Menyingkap Tabir Daihatsu Luxio

Editor - Senin, 16 Februari 2009 | 08:09 WIB

(Editor - )


Selain untuk mengantar calon mertua, juga bisa untuk menjemput anak-anak sekolah. Kalau teman kuliah juga bisa kok

OTOMOTIFNET - Berakhir sudah usaha mem­bongkar operasi Luxio sejak terendus OTOMOTIF tiga ta­hun silam (2006), seiring dengan pengejaran minibus itu hingga di sebuah kawasan niaga, Jaksel, Minggu lalu (8/2). Sebuah kendaraan yang memiliki basis konsep Gran Max dengan label Luxio itu berhasil ditemukan OTOMOTIF lengkap dari berbagai bangun ruang. Mulai dari eksterior hingga interior .

Mirip APV
Sejatinya, kendaraan dengan kapasitas mesin 1.500 cc, DOHC itu tidak berbeda jauh dari gambaran yang pernah diulas pada edisi silam. Semisal mengusung model semi bonnet dengan pintu buritan mengangkat ke atas. Tampilan muka tersirat mirip dengan Suzuki APV yang menjadi rival Xenia dan Gran Max selama ini. Pintu samping juga senada dengan Gran Max yang adopsi sliding door.

Saat melihat langsung ruang interior dari jarak 5 meter, kental dengan aroma kemewahan. Tak heran kalau kendaraan yang sampai saat berita ini diturunkan melekat emblem Lux-io (Luxio).


Dashboard dengan wood panel serta model two tone menambah aroma kemewahan

Jok tengah juga tersedia headrest serta bisa dilipat untuk alur masuk penumpang

Dashboard two-tone beige dan cokelat-hitam menjadikan kendaraan itu layak dijual di atas Rp 100 juta. Tuas transmisi yang terlihat pada dasbor adalah transmisi otomatis 4-speed.

Namun, kabarnya, PT Astra Daihatsu Motor (ADM), ATPM Daihatsu, juga berniat hadirkan transmisi manual 5-speed.

Sejatinya, dengan aroma two-tone yang mengadopsi transmisi otomatis bisa memperlihatkan bahwa citra kendaraan ini ingin lepas dari ‘tunggangan’ niaga seperti halnya Gran Max ataupun Zebra.

Aroma lux juga terlihat adanya goresan wood panel pada centre dashboard serta head unit double DIN. Setelah melihat dari dekat ternyata pemanja telinga itu mampu menelan kepingan CD dan kaset.

Masih berdasarkan pantauan sa­ya di lokasi, Daihatsu Luxio itu juga mengusung model dudukan dengan semua bangku menghadap ke depan. Ini mengingatkan kita pada Gran Max front facing yang diluncurkan November tahun lalu.

Jangan lupa, kalau seat belt tidak hanya terpasang pada dudukan kemudi, tapi juga di semua baris. Dari pengalaman saya mengemudikan kendaraan Daihatsu, biasanya hanya kasta tertinggi yang memiliki layanan keselamatan itu di semua baris. Sedangkan pada varian terendah hanya ada pada baris pertama. Kita lihat saja nanti.


Gril menyiratkan bahwa kendaraan ini diperuntukan untuk penumpang dan bukan niaga. Headlamp mirip dengan Suzuki APV dan Daihatsu Atrai Wagon yang pernah dijajal OTOMOTIF

Kesan buritan mewah terlihat pada rearlamp dengan model kaca lebih besar daripada Gran Max dan Xenia

Sejatinya, dari kabar informal yang diperoleh menyebutkan bahwa mesin mengadopsi tipe 3SZ-VE dengan konfigurasi mesin 4 silinder segaris, DOHC, serta sudah VVTi. Dengan tek­nologi ini bukaan valve intake dikontrol oleh komputer sehing­ga torsi rata di semua RPM yang menghasilkan efisiensi bahan bakar dan tenaga optimal.

Beralih pada sistem pengereman, Anda bisa lihat bahwa Luxio mengadopsi disc brake pada bagian depan. Sementara pada bagian belakang masih mengusung tromol.

Analisa Pasar
Bila melirik pasar yang dibidik ADM, diperkirakan bahwa keluarga besar menjadi sasaran dari Daihatsu Luxio. Ini menjadi kebiasaan mobil asal pabrikan Jepang itu untuk menciptakan mobil kompak yang memuat banyak orang. Mulai dari Xenia, Gran Max, hingga Terios yang berjenis SUV (Sport Utility Vehicle) tapi mampu ditumpangi tujuh orang.

Untuk urusan harga, saya per­kirakan ada di atas Xenia Xi (kasta tertinggi). Artinya, besar kemungkinan di atas Rp 124,7 juta. Bila prediksi saya ternyata benar, maka Luxio bakal bersaing dengan Toyo­ta Avanza E (Kastra terendah) yang kini dijual Rp 129,6 juta (On the road). Atau di rentang harga itu juga ada Suzuki APV Arena GL yang dijual Rp 134,5 juta.

Meski terlihat sudah siap meluncurkan produk itu pada akhir bulan ini (26 Februari), tapi Daihatsu perlu me­nimbang sebuah catatan.

Semisal urusan kese­suaian harga yang mampu diserap pasar. Maklum saja, torehan sejarah kegagalan pernah dialami Daihatsu lantaran meluncurkan Sirion kali pertama dengan harga yang cukup tinggi. Alhasil, pasar sulit menyerap. Tapi saya yakin, Daihatsu tidak bakal mengulang tinta hitam itu. Kita lihat saja enam bulan ke depan! 

Penulis/Foto: Julian/Dede