Karakter penyaluran tenaganya terasa smooth, kendati kencang tapi mudah dikendalikan. Makin nikmat karena suara dari knalpot Akrapovic merdu banget, brruuuuuuummmm....
Jakarta - Tampang vintage yang disajikan BMW R nine T memang menarik, bisa dibilang sebagai fashion bike dan mengingatkan pada varian lawas seperti R51 di tahun 1950an. Ciri khasnya desain yang membulat dan mesin 2 silinder boxer.
Makin menggoda karena BMW memadukannya dengan beberapa sentuhan modern, seperti suspensi depan upside down, rem cakram dan knalpot Akrapovic.Cakep banget deh hasilnya, apalagi versi yang dites sudah sedikit dimodifikasi dengan penambahan stiker di tangki dan lampu.
Penasaran bagaimana impresi mengendarainya? Berikut rangkuman dari pengetesan motor yang dijual Rp 610 juta off the road oleh PT Maxindo Moto Indonesia, selaku APM BMW Motorrad. • (Tim otomotifnet.com)
Desain Lawas
Seperti diulas di awal, desainnya memang sangat kental nuansa vintage atau lawas. Terlihat jelas dari bentuk lampu, tangki yang serba membulat. Dan bentuk keseluruhan seperti BMW keluaran tahun 1930-1960an.
Desain lawas ini yang menjadi nilai jual utama R nine T. Yang unik sisi belakang bisa diubah-ubah, karena sasisnya knock down. Jadi bisa jadi single seat atau dikasih buntut tawon, bahkan jadi buntung.
Wheelbase Panjang
Punya panjang total 2.220 mm atau 2,2 meter dan wheelbase 1.476 mm atau hampir 1,5 meter, menjadikan R nine T kurang nyaman saat dipakai berkendara di jam sibuk, karena kurang lincah lantaran susah untuk selap-selip. Makanya saat awal-awal mengendarai butuh adaptasi agak lama.
Belum lagi mesinnya yang nongol ke samping, rawan tersangkut motor lain. Makanya naik R nine T ini asyiknya saat jalan lancar atau sekalian keluar kota. Dan kalau kena macet, panas mesin merambat sampai tangki, di paha terasa hangat.
Karakter suspensinya mendukung kenyamanan, empuk banget namun tetap stabil. Dengan bobot mencapai 222 kg, berbelok mesti sedikit main badan. Oiya yang unik tiap pindah gigi ada sedikit goyangan, yang dirasakan dari penyaluran tenaga dari mesin ke roda lewat gardannya.
Fitur & Teknologi
Sederhana Enggak seperti BMW varian lain yang bertabur fitur canggih, untuk R nine T termasuk sederhana. Cuma ada ABS yang mengawal rem depan dobel cakram dan belakang single. Tak ada power mode atau traction control.
Melihat area setang tak banyak tombol yang bisa dimainkan. Sisi kanan yang menarik ada tombol heater, yang pastinya enggak pernah terpakai di Jakarta, sudah panas! Di setang kiri ada tombol info, untuk menampilkan data konsumsi bensin, kecepatan rata-rata dan tripmeter.
Info ini tersaji di panel LCD. Layar ini diapit takometer dan spidometer yang angkanya kecil, jadi jika hanya melirik sekilas, susah mengetahui di kecepatan berapa. Yang besar justru indikator gigi, jadi jelas banget!
Mesin yang digunakan seperti yang dipakai R1200GS lama, 2 silinder boxer berpendingin udara. Sudah injeksi tapi belum ride by wire, makanya tak ada power mode. Emisi standar Euro3.
Sektor kaki-kaki cukup modern dan sporti karena aplikasi upside down 46 mm berwarna emas, sedang belakang pakai monosok yang bisa disetel preload dan rebound-nya. Asyiknya setelan preload model hydraulically, cukup putar kenop di bagian atas. Kalau setelan rebound di bawah, mesti pakai obeng minus. Dan sebagai motor vintage, wajar jika pakai pelek jari-jari.
Riding Position Santai
Tinggi tempat duduk cuma 785 mm, termasuk rendah, apalagi joknya sempit sehingga saat berhenti kaki pasti menapak sempurna. Hanya saja mesti hati-hati, bila belum terbiasa tulang kering sering kepentok silinder.
Eh iya joknya kendati tipis namun terasa empuk, apalagi kulitnya lembut, jadi nyaman diduduki. Saat berkendara, desain lekukan tangkinya pas banget saat dijepit paha. Sedang setangnya agak tinggi dan lebar, sehingga posisi duduk cukup tegak dan lengan membuka seakan pamer dada. Overall cukup santai untuk berkendara harian, enggak bikin pegal.
