Serat Karbon Untuk Fashion

andy - Rabu, 30 November 2016 | 17:10 WIB

(andy - )

Sementara dry carbon diproses dengan menggunakan mesin vakum khusus yang berfungsi menyedot udara dan kelebihan bahan resin yang digunakan. Metode dry carbon ini merupakan yang paling baik karena hasil akhirnya lebih merata, baik dari segi ukuran, ketebalan, detail. Mengingat proses produksinya yang lebih rumit, tentu saja metode ini memiliki harga yang lebih tinggi.

Seperti yang diutarakan di atas, aplikasinya bisa murni hanya dari serat karbon saja atau dicampur dengan material serat lainnya. Pada umumnya jika hanya menggunakan serat karbon untuk panel-panel kecil, dibuat minimal tiga lapis serat karbon hingga jumlah yang tidak dibatasi, tergantung kebutuhannya.

Kelebihan jika seluruhnya menggunakan serat karbon adalah ketebalannya yang lebih tipis dan detail lebih baik. Namun ini harus ditebus dengan harga lebih tinggi. Misalnya untuk panel tuas transmisi VW Scirocco berukuran 15 cm x 10 cm Anda perlu siapkan dana Rp 600 ribu. Agar tidak terlalu menyedot dana biasanya pembuatan panel diakali dengan memanfaatkan fiberglass yang nantinya dibungkus dengan carbon fiber.

Detail lekukan dan tingkat kerumitan desain sangat berbengaruh pada harga pembuatannya. Untuk desain biasa dan tidak banyak lekukan seperti kap mesin Honda Brio, angka Rp 3 juta menjadi patokan standar yang umum. “Tentu saja harganya berbeda jika konsumen ingin dibuat custom. Misalnya ada lekukan dan detail lain,” tambah Piponk. “Yang pasti hasilnya sangat dipengaruhi cetakan. Kalau cetakannya baik maka pasti hasilnya juga akan detail.”

Untuk finishing bisa dipilih sesuai selera, apakah dengan lapisan vernis, dipoles atau dibuat dof alias matte. Masing-masing finishing memiliki karakter sendiri.

Jika diperhatikan antara hasil polesan dan dilapis vernis terdapat kemiripan karena sama-sama mengilap. Bedanya adalah pada saat awal dan jangka panjang, panel karbon yang ditutup vernish jauh lebih bening seperti berada di dalam kaca saat baru jadi, namun akan cenderung lebih cepat kusam dan berubah warna menjadi kuning jika kurang dirawat.


PERAWATAN

Perawatan untuk panel serat karbon nyaris sama seperti cat pada bodi mobil. Obat poles bodi, penghilang jamur, dan sampo untuk perawatan cat juga bisa dimanfaatkan untuk panel carbon fiber. “Musuh serat karbon cuma satu, yaitu panas. Kalau terlalu sering kena panas, warnanya akan kusam dan menguning,” ungkap Alvin dari workshop Hybrid Autoconcept, Bandung.  

Panel karbon memang lebih peka dan sensitif terhadap perubahan cuaca, terutama jika panas. Jamur pun mudah menempel jika air hujan tidak segera dibersihkan. Bahan baku serat karbon memang berpengaruh juga terhadap ketahanannya, namun rata-rata umur panel karbon bisa mencapai 3 tahun hingga terlihat kusam.

Penggunaan kompon juga perlu dipertimbangkan dengan cermat, terutama pada finishing yang dilapisi vernis. Sebab penggunaan kompon yang terlalu sering justru akan membuat lapisan vernis terpapas. Parahnya lapisan karbon malah bisa jadi belang dan tidak lagi cantik.


PERBAIKAN

Untuk panel karbon yang kusam dan berubah warna menjadi kuning karena sering tertimpa panas bisa kembali menjadi mulus. Workshop yang menggarap panel-panel karbon biasanya menyediakan jasa servis untuk memoles ulang atau melapisi ulang.

Untuk cacat pada panel karbon bisa juga dilakukan dengan kondisi tertentu, “selama bukan seratnya yang rusak masih bisa diperbaiki. Jadi bagian yang cacat akan ditutup ulang dengan resin, lalu di-finishing ulang agar kembali mulus,” terang Piponk.

Workshop
Aeromotive Industry
Jl. Kopo No.100
Bandung
Telp. 081910400305

Hybrid Autoconcept
Jl. Peta No.97
Bandung
Telp. 081321451377