Sedikit mengejutkan ketika melihat interiornya, kabinnya terlihat lebih modern. Walaupun agak janggal melihat sistem pengoperasian AC-nya yang menggunakan dua macam tombol. Tombol model tekan, dan model putar. Head unit-nya juga sudah model 2DIN dibalut cover beraksen piano black.
Cukup mengejutkan melihat desain lingkar kemudinya. Karena sepintas desainnya mirip dengan Nissan GT-R R35. Pada bagian ini banyak disematkan tombol pengontrol dan fungsi. Seperti kontrol sistem audio, cruise control, dan tombol untuk menerima panggilan telepon. Selain itu, di balik lingkar kemudinya terdapat paddleshift.
Posisi duduk mengemudinya tinggi, padahal tuas pengatur ketinggian jok berada di posisi paling rendah. Mungkin memang didesain seperti itu, agar visibilitas leluasa dan kesan ‘commanding-nya’ makin terasa. Posisi pilar A yang yang terasa cukup mengganggu pada model sebelumnya, kini kesan tersebut sudah tidak dirasakan.
Saat menekan tombol engine Start/Stop sambil menginjak pedal rem, suara mesinnya terdengar halus. Saat menggeser tuas transmisi dari posisi P ke D, sering kali tuas malah tergeser ke posisi M (semi-manual). Jadi, pastikan Anda tidak terlalu bersemangat saat menggeser tuas persneling. Sayangnya saat tuas digeser ke posisi R, dari display head unit tidak terpapar kondisi di belakang mobil. Seharusnya, mobil sepertinya sudah dilengkapi dengan rear view camera.
Tenaga awalnya cukup halus, percepatannya makin responsif seiring dengan semakin dalamnya injakan pada pedal akselerasi. Wheelbase-nya yang lebih panjang ketimbang generasi sebelumnya, membuatnya terasa lebih stabil. Putaran lingkar kemudinya pun cukup sensitif dan akurat.
Saat melakukan akselerasi ala drag race dari kondisi diam hingga kecepatan 100 km/jam, ia mampu membukukan waktu 13,2 detik. Hanya selisih 0,2 detik dari klaim pabrikan yang 13 detik untuk 0-100 km/jam. Itu karena terjadi sedikit gejala roda depan kehilangan traksi, karena permukaan jalan agak basah dan berpasir. Akselerasi pertengahannya pun cukup impresif. Cocok untuk penggunaan stop and go dalam kota.
Konsumsi bahan bakarnya pun bisa dikatakan moderat, sesuai dengan kapasitas mesinnya. Untuk penggunaan normal dalam kota, ia mampu mencatatkan angka 9,8 km/liter. Dengan catatan, itu bukan dalam kondisi macet parah, tapi macet ala Ibukota Jakarta. Bukan macet saat hari Jumat sore, kondisi hujan, dan long weekend. Karena bisa dipastikan konsumsi bahan bakarnya akan lebih dari itu.
Ia cukup nyaman dikemudikan cruising di jalan bebas hambatan. Sekali lagi terima kasih kepada melarnya wheelbase. Karena ia akan tetap berada pada lajurnya, tanpa pengemudi terlalu sering mengoreksi arah lingkar kemudi. Pada kondisi ini, ia sanggup membukukan angka konsumsi bahan bakar sebesar 13,7 km/liter.
Desainnya memang lebih dewasa. Lebih cocok buat komuter dalam kota ketimbang, ‘bermain-main’ di kebun atau pedesaan. Sorry to say, fitur yang diterapkan padanya, sepertinya kurang sesuai dengan harga Rp 259,9 juta. Walau begitu, ia cukup bisa diandalkan untuk digunakan sebagai daily use commuter, atau berlibur di daerah pegunungan.
SPESIFIKASI
APM | PT Suzuki Indomobil Sales |
MODEL | SX4 S-Cross A/T |
HARGA | Rp 259,9 juta |
MESIN: | |
Tipe | M15A 4-inline DOHC VVT |
Kapasitas | 1.491 cc |
Jumlah katup | 16 |
Tenaga (PS/RPM) | 109/6.000 |
Torsi (Nm/RPM) | 138/4.400 |
DIMENSI (MM): | |
PxLxT | 4.300 x 1.765 x 1.590 |
Wheelbase | 2.600 |
TRANSMISI: | |
Tipe | Otomatis 6-speed, FWD |
REM: | |
Depan | Ventilated disc |
Belakang | Disc |
SUSPENSI: | |
Depan | MacPherson strut with coil spring |
Belakang | Torsion beam with coil spring |
BAN: | |
Ukuran | Alloy wheel, 205/60R16 |
DATA TES
SX4 S-Cross
0-60 km/jam | 5,5 detik |
0-100 km/jam | 13,2 detik |
20-40 km/jam | 2 detik |
40-80 km/jam | 5 detik |
80-100 km/jam | 4,2 detik |
Konsumsi BBM Tol | 13,7 km/liter |
Konsumsi BBM Dalam Kota | 9,8 km/liter |