Performa Smooth
Ketika distarter, khas mesin boxer ada sedikit goyangan ke kanan-kiri, termasuk juga saat stasioner. Namun jika digas goyangan itu hilang karena jadi imbang. Masuk gigi 1 enggak seperti motor lain, tanpa suara ‘ceklek’ maupun rasa gigi masuk, halus banget.
Tarikannya khas mesin stroke panjang (73 mm), putaran mesin naik perlahan namun entakannya kuat karena torsinya besar, maksimalnya 119 Nm di 6.000 rpm. Makanya jalan santai pakai gigi 6 cuma 2.000 rpm pun mesin enggak kedodoran.
Buat yang doyan ngebut, tenaga maksimal dari mesin berkapasitas 1.170 cc ini cukup besar, 110 dk di 7.550 rpm. Karakter penyaluran tenaganya terasa smooth, bikin nyaman sekaligus nikmat tiap memelintir gas, karena kendati kencang tapi mudah dikendalikan. Makin nikmat karena suara dari knalpot Akrapovic merdu banget, brruuuuuuummmm....
Yang bikin kurang nikmat rem depannya, karena pada tarikan awal handel serasa kosong dan jika diremas lebih dalam mendadak jadi pakem banget. Jadi susah jika ingin mengurangi sedikit kecepatan atau main halus saat di kondisi padat.
Bicara akselerasi, kendati mengusung mesin yang cukup lawas, ternyata masih lumayan kencang. Untuk mencapai kecepatan 100 km/jam, cuma butuh waktu 5 detik. Sedang jarak 0-402 meter 13,1 detik. Data lain silakan simak tabel.
Konsumsi Bensin Irit
Dengan torsi besar sejak putaran rendah, makanya jarang main rpm tinggi. Sehingga jangan heran jika motor berasio kompresi 12:1 ini konsumsi bensinnya cukup irit, tertera di layar 5,8 liter/100 km atau ratarata 17,2 km/liter. Cukup irit tuh, biasanya moge 1.000 cc saja sekitar 15 km/liter!
Data Tes:
0-60 km/j: 2,5 detik
0-80 km/j: 3,5 detik
0-100 km/j: 5 detik
0-100 m: 5,8 detik (@112 km/j)
0-201 m: 8,6 detik (@148 km/j)
0-402 m: 13,1 detik (@173,2 km/j)
Konsumsi bensin: 17,2 km/lt
Data Spesifikasi:
Engine
Type: Air/oil-cooled flat twin (‘Boxer’) 4-stroke engine, two camshafts and four radially aligned valves per cylinder, central balancer shaft
Bore x stroke: 101 mm x 73 mm
Capacity: 1.170 cc
Rated output: 81 kW (110 hp) at 7.550 rpm
Max. Torque: 119 Nm at 6.000 rpm
Compression ratio: 12:1
Engine management: Electronic intake pipeinjection
Emission control: Closed-loop 3-way catalytic converter, emission standard EU-3
Electrical
Alternator: three-phase alternator 600 W
Battery: 12 V/14 Ah, maintenance-free
Power
Clutch: Single dry plate clutch, hydraulically operated
Gearbox: Constant mesh 6-speed gearbox with helical gear teeth
Drive: Shaft drive
Chassis
Frame: four-section frame consisting of one front and three rear sections, load-bearing engine-gearbox unit, removeable pillion frame for single ride use
Front suspension: Upside-Down telescopic fork with 46 mm diameter
Rear suspension: Cast aluminium single-sided swing arm with BMW Motorrad Paralever; central spring strut, spring pre-load hydraulically adjustable (continuously variable) at handwheel, rebound damping adjustable
Suspension travel front/rear:120 mm/120 mm
Wheelbase: 1.476 mm
Caster: 102,5 mm
Steering head angle: 64,5°
Wheels: Spoke wheels
Rim, front: 3.50 x 17
Rim, rear: 5.50 x 17
Tyres, front: 120/70 ZR 17
Tyres, rear: 180/55 ZR 17
Brake, front: Dual disc brake, floating brake discs, diameter 320 mm, four-piston radial calipers
Brake, rear: Single disc brake, diameter 265 mm, double-piston floating caliper
ABS: BMW Motorrad ABS
Dimension
Length: 2.220 mm
Width (incl. mirrors): 890 mm
Height (excl. Mirrors): 1.265 mm
Seat height: 785 mm
Wet weight: 222 kg
Dry weight: 208 kg
Usable tank volume: 18 l
Reserve app.: 3 L
Properti: MOTORITZ (021) 7208888
Editor | : |
KOMENTAR