Baca Spesifikasi Penggerak di Brosur, Karakter Mobil Tak Bisa Langsung Tebak

Otomotifnet - Senin, 22 Februari 2016 | 08:38 WIB

(Otomotifnet - )

Tahukah mengapa nama rack & pinion selalu disebut sebelum power steering? Atau mengapa rasio gigi 1 lebih besar dibanding gigi 2?

Jakarta - Mau baca brosur mobil-mobil terkini maupun 10 tahun lalu, banyak yang tidak berubah. Hal-hal seperti di atas, kemudian nama transmisi dengan sekian percepatan, kata coil spring di belakang nama MaCPherson Strut atau istilah EPS mungkin membingungkan bagi sebagian besar kaum yang kurang mengerti soal mobil. Kalau sales dari showroom mengatakan mobil yang ini lebih nyaman dibanding lainnya karena sudah menggunakan suspensi independen, apa Anda langsung percaya? Atau ketika jumlah percepatan transmisi lebih sedikit, apakah selalu berarti kurang canggih?

Melanjutkan seri OTOMOTIF Goes to Basic 1 pada Edisi 34:XXV, kali ini kembali membahas dasar bagaimana kaum awam bisa mudah mengerti dalam membaca spesifikasi saat memilih mobil impiannya. Kalau sebelumnya soal mesin, sekarang kami akan fokus di bagian penggerak yang terdiri dari jenis transmisi, rasio gir, suspensi, jenis rem, jenis setir dan power steering-nya, penggerak roda hingga ban. Yuk, langsung simak panduan di bawah ini. • (otomotifnet.com)

Transmisi

Transmisi

Selain mesin yang dipakai, jenis transmisi juga krusial karena menjadi bagian yang menyambungkannya ke roda dan memungkinkan mobil berjalan. Memilih mau transmisi manual atau otomatis memang selera, tetapi bingung kan kalau ada tambahan kata-kata seperti steptronic, sequential, 9-percepatan atau direct gear? Nah, mulai dari awal ya. Selain manual dan otomatis, masih ada tambahan automated manual, CVT, dual clutch dan transmisi langsung. Sedangkan nilai angka setelah jenis transmisi menyatakan jumlah gigi. Misalnya, transmisi otomatis 6-percepatan berarti terdapat 6 rasio gir berbeda yang perpindahannya diatur secara otomatis oleh ECU.

Kemudian sisa jenis transmisi lainnya pun dapat digolongkan ke otomatis, tetapi cara kerjanya yang berbeda. Automated manual misalnya seperti di Suzuki Karimun Wagon R AGS (Auto Gear Shift). “AGS adalah penggabungan transmisi manual dan otomatis yang mengguakan rasio seperti manual, tetap dapat dioperasikan secara otomatis,” ungkap Totok Yulianto, Service 4W Technical & Quality Group Head PT Suzuki Indomobil Sales.Lalu istilah seperti tiptronic, steptronic atau shiftronic berarti transmisi otomatis konvensional bermetode torque converter dilengkapi dengan perpindahan manual yang dilakukan secara elektronik.

“Tiptronic itu sebenarnya otomatis, tapi bisa ganti gigi secara manual pakai tuas atau paddle shift,” jelas I Ketut Sudarmawan, Service Advisor Daihatsu Jakarta cabang Bintaro.Dual clutch transmission atau DCT, PDK, DSG, PowerShift dan masih banyak nama lainnya, sebenarnya memiliki struktur trasmisi manual, namun mengaplikasikan dua kopling yang dioperasikan elektronik secara otomatis untuk perpindahan yang jauh lebih cepat dibanding menggunakan tuas atau transmisi otomatis torque converter. Sedangkan

CVT (Continuously Variable Transmission) memanfaatkan dua puli yang disambungkan dengan sabuk baja untuk menghadirkan rasa mulus tanpaadanya perpindahan gigi sama sekali. Terakhir, transmisi lansgung (direct gear) atau yang bisa disebut single speed transmission biasa digunakan di mobil listrik, dimana tidak dibutuhkan tenaga lebih di awal yang biasa dikerjakan oleh rasio gigi 1 karena motor listrik menyediakan torsi instan dari awal.

