Toncil
Toyota Kijang Innova Diesel 2.5 V A/T, Puas Meski Tanpa Rencana
Jakarta - Kejahilan semasa masih berseragam putih abu-abu kembali terulang saat liburan. Yakni bepergian tanpa perencanaan, terpenting berangkat dan tujuan ditentukan saat sudah diperjalanan.
Perbedaannya, kini sudah bersama keluarga dan menggunakan MPV yang nyaman serta bertenaga besar, Toyota Kijang Innova diesel 2.5 V dengan transmisi otomatis berharga Rp 344.050.000.
Tenaga mesin 2DK sangat cocok untuk dalam dan luar kota
Merencanakannya liburan sudah jauh-jauh hari. Namun sampai dengan hari yang ditetapkan, jadwal ke Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) belum juga putus pembicaraan dengan istri. Akhirnya, sekitar pukul 14.00 ditetapkan ke DIY. Perjalanan dari Cikeas, Bogor tercatat pukul 17.00 berangkat.
Tetap ceria mesti sempat bermalam di mobil
Sampai di tol Cikampek, tujuan kembali berubah ke daerah Jawa Barat saja karena kondisi lalu lintas yang macet. Beruntung mendapat informasi dari rekan-rekan yang juga menuju Jawa Tengah, bahwa jalur selatan masih bisa dilalui, lewat jalur alternatif.
Menu makan siang 1 bakul nasi, 1 ekor ayam plus tempe dan tahu
Tanpa pikir panjang, DIY kembali ditetapkan jadi tujuan akhir. Memburu waktu supaya keluarga tidak terlalu jenuh di perjalanan, mesin 2KD berkapasitas 2.494 cc selalu digeber. Power yang dihasilkan mesin diesel berteknologi common-rail dan turbo sangat menyenangkan. Seperti juga yang terpasang pada Kijang Innova.
Akhirnya kami menemukan penginapan yang asri
Maklum saja tenaga yang dihasilkan 102 dk/3.600 rpm dengan torsi 258,6 Nm/1.600-2.400 rpm. Perpaduan ini akan sangat terasa ketika ‘melahap' tanjakan-tanjakan curam khas jalur selatan. Jika melihat besaran tenaga, memang tak terlalu besar.
Tapi torsinya cukup besar dan sudah mulai mencapai puncak di putaran rendah. Sehingga sangat membantu untuk ‘melecut’ kendaraan, terutama saat jalan menanjak. Ditambah dengan penggunaan bahan bakar Pertamina Dex, membuat mesin mampu mengeluarkan performanya dengan maksimal.
Sulfur yang sangat rendah dari Pertamina Dex memungkinkan injeksi bahan bakar lebih baik. Selain mesin, kedapnya kabin dan bantingan suspensi juga cukup melenakan selama perjalanan. Menerobos jalur selatan yang tidak bisa dibilang halus, mereka tenang saja duduk dan bercanda di bangku samping serta belakang.
Menurut informasi yang didapat, versi V memang diracik secara berbeda dibanding G atau J. Lapisan peredam lebih banyak sehingga lebih kedap. Selain itu bagian atap juga dilapisi lagi. Sehingga total bobotnya bertambah. Efeknya, bantingan juga lebih enak.
Setelah puas berkeliling DIY, sambil mengarah ke Jakarta, mampir ke Borobudur dan Magelang, Jateng. Sayang, candi kebanggaan Indonesia tersebut hanya bisa dilihat dari kabin. Hujan yang sangat lebat membuat kami mengurungkan niat untuk turun.
Perjalanan pulang tak kalah seru. Terlebih saat menempuh Sumedang-Subang. Terlihat jalan masuk yang besar, membuat saya mengarahkan Kijang Innova melewati jalur alternatif tersebut. Namun ternyata di ‘dalam' jalan terbilang kecil. Jika bertemu dua mobil harus pelan-pelan. Sebab sebelah kiri tebing dan kanan jurang.
Masih ditambah dengan kelokan-kelokan yang ekstrem dibanding jalur Malangbong. Di sinilah teruji handling dari Kijang Innova. Lingkar kemudi dapat dioperasikan dengan baik tanpa kesulitan. Termasuk enteng untuk ukuran MPV. Dengan panjang 4.585 mm membuatnya tak kesulitan ada di tikungan.
Dengan jalur yang terbilang kecil dan sempit tersebut membuat waktu tempuh molor sangat panjang. Total, dihitung sejak keberangkatan dari Borobudur sampai Cikeas ditempuh 24 jam.
