Jakarta - Mau naik motor yang mewah, nyaman dan eksklusif karena jarang yang punya? Salah satu pilihannya skutik bongsor lansiran BMW, yaitu BMW C 650 GT.
Menurut BMW, skutik ini pas banget untuk berkendara di dalam kota maupun jauh keluar kota, yang tentu saja dalam balutan style kelas tinggi khas BMW. Skutik yang dipasarkan PT Maxindo Moto ini termasuk jarang yang punya, mengapa?
Salah satunya karena harga yang wow! Lebih dari setengah milyar! Tepatnya Rp 509 juta off the road Jakarta. K alau on the road tambahkan sekitar 10-15% lagi. Penasaran dengan hasil Test Ride BMW C 650 GT? Yuk kita simak detailnya. (Tim OTOMOTIFNET.COM)
Desain
Tampangnya dari depan tampak gahar karena lampunya yang lebar, tapi dengan windshield lebar dan tinggi mengindikasikan sebagai skutik yang asyik untuk turing. Sementara dari samping garis bodinya cenderung kalem, apalagi dibalut warna doff yang membuatnya lebih kental aura mewah.
Yang enggak biasa behelnya, meninggi dan panjang mirip tanduk. Secara keseluruhan seperti semua yang pertama ketemu, langsung bilang ini skutik ukurannya bongsor banget!
Fitur dan Teknologi
Ada beberapa fitur menarik yang jarang ditemukan di skutik lain. Pertama windshield-nya, ternyata electrically adjustable, bisa disetel naik turun dengan menekan tombol di setang kiri!
Berikutnya ada standar samping yang terintegrasi dengan rem parkir. Sistemnya sederhana pakai kabel rem yang tertarik saat standar dibuka, sederhana namun sangat fungsional, karena jika distandar motor langsung enggak bisa maju atau mundur.
Penunjang berkendara jauh berikutnya bagasi yang lega. Menurut BMW bisa muat 2 helm, cuma saat dites format peletakan agak susah, karena yang belakang ada lekukan sepatbor.
Masih tentang tempat penyimpanan, di bawah setang ada 2, yang kiri berukuran besar dan terdapat power outlet 12 volt, yang tutupnya ikut terkunci jika dikunci setang. Sedang yang kanan lebih kecil dan tak bisa dikunci.
Untuk kenyamanan saat keluar kota terutama ketika cuaca dingin, bukan hanya windshield, tangan bisa dihangatkan pakai grip heater yang saklarnya di setang kanan. Tapi jangan dinyalakan pas siang hari panas ya! Panasnya nyos!
Layaknya mobil mewah, lampu utama ada pilihan otomatis. Saklarnya di setang kiri. Saat diaktifkan, pada siang hari yang menyala cuma DRL (daytime running light) LED, yang letaknya di tengah lampu utama, ditandai juga di spidometer menyala lampu hijau. Nah saat gelap otomatis lampu utama menyala, dan background spido jadi terang.
Ada pula fitur follow me home. Saat kontak dimatikan, DRL dan beberapa info di spidometer tetap menyala selama 30 detik, sehingga jika sampai rumah gelap ada penerangan, memudahkan saat buka pintu.
Dan jika melihat info di spidometer, yang jarang dijumpai adalah info tekanan kedua ban! Tertera RDC atau lengkapnya tire pressure monitoring RDC. Pantas di kedua pelek ada label “Sensor Position”.
Sementara info lain di spidometer mirip motor lain, ada spidometer dengan tampilan analog dengan jarum di sisi kiri, sedang kanannya layar digital untuk berbagai info, seperti odometer, tripmeter, jam, suhu lingkungan, fuelmeter termasuk takometer model bar tapi kecil, jadi tak terlalu jelas.
Dari sektor mesin menggunakan konfigurasi 2 silinder segaris DOHC 8 klep. Uniknya posisi piston dibikin beda 90° dengan timing pengapian beda 270°, yang bertujuan agar torsi dan suara lebih gahar, karena jadi mirip mesin V2.
Untuk mereduksi putaran mesin, menggunakan transmisi CVT yang terletak di sisi kanan. Untuk penyaluran ke roda belakang, dihubungkan pakai rantai yang diredam oli di kiri.
Kaki-kakinya cukup gahar, depan andalkan upside down 40 mm. Belakang pakai monosok dengan posisi rebahan di samping kiri, yang mana mengawal lengan ayun tunggal sekaligus jadi rumah final gear dengan rantai.
