First Impression All New BMW 530i, Rasanya Kayak Bukan Bawa Mobil Gede

Iday - Minggu, 17 September 2017 | 13:11 WIB

(Iday - )

Biar gak penasaran, langsung saja kami pindah ke mode sport. Pada mode ini, respons mesin dan transmisi jadi lebih sigap sehingga tidak sulit untuk mencapai putaran mesin yang tinggi.

Karena mesin dan transmisinya bekerja dengan cekatan, maka setiap kita injak gas lebih dalam, mobil langsung melesat dan menyentuh putaran mesin yang tinggi dengan mudah dan cepat.

Di saat sedang berada dalam mode sport, kami sempat melakukan overtaking melewati dua kendaraan di depan. Meski bodinya bongsor, tapi mudah saja untuk melakukan overtaking dengan BMW 530i. Pastinya karena mobil ini memiliki handling yang tajam dan pergerakan setir yang seolah 'menyatu' dengan jalan.

Setelah mencoba berkendara dengan semua modenya, kami merasa bahwa tidak ada perubahan bobot setir dan bantingan suspensi yang terasa ketika pindah dari satu mode ke mode lainnya. Artinya, perbedaan antar mode hanya terletak pada kinerja mesin dan transmisi.

Aneka ubahan indikator di BMW 530i sesuai mode yang dipilih. Atas comfort, tengah sport dan bawah ecopro

Sekarang kita omongin soal kenyamanannya. Untuk masalah bantingan suspensi, kami akui bahwa BMW 530i ini masih kalah nyaman dengan musuh abadinya yakni Mercedes-Benz E Class. Kendati demikian, suspensi BMW 530i ini sama sekali tak bisa dibilang keras, bantingannya tetap nyaman khas sebuah sedan mewah Eropa.

Masih di sektor kenyamanan, jujur kami agak takjub dengan kekedapan kabinnya yang sangat baik. Tak ada suara putaran ban atau angin yang terdengar sampai ke dalam kabin ketika mobil melaju.

Yang lebih mengagumkannya lagi, pada saat melakukan mundur, suara juru parkir yang berteriak memberi arahan nyaris tak terdengar ke dalam kabin. Padahal, waktu melakukan mundur, kami sudah mematikan audio. Makanya, ketika memundurkan mobil, kami harus membuka penuh kaca pintu pengemudi agar arahannya bisa terdengar dengan jelas.

BMW 530i yang kami pakai dalam pengetesan ini adalah varian Luxury Line yang dilego dengan harga Rp 1,149 miliar (off the road), alias Rp 20 juta lebih mahal dari Mercedes-Benz E 250 Avantgarde Line.

Biarpun harganya sedikit lebih mahal, tapi BMW 530i menebus semua itu dengan performa yang baik, kekedapan kabin yang luar biasa dan pastinya rasa kesenangan berkendara yang sulit untuk disaingi para pesaingnya.

Tertarik dengan BMW 530i? (Otomotifnet.com)