• (otomotifnet.com)
Toncil
Toyota Kijang Innova Diesel 2.5 V A/T, Puas Meski Tanpa Rencana
Tenaga mesin 2DK sangat cocok untuk dalam dan luar kota
Merencanakannya liburan sudah jauh-jauh hari. Namun sampai dengan hari yang ditetapkan, jadwal ke Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) belum juga putus pembicaraan dengan istri. Akhirnya, sekitar pukul 14.00 ditetapkan ke DIY. Perjalanan dari Cikeas, Bogor tercatat pukul 17.00 berangkat.
Toncil
Toyota Kijang Innova Diesel 2.5 V A/T, Puas Meski Tanpa Rencana
Tetap ceria mesti sempat bermalam di mobil
Sampai di tol Cikampek, tujuan kembali berubah ke daerah Jawa Barat saja karena kondisi lalu lintas yang macet. Beruntung mendapat informasi dari rekan-rekan yang juga menuju Jawa Tengah, bahwa jalur selatan masih bisa dilalui, lewat jalur alternatif.
Toncil
Toyota Kijang Innova Diesel 2.5 V A/T, Puas Meski Tanpa Rencana
Menu makan siang 1 bakul nasi, 1 ekor ayam plus tempe dan tahu
Tanpa pikir panjang, DIY kembali ditetapkan jadi tujuan akhir. Memburu waktu supaya keluarga tidak terlalu jenuh di perjalanan, mesin 2KD berkapasitas 2.494 cc selalu digeber. Power yang dihasilkan mesin diesel berteknologi common-rail dan turbo sangat menyenangkan. Seperti juga yang terpasang pada Kijang Innova.
Toncil
Toyota Kijang Innova Diesel 2.5 V A/T, Puas Meski Tanpa Rencana
Akhirnya kami menemukan penginapan yang asri
Maklum saja tenaga yang dihasilkan 102 dk/3.600 rpm dengan torsi 258,6 Nm/1.600-2.400 rpm. Perpaduan ini akan sangat terasa ketika ‘melahap' tanjakan-tanjakan curam khas jalur selatan. Jika melihat besaran tenaga, memang tak terlalu besar.
Tapi torsinya cukup besar dan sudah mulai mencapai puncak di putaran rendah. Sehingga sangat membantu untuk ‘melecut’ kendaraan, terutama saat jalan menanjak. Ditambah dengan penggunaan bahan bakar Pertamina Dex, membuat mesin mampu mengeluarkan performanya dengan maksimal.
Sulfur yang sangat rendah dari Pertamina Dex memungkinkan injeksi bahan bakar lebih baik. Selain mesin, kedapnya kabin dan bantingan suspensi juga cukup melenakan selama perjalanan. Menerobos jalur selatan yang tidak bisa dibilang halus, mereka tenang saja duduk dan bercanda di bangku samping serta belakang.
Menurut informasi yang didapat, versi V memang diracik secara berbeda dibanding G atau J. Lapisan peredam lebih banyak sehingga lebih kedap. Selain itu bagian atap juga dilapisi lagi. Sehingga total bobotnya bertambah. Efeknya, bantingan juga lebih enak.
Setelah puas berkeliling DIY, sambil mengarah ke Jakarta, mampir ke Borobudur dan Magelang, Jateng. Sayang, candi kebanggaan Indonesia tersebut hanya bisa dilihat dari kabin. Hujan yang sangat lebat membuat kami mengurungkan niat untuk turun.
Perjalanan pulang tak kalah seru. Terlebih saat menempuh Sumedang-Subang. Terlihat jalan masuk yang besar, membuat saya mengarahkan Kijang Innova melewati jalur alternatif tersebut. Namun ternyata di ‘dalam' jalan terbilang kecil. Jika bertemu dua mobil harus pelan-pelan. Sebab sebelah kiri tebing dan kanan jurang.
Masih ditambah dengan kelokan-kelokan yang ekstrem dibanding jalur Malangbong. Di sinilah teruji handling dari Kijang Innova. Lingkar kemudi dapat dioperasikan dengan baik tanpa kesulitan. Termasuk enteng untuk ukuran MPV. Dengan panjang 4.585 mm membuatnya tak kesulitan ada di tikungan.
Dengan jalur yang terbilang kecil dan sempit tersebut membuat waktu tempuh molor sangat panjang. Total, dihitung sejak keberangkatan dari Borobudur sampai Cikeas ditempuh 24 jam.
• (otomotifnet.com)
Toncil
Toyota Kijang Innova Diesel 2.5 V A/T, Puas Meski Tanpa Rencana
Toncil
Toyota Kijang Innova Diesel 2.5 V A/T, Puas Meski Tanpa Rencana