Riding Impression All New Yamaha R15, Tenaga Atas-Bawah Nendang, Handling Stabil

Advertorial - Jumat, 30 Juni 2017 | 12:18 WIB

(Advertorial - )

Mau seberapa rebah pun motor terasa diam. Redaman suspensinya pas, empuknya masih oke, stabilnya mantap.

Assist & Slipper Clutch

Kenikmatan di sirkuit dan di jalan makin terasa dengan adanya assist & slipper clutch. Karena mampu membuat handel kopling jadi enteng banget, saat macet-macetan jadi enggak pegal.

Kedua, ketika engine brake ban belakang enggak mudah mengunci sesaat (skid). Ini enak ketika ngebut di sirkuit dan atau di jalan raya saat hujan, jadi enggak mudah slip.

Yamaha-R15 slipper-clutch

Powerband Luas

Akselerasi cepat dan top speed tinggi pada All New R15 didukung penyempurnaan mesin yang dilakukan Yamaha. Pertama kapasitas naik jadi 155 cc dengan memperbesar piston 1 mm, dari 57 jadi 58 mm.

Throttle body juga diperbesar jadi 30 mm dari 28 mm, diiringi pembesaran klep yang dikombinasi injektor 10 lubang.

Rasio kompresi juga dinaikkan jadi 11,6:1 dari 10,4:1. Terakhir tentu dari aplikasi teknologi VVA (Variable Valve Actuation), yang bekerja mulai 7.400 rpm. Efeknya bisa langsung dirasakan.

( BACA JUGA : Hasil Tes Dyno All New Yamaha R15, Torsi Flat Yang Bikin Tarikan Ngisi Terus! )

( BACA JUGA : Sekarang Eranya VVA, All New Yamaha R15 Unggul Performa dan Efisiensi di Semua Putaran Mesin )

Dengan VVA karakter mesin terasa ngisi terus, enggak ada kosongnya. Jadi mau jalan santai enak, saat butuh akselerasi spontan juga enggak perlu main slip kopling.

Malah yang terjadi baik harian maupun turing, jarang sekali putaran mesin lebih dari 7.000 rpm, karena main antara 3.000 sampai 7.000 rpm pun sudah cukup karena torsi melimpah. Di atas itu saat VVA bekerja hanya sesekali terpakai, seperti saat menyalip mobil.

Karakter ini merupakan salah satu kelebihan mesin dengan teknologi variable valve. Efeknya powerband jadi luas, bawah sampai tengah torsi kuat, atasnya juga ngisi karena dorongan tenaga kuat.

Konsumsi Bensin Hemat

Dengan karakter mesin punya torsi besar merata dari bawah, jadi jarang main putaran tinggi, buka gas juga jarang dalam-dalam.

Efek tak langsungnya konsumsi bensin jadi irit, untuk dalam kota di spidometer menunjukkan angka rata-rata tak kurang dari 46 km/L, bahkan saat turing sampai 50 km/L. (ADV)