Ternyata Kebanyakan Isi Oli Mesin Akibatnya Enggak Main-main Lo

Parwata - Kamis, 30 November 2017 | 17:30 WIB

ilustrasi Tambah oli mesin (Parwata - )

Karena terlalu banyak, oli bisa membanjiri setengah dari diameter poros engkol.

Pada poros engkol ada komponen yang namanya weight balance.

Weight balance bentuknya seperti bandul untuk menyeimbangkan putaran poros engkol.

Sehingga, weight balance ini juga akan berputar mengenai genangan oli di dalam ruang engkol.

Imbasnya seperti sendok yang mengocok cairan, sehingga timbul gelembung udara (busa) yang terbentuk dari proses ini.

“Udara ini membuat oli tidak bisa melumasi komponen mesin dengan baik dan gesekan antar komponen mesin berlangsung secara kasar, sehingga komponen berpotensi lebih cepat aus,” papar Taqwa.

2. Langkah Piston Terhambat

Efek ini juga masih ada hubungannya dengan yang pertama.

Secara normal, poros engkol tidak terendam oleh oli mesin.

Sehingga gerakannya terbebas dari hambatan zat cair.

Tapi ketika poros engkol terendam oleh oli, maka itu juga bisa sebagai penghambat.

“Diibaratkan seperti berjalan pada genangan air, pasti langkah akan menjadi lebih berat, Jika ini terjadi maka ada dua kemungkinan, RPM mesin tidak akan maksimal atau bensin menjadi lebih boros,” jelas Taqwa.

3. Kopling Selip

Wet clutch atau kopling basah akan bekerja maksimal saat terendam oli mesin.

Tapi jika rendaman ini berlebihan, maka kopling juga berpotensi slip.

Oli di dalam kopling basah hanya sebagai pembasah permukaan kampas kopling, agar tidak mudah tergores.

“Jika benar-benar terendam, maka gesekan jadi semakin besar dan imbasnya tenaga mesin berkurang atau boros BBM,” kata Taqwa lagi.