Sistem pengereman ABS sudah jadi standar. Dan sensor kecepatannya di kedua roda juga dipakai untuk teknologi ASC (Automatic Stability Control), jika terbaca slip maka tenaga langsung dipotong, terasa sesaat mesin brebet dan lampu peringatan di spidometer menyala.
Riding Position dan Handling
Pantas jika BMW mengklaim jika C 650 GT ini nyaman dipakai keluar kota, selain fitur seperti windshield, posisi duduknya santai dan nyaman banget! Serasa bersandar di sofa, karena joknya lebar, empuk dan ada sandaran pinggangnya.
Makin nyaman karena setangnya lebar dan tinggi serta kaki bisa selonjoran. Sempurna banget deh!
Dari sisi handling pun istimewa. Memang ketika pertama melihat ukurannya yang lebar, apalagi melirik data spek dengan bobot basah 261 kg dahi langsung berkenyit sambil membayangkan akan susah bawanya.
Namun ternyata sejak keluar dealer Maxindo Moto yang berada di Cilandak, Jaksel, bayangan itu seketika sirna. Enak banget, nurutnya minta ampun!
Diajak rebah ke kanan-kiri lalu menikung tajam dalam kecepatan rendah atau tinggi sangat mudah dan stabil, enggak mengayun sama sekali. Padahal karakter suspensinya tergolong empuk, karena mengedepankan kenyamanan.
Rancangan sasis steel tube construction dengan aluminum die cast unit terasa istimewa berperan dalam kemudahan bermanuver. Tentu saja juga ditunjang titik berat yang pendek, ban menggigit dan bobot yang berat.
Meski begitu tentu ada kelemahannya, apalagi kalau bukan soal kelincahan di jalan Jakarta yang padat, enggak bisa selap-selip.
Dan satu lagi ketika di parkiran, ukuran yang bongsor dan berat membutuhkan usaha ekstra jika akan putar haluan atau sekedar pindah tempat.
Performa
Seperti disinggung di atas, karakter mesinnya mirip mesin V2, punya torsi galak di putaran bawah dan redline cuma 9.000 rpm. Entakan awalnya ganas, saat jalan perlahan di kemacetan dan gas dimainkan motor sampai mengayun, tapi sayang ada getar ‘gredeg’ kasar seperti CVT kotor saat awal melaju.
Tapi setelahnya penyaluran sampai kecepatan tinggi linear dan lembut. Dengan tenaga 60 dk di 7.500 rpm dan torsi 66 Nm di 6.000 rpm, dorongannya memang lebih dari cukup untuk turing keluar kota, apalagi di dalam kota.
Akselerasinya termasuk gesit, ambil contoh kecepatan 0-100 km/jam hanya butuh waktu 7,4 detik. Sedang jarak 0-402 meter cuma 15,5 detik. Singkat kan? Lengkapnya simak tabel
Konsumsi Bensin
Skutik berkapasitas tangki 16 liter yang lubang pengisiannya di depan jok ini, konsumsi bensinnya rata-rata 6,2 liter/100 km, atau 16,1 km/liter. Pakai Pertamax Turbo dengan tester berpostur 173 cm 64 kg berkarakter agresif.
Data Test:
0-60 km/j: 3,2 detik
0-80 km/j: 5 detik
0-100 km/j: 7,4 detik
0-100 m: 6,5 detik (@93,6 km/j)
0-201 m: 10 detik (@116,8 km/j)
0-402 m: 15,5 detik (@141,5 km/j)
Konsumsi bensin: 16,1 km/liter
Data Spesifikasi:
P x L x T: 2.218 x 916 x 1.411 mm
Tinggi jok: 805 mm
Jarak sumbu roda: 1.591 mm
Bobot: 261 kg (basah) 249 kg (kering)
Kapasitas tangki: 16 liter
Tipe mesin: 2 silinder segaris berpendingin cairan
Katup: 8 klep DOHC
Bore x stroke: 79 x 66 mm
Kapasitas: 647 cc
Tenaga maksimal: 66 dk/7.500 rpm
Torsi maksimal: 66 Nm/6.000 rpm
Rasio kompresi: 11,6:1
Manajemen mesin: BMS-E digital
Kopling: sentrifugal
Girboks: CVT
Penggerak akhir: rantai terendam oli
Sasis: Steel tube with aluminium die cast
Suspensi depan: upside down 40 mm
Lengan ayun: tunggal
Pelek depan: 3.50x15
Pelek belakang: 4.50x15
Ban depan: 120/70ZR15
Ban belakang: 160/60ZR15
Rem depan: dobel cakram 270 mm kaliper 2 piston
Rem belakang: cakram 270 mm 2 kaliper piston