OTOMOTIFNET - Suzuki Satria FU150 mengusung karburator jenis vakum, yakni Mikuni BS26. Cara kerja pengabut bahan bakar jenis ini, skep karbu bekerja naik turun berdasarkan tingkat kevakuman di ruang bakar. Bukan mengikuti putaran grip gas seperti halnya karbu jenis skep langsung atau velocity monoblock (VM).
Memang sih keunggulannya, efisiensi bahan bakar jadi lebih baik atau irit. Namun responsivitas terhadap akselerasi motor jadi berkurang. Itu lah sebabnya banyak pemilik Satria FU yang menukar pemasok campuran gas ke ruang bakar tersebut pakai jenis skep langsung.
Aplikasi Karburator VM di Suzuki Satria FU150
Gbr 1 | Aplikasi Karburator VM di Suzuki Satria FU150
Gbr 2 |
Aplikasi Karburator VM di Suzuki Satria FU150
Gbr 3 | Aplikasi Karburator VM di Suzuki Satria FU150
Gbr 4 |
Pilihannya di pasaran ada beberapa produk. Misal pakai karbu milik RX-King yang diameter venturinya sama dengan bawaan Satria, yakni Mikuni VM26 mm. Untuk mesin standar dengan knalpot masih bawaan pabrik, kombinasi spuyer yang digunakan jika pakai karbu ini adalah 22,5 (pilot jet) dan 150 (main jet).
Namun menurut beberapa mekanik yang kerap menangani motor ini, pemakaian karbu RK-King di FU150 ternyata tidak segampang yang dikira. Bukan soal cara pasangnya lo. "Kalau pasangnya sih tinggal plek tanpa perlu ganti karet manifold. Ini nyetting-nya yang susah. Makanya belakangan karbu ini udah jarang yang pakai," bilang Hasan Basri, bos Hasan Motor (HM) di Jl. Kelapa Dua, Kebon Jeruk, Jakbar.
Opsi lain, yakni Keihin PE28 (gbr.1) punya Honda NSR SP. Produk ini di pasaran cukup mudah ditemui. Banderolnya pun tergolong bersahabat di kantong anak-anak muda, terutama pelajar. Yaitu sekitar Rp 550 ribuan. "Karbu ini bisa dibilang karbu sejuta umat. Banyak sekali yang pakai," bilang Rere, mekanik Ahau Motor (AM) di kawasan Kelapa Dua, Depok, Jabar.
Untuk pasang di Satria FU pun gak perlu ganti karet intake manifold standar. "Walau diameter venturinya 28 mm (lebih besar 2 mm dari karbu standar), masih bisa kok dijejali ke intake manifold bawaan motor (gbr.2)," terang Rusli yang juga mekanik AM.
Tapi, lanjut Kuda (sapaan akrab Rusli), jika pakai PE28 kabel gas mesti diganti. "Gak bisa lagi pakai kabel gas standar. Boleh pakai kabel gas Shogun 125 atau bila perlu sekalian ganti gas spontan (gbr.3)," sarannya.
Selain itu, karena moncong karbu yang menghadap filter udara lebih gede dibanding karbu standar, otomatis filter karbu bawaan motor juga gak bisa lagi dipakai. "Untuk part ini bisa diganti pakai filter karbu racing guna menghindari kotoran masuk ruang bakar. Misal produk TDR, K&N dan lainnya," timpal Hasan.
Oh iya, kata Hasan yang mantan mekanik bengkel resmi Suzuki, untuk Satria FU standar yang masih menggunakan knalpot es-te-de, kombinasi spuyer (gbr.4) jika mengaplikasi PE28, yakni pilot jet pakai ukuran 38 dan main jetnya 115. Namun jika knalpot diganti jenis free flow, cukup pilot jetnya saja yang dinaikkan 1-2 step jadi 40 atau 42.
Dari hasil pengukuran akselerasi yang OTOMOTIF lakukan, penggunaan karbu PE28 dengan kombinasi spuyer 38/115 (pj/mj) pada Satria FU gres 2010 yang knalpot dan mesinnya masih standar pabrik, peningkatan percepatannya lumayan lo. Akselerasi bawah juga terasa lebih responsif.
Terbukti untuk menempuh jarak 0 - 210 meter yang semula diraih dalam waktu 11,8 detik (standar full), setelah pakai PE28 jadi 11,0 detik. Sementara pada jarak tempuh 0 - 402 meter yang standarnya butuh waktu 19,5 detik, terpangkas jadi 18,6 detik.
Penulis/Foto: DiC / Andhika