Lebih Dekat dengan Suzuki Mobil Indonesia, Konsistensi Tema Irit

Otomotifnet - Senin, 11 April 2016 | 08:11 WIB

(Otomotifnet - )

Pasti, menurut saya isu soal LCGC 7-seater itu bukan terjadi karena strategi. Kalau bisa ada di semua segmen SUV, MPV, bahkan sedan pernah ada. Kalau di Indonesia spesifikasi 7-seater bisa masuk di semua segmen. Dan peluangnya memang ada.

Bisa (dibilang 7-seater itu magic word. ) Bagaimana dengan Wagon R 7 seater? Tahun 2013 kami pernah men-display WagonR 7-seater. Tapi itu hanya untuk kebutuhan studi. Kami mencoba untuk melihat 5- seater dan 7-seater itu perceived value-nya berapa?

Misalnya kalau yang 5-seater itu harganya Rp 100 juta maka yang 7-seater itu kenaikan harganya berapa yang bisa dikomentarin responden. Apakah ada kemungkinan dilaunching tahun ini? Yang jelas tahun tahun ini belum meluncur. Yang jelas studi tetap berjalan terus. Kalau kami maunya memang sesegera mungkin.

Suzuki sebenarnya termasuk pionir di sejumlah segmen, seperti SUV maupun city car. Apakah ada rencana strategis untuk menghadirkan produk yang bakal jadi pemain utama di segmen itu?

Untuk Grand Vitara kami mempertimbangkan untuk masuk ke Indonesia. Ada sejumlah pilihan, ada Vitara Brezza di pasar India, kita juga punya New Grand Vitara yang mostly dipasarkan di pasar Eropa. Jadi ada beberapa pilihan, kami masih mempertimangkan mana yang lebih menarik karena dua-duanya punya desain yang menarik.

Suzuki termasuk salah APM yang punya pabrik dengan kapasitas produksi besar. Bagaimana optimalisasinya saat ini? Saat ini kapasitas produksi pabrik yang ada di Cikarang (Jabar) 5.000- 6.000 unit per bulan. Untuk sementara kapasitas itu masih mencukupi, karena belum semua area yang ada dibangun unit produksi.

Selain itu masih ada pabrik Suzuki yang di Tambun (Bekasi), untuk memproduksi APV, Carry, dan Futura. Untuk sementara kapasitas produksi pabrik yang ada masih mencukupi untuk mendukung mobil yang diproduksi di Indonesia.

Tagline ‘irit’ apakah masih dipertahankan oleh Suzuki? Masih, apalagi sekarang isu minyak bumi semakin langka dann pemerintah akan lebih membuat masyarakat lebih mandiri dalam mengonsumsi BBM.

Hal yang kedua, soal irit sangat berkaitan dengan emisi gas buang. Makin minim emisi gas buang maka bagaimana membuat mesin yang irit, enggak usah bicara soal Euro 3 atau Euro 4 dulu. Nah, isu irit tidak akan pernah berhenti menjadi salah satu nilai jual suatu produk.

Selain itu perlu diperhatikan bahwa mobil itu berkaitan dengan cost of ownership. Itu bisa dilihat dari porsi penjualan mobil LCGC di 2015 yang sebesar 16 persen dari total market.• (otomotifnet.com)