Suspensi

Suspensi

Secara garis besar, suspensi dibagi dua golongan yaitu independen dan rigid. Sesuai namanya, independen berarti sistem suspensi pada roda kiri dan kanan terpisah agar dapat bergerak lebih bebas. Sedangkan tipe rigid menyatu antara roda kiri dan kanannya. Untuk suspensi independen, yang paling umum ada McPherson dan Double Wishbone. “McPherson punya konstruksi lebih simpel, jadi mudah perawatan karena komponennya lebih sedikit. Double Wishbone bisa lebih nyaman dan kuat tapi konstruksinya lebih rumit,” tambah Iwan.

Di beberapa kendaraanmahal, tipe multilink yang menggunakan lebih banyak komponen dan konstruksi lebih rumit lagi juga dipakai untuk menambah kenyamanan. Lalu suspensi rigid, memakai per daun yang paling tangguh tetapi cenderung keras, biasanya digunakan oleh truk atau kendaraan komersial. SUV dan MPV biasanya menggunakan jenis 4-link yang lebih nyaman dibanding leaf spring, sedangkan tipe Torsion Beam yang lebih simpel dengan menghubungkan roda belakang kiri dan kanan via batang besi guna peredaman. Biasanya dipasang di mobil berukuran kecil.

Namun yang mesti diingat, hanya melihat jenis suspensi yang digunakan tidak berarti karakter kakikaki mobil di jalan pun langsung diketahui. “Masih ada berat mobil, jenis ban dan lain-lain yang menentukan mobil itu nyaman atau tidak, enggak bisa lihat nama pernya saja,” terang I Ketut.

Setir & Power Steering

Setir & Power Steering

Selain kata power steering, biasanya terdapat ‘Rack and Pinion’ di depannya. Nah, itu menunjukkan jenis setir yang digunakan atau lebih tepatnya bagaimana setir dihubungkan ke roda. Meskipun kebanyakan sudah menggunakan rack and pinion, tapi ternyata masih ada jenis yang lain loh. “Kalau di Suzuki model lama seperti Carry 1000, Katana, Escudo 1.6, itu masih pakai model recirculating ball and nut. Jenis ini menyambungkan kolom setir ke link link untuk membelokkan roda dari girboks,” terang Totok.

Ia juga menyatakan jenis ini sudah jarang dipakai karena kurang sensitif dan memiliki desain rumit, hanya saja getaran dari roda teredam oleh sambungan tadi sehingga tidak langsung terasa di setir. Kemudian rack and pinion pun dipakai di sebagian besar mobil kini karena memiliki desain yang lebih sederhana. “Gerak putar dari pinion diubah jadi gerak datar kesamping sehingga sudut belok sensitif, tajam dan ringan,” tambah pria ramah itu. Namun ada satu pabrikan yang mencoba lebih jauh yang menghilangkan hubungan mekanis dari setir ke roda, yaitu Infiniti.

Disebut Direct Adaptive Steering atau steer-by-wire, sinyal akan dikirimkan ke aktuator ketika setir dibelokkan, kemudian datanya dilanjutkan ke ECU dan selanjutnya ke aktuator sudut setir yang akan membelokkan roda. Di luar jenis setir, power steering yang membantu pengemudi agar dapat memutar setir lebih ringan dibagi menjadi tipe hidrolis dan elektronik (EPS atau Electronic Power Steering). Tipe hidrolis memanfaatkan tekanan cairan dari pompa yang kemudian menekan piston pada gir setir, membuat tekanan hidrolis meringankan pekerjaan pengemudi.

Namun mengambil energi dari kinerja mesin berarti power steering hidrolis akan berpengaruh terhadap konsumsi bahan bakar. Oleh karena itu, EPS menjadi lebih populer karena menggunakan motor yang tidak tersambut ke kinerja mesin sama sekali. Meski kurangnya feel seperti pada hidrolis belum bisa dipecahkan 100% hingga sekarang.