Dyno Test Mobil, Buat Balap Sampai Standar

Otomotifnet - Minggu, 3 April 2016 | 08:41 WIB

(Otomotifnet - )

Jakarta - Ngobrolin upgrade performa mesin, selalu berkaitan dengan bengkel khusus dan alat yang dinamakan dynometer. Pada awalnya mungkin penggunaan alat tersebut hanya untuk kebutuhan balap saja. Namun dengan perkembangan zaman dan makin banyaknya part aftermarket pendongkrak performa, maka makin banyak yang membutuhkan dynometer. Dengan hasil yang presisi, membuat mekanik dapat dengan mudah memastikan hasil akhir performa mesin dan bahkan juga bisa sampai ke urusan konsumsi bahan bakar. Mau tahu lebih detail? silakan lanjut bacanya. • (otomotifnet.com)

Apa Itu?

Istilah tersebut merupakan pengetesan terhadap mesin kendaraan, agar didapat angka besaran torsi dan tenaga, dengan alat khusus yang biasa disebut Dynometer. Torsi sendiri merupakan kemampuan mesin untuk menggerakkan kendaraan dari kondisi diam hingga berjalan. Torsi ini berkaitan dengan akselerasi.

Sedangkan power bisa diartikan, seberapa cepat kendaraan tersebut mencapai kecepatan tertentu. Misalnya kendaraan A bisa menempuh 0-100 kpj selama 6 detik, sedangkan kendaraan B cukup 5,5 detik. Dengan demikian, diartikan power kendaraan B lebih besar dari A. Besaran torsi salah satunya diwakili dengan Nm (Newton meter) pada rpm tertentu.

Sementara untuk tenaga, pakai satuan dk (daya kuda) pada rpm tertentu. “Hasil dari pengukuran dengan alat tersebut, biasanya tingkat akurasinya tinggi. Sehingga bagi tuner, bisa dijadikan pedoman untuk melakukan pekerjaannya,” ujar M. Soleh, pemilik workshop Sigma Speed di Pancoran, Jaksel.

Jenis Kendaraan

Jenis Kendaraan

Semua jenis kendaraan baik yang berpenggerak roda belakang maupun depan, atau bahkan depan dan belakang bisa diukur menggunakan dynometer. Bahkan kendaraan yang menggunakan transmisi manual ataupun otomatis, kecuali yang pakai transmisi jenis CVT ya, bisa diukur torsi dan tenaga mesinnya.

Hanya saja memang, kendaraan bertransmisi otomatis, butuh treatment tersendiri. Misalnya pada Toyota Avanza otomatis, maka tuas persnelingnya dikunci pada posisi D3. Agar pada putaran mesin tertentu, gigi percepatannya enggak lompat ke angka yang selanjutnya.