OTOMOTIFNET - Ibarat darah, pelumas atau oli sangat vital buat kendaraan. Pelumas dapat meningkatkan kerja mesin dan menentukan panjang pendeknya umur mesin. Banyak macam dan jenis oli dijual di pasaran, baik produk lokal maupun impor.
Begitupun kandungan yang dimiliki. tetapi pabrikan mobil (ATPM) sudah membuat spek sendiri untuk dikonsumsi kendaraan yang diproduksinya. Lalu bagaimana jika ingin ganti oli lain?
HILANG GARANSI
Ketika membeli sebuah mobil, pemilik tak perlu pusing memikirkan harus pakai oli apa ketika sudah tiba waktunya ganti oli mesin. Dalam buku manual sudah disebutkan tipe dan jenis pelumas yang dipakai.
“Kalau mobil selevel Audi punya standar sendiri. Tetapi Audi yang satu grup dengan VW, punya kode tertentu mana oli-oli yang bisa dipakai,” ujar Dedy Yudantyo, dept. head Audi Center di Jln. MT Haryono, Jakarta. Seperti VW 54000 untuk mesin bensin. Itu kode selain SAE dan API Service.
Section head technical service division-training dept. PT Toyota Astra Motor, Iwan Abdurahman menyebut, oli rekomendasi pabrikan kita tentunya sudah diuji oleh para insinyur di Toyota.
Tetapi ada kalanya orang ingin coba merek lain. Misal tergiur setelah melihat tawaran iklan dari sebuah merek oli tertentu. Apalagi masih ada yang beranggapan oli merek luar negeri (built-up) dan mahal pasti bagus.
“Jika ada mobil baru datang, dapat diketahui oli apa yang bisa masuk ke kategori 50400. Kita tidak berpatokan pada satu merek tertentu, meskipun di pabriknya pakai Castrol. Lihat saja apakah ada kode VW di kemasan oli,” kata Dedy.
Iwan mengaku banyak oli bagus di luar rekomendasi pabrik.
“Kita tidak melarang untuk memakainya. Tetapi karena tidak pernah diuji, kita khawatir gara-gara menggunakan oli yang diinginkan terus terjadi problem pada mesin. Sebab ini berhubungan dengan garansi,” kata Iwan.
Kalau mesin bermasalah itu kita diuji dan ternyata penyebabnya dari oli di luar anjuran pabrik, maka garansinya tidak bisa dicover. Normalnya, mobil Toyota pakai oli dengan spek 20W 50.
Kalau mau ganti, lihat kekentalan dan grade-nya (API) dan dicocokkan dengan pabrikan, sehingga umur mesin jadi panjang.
Perhatikan juga gradenya (tingkat kebagusan). Ada grade SG, SJ atau SL. Makin tinggi urutan huruf belakangnya, berarti gradenya paling baik.
Arifin, pemilik toko Waroeng Oli di Blok C-1, Pasar Mobil Kemayoran, juga menyebut boleh ganti saja merek lain. Baik oli buatan Eropa, Jepang atau Amerika.
Karena semua sudah punya standar ketentuan, misal Eropa itu ACEA, Jepang JASO dan Amerika API. “Yang perlu diperhatikan angka SAE-nya, kalau API rata-rata sudah bagus,” paparnya.
Penulis/Foto: Fend / Johan, Reza