Meski terdengar sempurna, namun SUV seharga RP 1,149 miliar off the road ini bukan tanpa kekurangan. Berstatus CKD, X5 banyak kehilangan fitur-fitur penting yang sebenarnya vital bagi sebuah SUV mewah, apalagi keluaran pabrikan Jerman seperti BMW.
Pertama, Smart Key yang disertai tombol Start/Stop Engine tidak dapat digunakan sebagai passive keyless entry. Artinya, harus mengeluarkan anak kunci dan menekan tombol setiap kali ingin masuk.
Selanjutnya, mengingat dimensinya yang ekstra-besar, memakirkan X5 memang tidak mudah. Memang sih ada bantuan sensor parkir yang detailnya ditampilkan di layar dan spion kiri yang turun untuk memudahkan melihat garis. Namun tetap saja kamera belakang harusnya jadi standar. Bahkan, kamera 360 derajat sepertinya lebih cocok memenuhi monitor 10,2 incinya yang indah itu.
Untuk speaker, ke mana sistem audio Harman Kardon seperti di varian BMW lainnya? Karena rasanya 9 speaker dengan output 205 W tidak cukup kalau sudah sering naik Bimmer dengan sistem premium tersebut.
Testimoni
Arif Maulana, pengguna BMW X5 1st Gen
Setir kurang komunikatif dengan jalan, seperti agak kosong, beda dengan X5 generasi pertama. Mungkin efek dari EPS. Suspensi jauh lebih enak dibanding model lama, tapi karena airsus jadi agak mantul-mantul saat dibawa ngebut. Sedangkan performa mesin enak banget, torsi berlimpah dan konsumsi cukup irit.
Interior jauh lebih kedap dibanding model lama. Desain bodinya gagah, tapi dimensi agak bongsor jadi kurang pede untuk menyelip di jalan tol atau pun jalan biasa.
DATA SPESIFIKASI
Mesin: Diesel 4-silinder segaris 1.995 cc dengan twin-scroll turbocharger dan High Precision Direct Injection, Double VANOS dan Valvetronic
Output Maksimum: 218 dk @ 4.400 rpm