‘Police Anxiety’,Ketakutan Akan Polisi, Gejala Apa?

Parwata - Minggu, 12 Juni 2016 | 11:25 WIB

(Parwata - )

Padahal, katanya, masyarakat seharusnya lebih mengkhawatirkan keselamatan dirinya daripada razia polisi.

Sayang pemahaman mengenai aturan berlalu lintas yang baik seperti memiliki surat izin berkendara lengkap, mengenakan helm atau menggunakan kaca spion yang benar hanya sebatas peraturan belaka tanpa diresapi maknanya.

“Kenapa sih kita harus pakai helm? Kenapa sih motor harus pakai spion? Nah, itu tuh tidak dipahami sehingga sewaktu dia melakukan kesalahan.

Dia bukan takut bahaya enggak pakai helm tapi malah takut sama polisinya. Sebenarnya itu yang salah,” jelas Shinta sapaan Aully Grashinta. • (otomotifnet.com/Indri)

Enggak Ngelanggar Aturan Tapi Masih Takut, Kenapa Ya?

Enggak Ngelanggar Aturan Tapi Masih Takut, Kenapa Ya?

Nampaknya bukan hanya mereka yang berbuat salah saja yang mengalami Police Anxiety. Yang sudah benar pun kerap mengalami hal demikian.

“Nah itu namanya komformitas psikologi, di mana orang itu berperilaku seperti apa yang dilakukan orang-orang di sekitarnya,” tutur Shinta.

Dia mencontohkan, ada fenomena di mana seseorang sudah berusaha menaati aturan namun jadi ikut melanggar karena terpengaruh banyak orang di sekitar yang bersama-sama berbuat salah.

“Itu sebenarnya karena kita di dalam kelompok akhirnya kita terikut pada situasi itu. Itu sudah jadi budaya sosial sehari-hari,” katanya.

Wanita berkacamata itu juga menambahkan, ada juga pengendara yang jadi takut polisi karena sering menerima informasi negatif tentang razia polisi yang selalu mencari kesalahan.

Padahal menurutnya, tak ada yang perlu dicemaskan jika kita sudah mengikuti peraturan. •