OTOMOTIFNET - Berkat aneka fitur yang diusungnya, transmisi otomatis dapat menjelma menjadi sosok yang ‘pintar’. Terutama dalam hal membaca kondisi jalan dan keinginan pengendara
Pada dasarnya, hal utama yang diraih mobil bertransmisi otomatis adalah unsur kenyamanan dan kemudahan. Dan untuk mencapai poin itu, girboks jenis ini pun dilengkapi aneka fitur demi mengoptimalkan kinerjanya.
Fitur-fitur tersebut hadir dengan berbagai fungsinya masing-masing. Ada yang bertujuan untuk maksimalisasi performa, memperbesar efisiensi konsumsi bbm, menjaga traksi dan lain-lain.
Berikut sejumlah fitur yang biasa tersemat di mobil-mobil betransmisi otomatis. Umumnya setiap pabrikan memiliki fitur yang menjadi menu andalan. Namun semuanya bertujuan untuk membuat transmisi mampu membaca kondisi dan keinginan pengemudi.
1. Grade Logic Control atau Super ECT
Salah satu kelemahan mobil bertransmisi otomatis adalah perpindahan giginya yang tidak terkontrol oleh pengemudi. Misalnya transmisi berpindah ke gigi lebih tinggi dan mobil meluncur ketika jalan menurun.
Atau sebaliknya, terjadi perpindahan ke gigi lebih rendah ketika sedang dibutuhkan kecepatan untuk menyalip di jalan menanjak.
Hal ini terjadi karena perpindahan gigi di transmisi otomatis terjadi berdasarkan kecepatan mobil, serta beban dan putaran mesin.
Nah, untuk mengatasi kekurangan itulah lahir teknologi Grade Logic Control di Honda, dan Super ECT pada mobil-mobil keluaran Toyota. Dengan teknologi ini, transmisi dapat ‘membaca’ kondisi jalan sehingga posisi gigi dapat dipertahankan lebih lama.
Hasilnya adalah efek engine brake ketika mobil melaju di jalan menurun. Selain itu kemampuan berakselerasi juga lebih baik ketika mobil berada di tanjakan.
2. Launch Control
Pada mobil-mobil bertenaga besar, akselerasi menjadi proses yang agak tricky karena berpotensi membuat roda penggerak mengalami spin. Tapi di mobil matik, hal itu sulit terjadi karena gejala selip berlebih pada transmisi. Untuk memberikan kemampuan akselerasi optimal, produsen mobil turut menyematkan Launch Control.
Fitur ini diaktifkan dengan cara menginjak pedal gas dan rem secara bersamaan. Dalam kondisi ini, komputer akan membuat mesin bekerja di putaran tertentu sambil mengunci transmisi. Begitu pedal rem diangkat, lock transmisi akan dilepas oleh komputer dan mobil langsung melesat dengan spin dalam batas minimal.
3. Squat Control
Torsi mesin besar juga bisa menimbulkan masalah lain, yaitu entakan ketika transmisi matik melakukan perpindahan gigi. Untuk menghadapi kondisi ini, beberapa produsen mobil mengembangkan fitur Squat Control. Fitur ini secara otomatis memindahkan gigi transmisi ke posisi lebih tinggi ketika pedal gas diinjak secara mendadak.
4. Lock-Up
Fitur ini dihadirkan oleh produsen mobil untuk memberikan efisiensi konsumsi bbm. Cara kerjanya adalah dengan meniadakan slip di transmisi otomatis yang diakibatkan oleh fluida yang menjadi medianya. Alhasil, tenaga mesin akan tersalur sempurna ke roda sesuai perbandingan giginya.
5. Sport Mode
Awalnya transmisi matik identik dengan performa yang lamban dan kurang responsif. Hal ini berdampak pada rasa berkendara yang menjadi kurang mengasyikkan. Untuk membuatnya menjadi lebih mengasyikkan – terutama bagi pengendara dinamis dan agresif – diciptakanlah fitur Sport Mode pada transmisi otomatis modern.
Kinerjanya dapat dirasakan dari waktu perpindahan gigi yang terjadi pada putaran mesin lebih tinggi dari biasanya. Dampaknya adalah karakter mobil yang berubah menjadi lebih agresif.
Dan dalam perkembangannya, mekanisme Sport Mode tidak hanya berkutat pada waktu perpindahan gigi, tapi juga terintegrasi dengan sistem suspensi dan kemudi. Alhasil, karakter sport pun kian kental seperti yang diterapkan oleh jajaran produk Volkswagen dan Audi.
6. Eco atau Econo
Sesuai namanya, mode ini berorientasi pada kehematan bbm (ekonomis). Selain mengatur perpindahan gigi pada putaran mesin rendah, beberapa mobil fitur ini juga mengatur program komputer ECU dalam hal debit bbm pada tingkat yang lebih sedikit, sehingga tercapai konsumsi bbm yang efisien.
7. Tiptronic
Aura fun to drive seperti pada mobil bertransmisi manual kini sudah dapat dirasakan oleh pengemudi mobil matik. Karena produsen menyematkan teknologi perpindahan gigi yang dapat diatur secara manual oleh pengendara.
Tak ayal, pengemudi pun semakin berkuasa mengatur posisi gigi sesuai kebutuhan dan keinginanya, meski unsur safety tetap medapat perhatian. Seperti kemungkinan terjadi over rev atau start dari gigi tinggi akibat lupa memindahkan posisi gigi.
Posisi pengaturan pun dapat ditempatkan sesuai keinginan produsen mobil, seperti di tuas transmisi atau lingkar kemudi dan ditandai oleh lambang (+) dan (-).
8. Winter Mode
Fitur ini hadir dari kebutuhan pengendara saat melaju di jalan licin seperti saat musim dingin yang penuh salju. Ketika mode ini diaktifkan, maka yang digunakan ketika start adalah gigi 2. Setelah itu, dalam kecepatan yang sama, Winter Mode menggunakan gigi yang lebih tinggi dibanding mode Normal. Hal ini untuk mencegah hilangnya traksi atau bahkan spin di jalan licin.
9. Gate Type Shift
Merupakan tipe alur berkelok pada pergerakan tuas transmisi. Hal ini bertujuan agar tidak terjadi kesalahan ketika pengemudi memposisikan tuas transmisi.
10. Overdrive
Merupakan mode yang memfungsikan gigi tertinggi dari semua gear yang tersedia di transmisi. Dengan rasio putaran gigi yang lebih kecil dari putaran mesin, maka mesin akan berjalan dengan putaran yang lebih rendah dan konsumsi bbm menjadi lebih hemat.
11. Hold
Fitur penguncian posisi gigi yang antara lain terdapat di mobil keluaran Mazda. Jika tombol ini ditekan ketika posisi tuas berada di ‘D’ maka transmisi akan mengunci di gigi 2 dan 3. Sedangkan saat tuas di posisi ‘S’, transmisi hanya berada di gigi 2.
Penulis: Trybowo Laksono
Foto: Pekik Udi Irianto