapa rekan dari VIXBEC (V-Ixion Bekasi Club) yang pada kesempatan yang sama ikutan mampir di markas redaksi juga berkesempatan menjajal dua motor berdesain unik ini.
Sesuai konsepnya yang hanya fun riding, pengetesan ini boleh dibilang masuk kategori first impression. Pengetesan yang dilakukan pun hanya di seputaran lapangan parkir Gedung Kompas-Gramedia. “Enggak masalah kok, yang penting bisa merasakan,” buka Bintang Pradipta, salah satu Otonetters yang juga menjabat ketua umum OMR.
Dalam pengetesan ini tidak ada syarat khusus, yang penting bergantian dan tidak berebut. Yang penting fun aja! Serta yang tak kalah penting adalah menggunakan perangkat keselamatan dari helm hingga jaket dan sarung tangan, meski para prakteknya banyak yang bandel tidak memakain jaket.
|
Urusan Desain, Semua Bilang OK !
Dari obrolan sepanjang pengetesan ada banyak komentar dan pendapat tentang Megelli 250 dan Minerva Sachs GTR 150. Dimulai dari Megelli 250 dulu ya! Motor sport ini sebelumnya sudah di tes oleh tim OTOMOTIF dalam sesi test ride beberapa waktu yang lalu. Sebagian besar mengakui penampilan Megelli 250 cukup sporty.
“Desainnya oke banget, enggak pasaran dan posisi duduknya mirip banget motor balap,” komentar Bintang Pradipta. Hal serupa juga diakui Ical Brown, “Desainnya bagus dan terkesan mewah. Tapi saya enggak suka dengan spedometernya, terlalu kecil jadi terlihat kosong,” akunya.
“Jarak antara jok dengan stang terlalu dekat jadi tidak nyaman untuk saya yang tingginya 184cm. Suspensinya juga keras, mungkin karena berjenis motor sport,” lanjut Ical Brown yang sehari-hari wara-wiri naik Bajaj Pulsar ini.
Sedang urusan performa, banyak yang merasa tidak terlalu istimewa. “Mungkin karena hanya satu silinder jadi sangat bergetar, selain itu tenaganya cukup lah,” ungkap Kireii. “Menurut saya performa mesinnya terasa kurang kalau dibandingkan sama Yamaha Scorpio. Tapi kalau benar akan ada versi head DOHC-nya, boleh dicoba lagi tuh. Pasti performanya lebih baik,” ungkap Leowsy.
Komentar yang tak jauh berbeda juga dilontarkan oleh mereka yang sudah menjajal performa skutik gambot Minerva Sachs GTR 150. Skutik yang pernah dikupas habis pada tulisan sebelumnya ini juga diakui paling menarik ketimbang skutik merek lain yang sudah mengaspal di Indonesia.
“Desainnya oke banget. Sayangnya suspensinya keras banget, joknya juga keras. Dan yang sedikit merepotkan adalah ground clearance-nya yang sangat tinggi jadi susah menapakkan kaki,” curhat Kireii yang tinggi badannya hanya 158cm ini. “Mesinnya juga agak lemot, tapi atasnya lumayan. Berhubung treknya tidak mumpuni jadinya ga terlalu berasa,” lanjut Kireii.
“Saya pikir konsol boks dibawah jok bakalan lega seperti skywave atau nouvo, ternyata sempit dan enggak bisa masukin helm. Tapi sistem buka joknya mirip sama Nouvo yang bisa dibuka dari kunci kontak,” jelas Leowsy yang mengamati detail fitur-fiturnya. “Yang pasti penampilan luarnya bagus dan bener2 europe style,” tambahnya.
Mau diskusi lebih dalam tentang pengetesan kedua motor ini? Silahkan ikut berdiskusi di forum OTOMOTIFNET.com
Penulis/Foto : Popo