Jadi Bahan Ketawa, Keselamatan Justru Dimulai dari Kaum Wanita

Otomotifnet - Kamis, 21 April 2016 | 22:56 WIB

(Otomotifnet - )

“Perempuan yang baik tidak mengajarkan mentalitas jalan pintas,”

Hal ini dilontarkan oleh Edo Rusdyanto, penggiat keselamatan berlalu lintas d Jakarta, Kamis (21/4).

Bukan sekadar lontaran, Edo nampaknya menaruh perhatian serius terhadap keselamatan wanita di jalan raya menanggapi banyak candaan, bahan ketawaan serta bully-an yang kerap diterima wanita di media sosial akhir-akhir ini.

Mentalitas jalan pintas yang dimaksud adalah hal-hal sepele yang dapat membahayakan keselamatan pengendara seperti tidak memakai peralatan berkendara secara lengkap atau menyuruh seseorang untuk ‘ngebut’ demi cepat sampai tujuan.

“Buat yang perempuan nih jangan mau dibonceng sama pacarnya kalo nggak pake helm. Atau kalo pacarnya telat datang ke rumah, maklumi aja, mungkin lagi kena macet di jalan,” canda Edo.

Sebab menurut Edo, selama berkendara di jalan raya kita harus mempunyai tujuan yang baik yakni selamat sampai tujuan.

Karena itu, edukasi mengenai berkendara yang baik harus dimulai dari wanita itu sendiri.

“Kenapa? Karena nanti wanita yang akan menasihati suami dan keluarganya untuk selalu berhati-hati di jalan,” katanya.

Hal itulah yang nampaknya bagi Edo, belum disadari oleh kebanyakan kaum hawa.

Meski dirinya menegaskan bahwa tidak bermaksud mebedakan gender atau mendiskriminasi kaum wanita di jalan raya.

Namun keselamatan wanita sudah seharusnya menjadi perhatian bersama karena menyangkut generasi ke depan.

“Merusak satu wanita sama saja dengan merusak satu generasi,” tambahnya.

Sementara itu bagi pengendara pria, Edo menyarankan untuk lebih mengerti dan memahami keadaan wanita di jalan raya.

Jika ada pengendara wanita yang tak sengaja melanggar dan ‘susah’ dinasihati, sebaiknya kita tetap berpikir positif dan jangan terprovokasi.

“Doakan aja yang baik-baik, anggap aja ujian iman, kemudian menenangkan diri dengan menarik nafas setiap 4-5 detik,” saran Edo.

Bukan sekadar guyonan semata, menghadapi orang yang kerap sulit dinasihati, baik pria maupun wanita memang membutuhkan kesabaran.

“Jangan bilang ‘jangan mabuk’ pada orang yang sedang mabuk,” begitu Edo menganalogikan cara memberi edukasi pada pelanggar lalu lintas yang baik.

Sebab katanya, percuma saja jika orang yang tengah ditegur tidak merasa salah.

Lebih baik kita mengedukasi dengan mencontohkan langsung cara berkendara yang baik. (otomotifnet/Indri)