Sebelumnya, OTOMOTIF sudah menguji All New Kijang Innova mesin bensin M/T. Kemudian varian teratas bermesin diesel A/T pun sudah kami tes. We love them!
Jakarta - Desain interior yang membuatnya terasa lebih mahal, kaki-kaki empuk yang membuat perjalanan ekstra-nyaman, hingga konsumsi solar yang irit membuat kami cepat move on dari Kijang Innova generasi pertama.
Kini, giliran varian tertinggi Q di line up mesin berkapasitas 2.000 cc-nya yang diuji. Sekali lagi, kami masih mengagumi bagaimana Toyota berhasil menciptakan interior yang terasa mahal.
Percaya atau tidak, salah seorang penumpang yang kami ajak naik unit tes ini bahkan berkata SUV Jerman yang harganya 5 kali Innova termahal tidak terlampau jauh soal feel mewahnya.
Kami suka desain lampu kabin depan dan arm rest di pintu berbahan lembut yang ‘nyeleneh’, lalu meja lipat di baris kedua yang dilapis sedikit wood panel di ujungnya, hingga ke sentuhan kecil seperti ukiran bertuliskan “INNOVA” di atas MID dengan layar TFT.
Harus diakui, ini termasuk salah satu mobil yang tidak kami protes meskipun bahan soft touch sama sekali absen. • (otomotifnet.com)
Mesin Butuh Perhatian
Smart key yang cukup dikantongi untuk membuka dan menutup kunci pun sangat mempermudah proses keluar masuk, begitu juga tombol Start/Stop Engine.
Begitu mesin dinyalakan, terdengar raungan yang sama persis ketika mencoba Kijang generasi keenam lebih dari satu dekade lalu.
Ya, mesin 1TR-FE yang sudah cukup berumur masih digunakan. Hal ini pun berakibat tidak baik di segi performa.
Meskipun berkembang dengan perbedaan yang sangat kecil dibanding generasi lawas, angka yang kami dapat dari MPV 7-seater ini masih jauh dari baik.
Diam ke 100 km/jam hanya bisa didapat dalam 14,8 detik. Dampak pun mengikut ke konsumsi, dengan melaju konstan 100 km/jam hanya bisa mencetak 12,7 km/liter. Bukan cuma di atas kertas, di dunia nyata pun terasa.
Bahkan dalam Power Mode yang sebenarnya tidak terlalu berbeda dengan mode normal, overtaking terasa cukup berat, apalagi raungan khas fan non-elektrik yang masih menyatu dengan putaran mesin memberi sensasi mobil sedang tersiksa.
Transmisi 6 percepatannya yang segar pun tidak membantu. Dibandingkan pemindah gigi lamanya yang hanya 4 percepatan, perpindahannya tidak terlalu halus, apalagi ketika kickdown.
Saat melewati rute tanjakan di daerah Puncak, proses naik dan turun gigi terlalu sering terjadi. Sepertinya akan lebih baik bila digunakan transmisi CVT milik Camry atau Vellfire.
Masih MPV Super Nyaman
Seberapa pun kami tidak menyukai kombinasi mesin tua dan transmisi barunya, hal tersebut hampir selalu ditutupi kekedapan kabin yang baik dan bantingan yang sangat lembut.
Jok baris kedua memang masih terasa tinggi dibandingkan dengan jok depan yang sudah direndahkan, namun tidak terlalu mengganggu, apalagi dengan konfigurasi captain seat-nya.
Monitor plafon juga hadir di varian Q ini yang tersambung langsung ke head unit di depan. Bicara HU, unit yang ada dalam Innova teratas ini menyenangkan untuk digunakan.
Resolusi tinggi membuat setiap gambar dan huruf di layar 8 incinya terlihat tajam, respon sentuhan juga sangat minim lag, multi-gesture seperti pinch dengan 5 jari untuk kembali ke home screen, swipe 4 jari ke atas untuk mematikan layar dan ke bawah untuk mute pun terasa fluid.
Sayang, air gesture hanya bekerja kapanpun ia mau bekerja, fitur navigasi juga tidak diselipkan.
Fitur Auto Up/Down untuk semua jendela juga terasa mewah untuk mobil dengan harga di bawah Rp 400 juta.
Lampu depan otomatisnya juga kembali menaikkan status MPV yang beberapa tahun lalu sempat disebut mobil sejuta umat ini, sayang pancaran LED putihnya kurang dapat menembus kabut tebal yang masih terbantu high beam halogen kuningnya.
Overall, fitur dan kenyamanan yang diberikan The Legend Reborn ini bisa dibilang sangat memuaskan.
Ya, kami menunggu kombinasi sempurna All New Innova dengan mesin bensin baru dan transmisi otomatis yang lebih dioptimalkan.
Untuk sekarang, menambah Rp 39 juta untuk memilih Innova Diesel 2.4 Q A/T akan jadi pilihan yang lebih masuk akal.
Data Spesifikasi
Mesin: 1TR-FE, 4-silinder segaris, DOHC dan Dual VVT-i
Kapasitas: 1.998 cc
Tenaga Maksimum: 137 dk @ 5.600 rpm
Torsi Maksimum: 183 Nm @ 4.000 rpm
Transmisi: Otomtis 6-percepetan
Dimensi (p x l x t): 4.735 mm x 1.830 mm x 1.795 mm
Wheelbase: 2.750 mm
Sistem kemudi: Rack & Pinion Power Steering
Suspensi Depan: Double Wishbone dengan Coil Spring dan Stabilizer
Suspensi Belakang: 4-Link dengan Coil Spring dan Lateral Road
Rem Depan/Belakang: Cakram Ventilasi/ Teromol
Ukuran Ban: 205/65R16
Harga: Rp 384.800.000 (on the road Jakarta)
Data Tes
Akselerasi Grand New Kijang Innova 2.0 A/T All New Kijang Innova 2.0 A/T
0 – 60 km/jam - 6,6 detik
0 – 100 km/jam 14,9 detik 14,8 detik
40 – 80 km/jam 6,6 detik 6,4 detik
0 – 201 m - 13 detik
0 – 402 m 20 detik 19,9 detik
Konsumsi Grand New Kijang Innova 2.0 A/T All New Kijang Innova 2.0 A/T
Dalam Kota 8,3 km/liter 8,6 km/liter
Konstan 60 km/jam - 18,5 km/liter
Konstan 100 km/jam 11,5 km/liter 12,7 km/liter
Pesaing:
All New Kia Carens A/T
Mesin: Nu 4-silinder segaris 1.998 cc D-CVVT
Tenaga / Torsi: 152 dk @ 6.500 rpm / 194 Nm @ 4.850 rpm
Transmisi: Otomatis 6-percepatan dengan Shiftronic