Mengatasi ‘Police Anxiety’ Intinya Jangan Ikut-ikutan
Shinta menuturkan, solusi terbaik untuk mengatasi Police Anxiety itu ada dua, yakni dari diri pribadi serta dari pihak aparat.
Dari pihak pribadi, setiap orang harus memahami pentingnya menguasai safety riding.
Meski tidak diajarkan secara formal, saat membuat Surat Izin Mengemudi (SIM) pun setiap orang akan ditanya tentang hal tersebut.
“Tidak semua orang memahami, lo. Makanya harus ada pendidikan safety riding. Jadi kenapa sih harus pakai helm, kenapa sih spion itu tidak boleh kecil, kenapa sih begini, pasti itu semua ada alasannya,” kata Shinta.
Kedua, pihak aparat harus memastikan bahwa tidak ada oknum yang memanfaatkan operasi razia sebagai ajang mencari uang.
Selain itu, aparat juga perlu melakukan sosialisasi pada masyarakat terkait aturan berlalu lintas dan safety riding.
Sebab masyarakat yang tak memahami aturan seringkali melamelakukan hal yang secara tak sadar bakal memicu pandangan negatif razia, misalnya memberi uang kepada polisi karena ogah ditilang.
“Tapi begitu polisinya terima uang, cerita-cerita ‘wah gue dipalak nih’. Nah kan selalu begitu. Jadi polisi itu selalu jadi poin yang salah, itu anggapan masyarakat,” ujar lulusan Universitas Indonesia itu.
Terakhir, Shinta menegaskan bahwa masyarakat tak perlu cemas jika benar. Ini membentuk budaya yang benar diapresiasi dan yang salah diberi hukuman.
Menurutnya, apresiasi dan hukuman itu bakal menunjukkan perbedaan hal benar dan salah di masyarakat, sehingga hukum jadi sesuatu yang punya efek dan dampak. •