Semenjak BMW Group mengembangkan platform seri UKL (Untere Klasse: kelas bawah dalam bahasa Jerman), banyak mobil-mobil entry level BMW atau MINI menggunakan platform ini. Diawali dari MINI 3-door pada 2014 yang menggunakan platform UKL, hingga akhirnya BMW Group membuat lagi platform UKL2 untuk mobil-mobil yang memiliki dimensi sedikit lebih besar.
BMW X1 generasi kedua ini merupakan salah satu mobil yang menggunakan platform UKL2. Mobil ini telah bertransformasi melalui dimensi yang menjadi lebih besar dibanding pendahulunya. Serta yang terpenting, X1 punya senjata baru, baik dari sisi mesin juga transmisi – meski di Indonesia hanya tersedia satu tipe. Layout mesin melintang menjadi indikasi kalau X1 kini memiliki basis penggerak roda depan.
Seperti yang sudah kami ulas di beberapa edisi lalu, BMW X1 sDrive 18i xLine menggunakan mesin yang juga dipakai oleh MINI Cooper terbaru. Mesin 3 silinder TwinPower Turbo berkapasitas 1.499 cc yang memiliki kode B38A15M0 ini bisa menghasilkan tenaga 136 ps serta torsi 220 Nm.
Bila dibanding rival dari Jerman yakni Mercedes-Benz GLA 200, tenaga yang dimiliki X1 masih terpaut sekitar 20 ps dan 30 Nm. Salah satu faktornya, karena GLA 200 punya kapasitas mesin lebih besar yakni 1.595 cc dan dapat tambahan satu silender.
Dari data di atas, bisa diprediksi perbedaan itu berpengaruh terhadap akelerasi. Diajak melesat dari berhenti hingga kecepatan 100 km/jam, BMW X1 memerlukan waktu 11,3 detik. Sementara rivalnya cuma butuh waktu 9,9 detik.
Bahkan salah satu mobil yang berbagi platform dengan X1 dan juga menggunakan mesin serupa yakni BMW Active Tourer bisa berakselerasi 1 detik lebih cepat. Bisa jadi, bobot yang lebih berat 75 kg dibanding Active Tourer mempengaruhi akselerasi X1 menjadi lebih lambat.
Namun untuk akselerasi bawah dan pertengahan, X1 terbilang gesit dibanding pendahulunya. Penyebabnya adalah transformasi dari sistem gerak roda belakang menjadi gerak roda depan membuat tak lagi ada power loss akibat penggunaan kopel ke roda belakang.
Ditambah lagi adanya fitur Driving Experience Control dengan beberapa mode seperti Eco Pro, Comfort, dan Sport yang bisa menambah kesenangan mengemudi. Cukup posisikan Driving Experience Control ke mode Sport, respons pedal akselerator terhadap pun menjadi lebih galak.
Handling-nya kini juga lebih presisi. Saat dipacu di jalan berkelok memang masih terasa gejala understeer khas mobil penggerak roda depan, namun berkat teknologi Dynamic Stability Control, X1menjadi lebih penurut ketika diajak bermanuver.
Sasis baru tentu punya peranan penting, selain itu kombinasi suspensi depan yang menggunakan sistem single-joint strut dan multi-link axle di bagian belakang menghasilkan handling yang impresif. Paduan aluminium swivel bearings, axle carriers, dan control arms yang terbuat dari baja berkekuatan tinggi juga mampu mengurangi bobot sekaligus meningkatkan kekakuan as roda depan.
**##**
Pengalaman kami berada di balik kemudi juga menyenangkan. Dimensi yang lebih besar dibanding pendahulunya sudah tentu berpengaruh ke kabin. Memiliki figur panjang 4.439 mm, lebar 1.821 mm, dan tinggi 1.612 mm membuat kabin X1 terasa lapang. Tinggi yang bertambah 53 mm ditambah desain dasbor yang melandai serta kaca depan berukuran besar membuat visibilitas terasa lebih luas ke segala arah.
Posisi mengemudi juga menyenangkan. Apalagi dengan bantuan tombol elektrik di samping jok, pengaturannya jadi lebih mudah. Sayangnya, jok ini dilapis bahan kulit berwarna terang, jadi akan terlihat cepat mudah kotor.
Jok ini juga memiliki fitur memori untuk memudahkan Anda ketika sering berganti pengemudi. Caranya pun mudah, pastikan posisi duduk Anda sudah ideal, begitu juga dengan sudut spion. Kalau sudah tinggal pencet tombol memori sampai terdengar bunyi “beep”, lalu tekan tombol 1 atau 2.
Bila posisi jok berubah, Anda cukup menekan tombol angka sesuai memori yang sudah Anda simpan. Nanti posisi duduk dan juga spion akan bergerak ke posisi pertama ketika Anda set.
Duduk di belakang kini juga terasa lega. Jok baris kedua ini bisa digeser sejauh 13 cm untuk memberikan ruang tambahan pada lutut. Agar suhu kabin lebih cepat merata, di bagian konsol tengah juga tersedia kisi-kisi AC untuk penumpang belakang.
Meskipun terbilang SUV mungil, namun dari sisi bagasi, X1 juga menawarkan kapasitas yang cukup besar. Kapasitas bagasi kini bertambah 85 liter dibanding generasi sebelumnya yang hanya memiliki kapasitas 420 liter.
Ingin kapasitas bagasi yang lebih luas? Bagasi dari mobil seharga Rp 659 juta (off-the-road) ini bisa dimaksimalkan hingga 1.550 liter. Anda pun dimudahkan ketika ingin melipat jok baris kedua yang memiliki konfigurasi 40:20:40, yaitu cukup menekan tombol yang ada di sisi kanan dan kiri, otomatis jok akan terlipat.
Sayangnya tranformasi dari mobil rakitan pabrik BMW di Sunter, Jakarta Utara ini tidak diikuti dengan hadirnya mesin diesel yang sudah disematkan pada generasi sebelumnya. Tami Notohutomo, Product Planning Manager BMW Group Indonesia mengatakan, “Saat ini masih dipelajari untuk mesin dieselnya,” ungkapnya singkat.
Kita tungg saja kabar selanjutnya.
SPESIFIKASI
APM | PT BMW Indonesia |
MODEL | X1 sDrive 18i xLine |
HARGA | Rp 659 juta (off-the-road) |
MESIN: | |
Tipe | 3 silinder TwinPower Turbo |
Kapasitas | 1.499 cc |
Jumlah katup | 12 |
Tenaga (PS/RPM) | 136/4.400 |
Torsi (Nm/RPM) | 220 /1.250-4.300 |
DIMENSI (MM): | |
PxLxT | 4.439 x 1.821 x 1.612 |
Wheelbase | 2.670 |
TRANSMISI: | |
Tipe | Otomatis 6-percepatan, FWD |
REM: | |
Depan | Ventilated disc |
Belakang | Disc |
SUSPENSI: | |
Depan | Single join strut suspension |
Belakang | Multi link suspension |
BAN: | |
Ukuran | Alloy wheel, 225/50R18 |
DATA TES
BMW X1 sDrive 18i xLine | |
0-60 km/jam | 4,8 detik |
0-100 km/jam | 11,3 detik |
20-40 km/jam | 1,6 detik |
40-80 km/jam | 4,8 detik |
80-100 km/jam | 3,7 detik |
Konsumsi BBM Tol (AVG 62 km/jam) | 18,4 km/liter |
Konsumsi BBM Dalam Kota (AVG 33 km/jam) | 11,4 km/liter |