Ada yang beranggapan kalau penggunaan Continuously Variable Transmission (CVT) membuat akselerasi mobil jadi kurang responsif. Tapi kelebihannya, transmisi jenis ini minim entakan yang diakibatkan perpindahan gigi. Selain itu, banyak pabrikan sudah menerapkan CVT untuk mengejar efisiensi bahan bakar.
Honda merupakan salah satu pabrikan di Indonesia yang melengkapi hampir semua varian mobilnya dengan transmisi yang menggunakan sabuk baja untuk menghubungkan puli ini. Bahkan kini, semua line up New Brio bertansmisi otomatis tak lagi mengandalkan model konvensional melainkan CVT. Bagaimana rasanya setelah mesin L12B dipadukan CVT?
Tetap responsif. Itulah kata yang pertama keluar setelah mencoba mengemudikan New Brio RS. Sedikit saja pedal gas ditekan, mesin langsung responsif menyalurkan tenaganya ke roda depan. Mungkin bagi yang belum terbiasa, kondisi ini justru membuat mobil seperti ‘liar’ di putaran bawah.
Sekadar informasi, mesin L12B yang ada di Brio varian tertinggi ini sudah mengalami peningkatan tenaga. Output maksimum yang tadinya 88 ps di Brio 1.2 A/T kini melonjak hingga 90 ps pada putaran 6.000 rpm. Torsinya juga bertambah 1 Nm menjadi 110 Nm tapi di putaran yang lebih tinggi, 4.800 rpm. Ini menjadikannya New Brio RS jadi city car yang paling bertenaga dibanding para rivalnya.
Tak hanya tenaganya yang melonjak, rasio final gear ternyata juga dibuat lebih besar. Perbandingan gigi akhir yang tadinya 4,562 di Brio 1.2 A/T kini diubah menjadi 4,680 untuk mengimbangi penggunaan CVT.
Hasilnya cukup mengejutkan ketika mobil seharga Rp 175,2 juta ini diajak berakselerasi. Dipacu dari berhenti hingga kecepatan 100 km/jam, mobil yang memiliki berat kosong hanya 965 kg ini bisa membukukan waktu 12,5 detik! Jauh melesat dari Brio 1.2 A/T yang mencatatkan waktu 15,1 detik. Artinya ada peningkatan yang cukup signifikan.
Catatan dari 0 km/jam hingga 60 km/jam pun menunjukkan hal yang positif. Angkanya bisa melonjak 0,3 detik dari yang tadinya mencatatkan waktu 6,2 detik.
Kombinasi penggunaan CVT dan rasio final gear lebih besar justru membuat putaran mesin lebih rendah ketika melaju konstan pada kecepatanj 100 km/jam. Di Brio 1.2 A/T, melaju konstan di kecepatan 100 km/jam, jarum takometer menunjukkan angka 2.300 rpm. Sementara di New Brio RS CVT ini justru lebih rendah yakni 2.200 rpm.
Hal-hal yang sudah disebutkan di atas tentu berpengaruh terhadap konsumsi bahan bakar. Misalnya saja saat kondisi perjalanan dalam kota yang kerap kali stop and go, pengemudi jadi tak perlu menginjak pedal gas dalam-dalam. Hasilnya konsumsi bahan bakar New Brio RS ini bisa mencapai 13,8 km/liter untuk penggunaan di dalam kota.
Hal serupa juga terjadi ketika melaju di jalan bebas hambatan. Karena putaran mesin lebih rendah saat melaju konstan, mobil berwarna Passion Red Pearl ini bisa melaju sejauh 20,3 km untuk setiap liter bahan bakarnya.