Problem RG Sport yang enggak tahan lama ini berulang lagi sampai seri II kejurnas region Jawa di Tawang Mas, Semarang.
(BACA JUGA : Hati-Hati Air Masuk ke Dalam Tangki Motor, Bakal Merembet Dan Bikin Kantong Bocor)
“Akhirnya, saya putuskan untuk minta bantu Om Cia (Almarhum Michael Iskandar, red). Hasilnya bisa kelihatan setelah dibawa ke Om. Enaknya, mesin yang dibikin Om bisa klop dengan saya,” ujar Hendri yang juga pemilik produk Hendriansyah Racing Product.
Suami dari Renie Puspita ini bilang untuk balapan salah satu kunciannya menyiapkan tiga silinder head.
“Masing-masing head akan bikin kompresi yang berbeda. Paling tinggi kompresinya sekitar 13,6. Head kedua turun 0,2 dan ketiga turun 0,4. Kan setiap sirkuit berbeda-beda karakternya,” jelas Hendriansyah yang semakin fokus mengarahkan putranya balapan.
Memang, RG Sport enggak bisa lepas dari peran besar Om Cia, sang Maestro kilik mesin Indonesia yang memang engineernya untuk beberapa mesin Suzuki, seperti Suzuki Sprinter dan Crystal.
(BACA JUGA : Saat Cuci Steam Yamaha MT-25, Perhatikan Rantainya, Salah-Salah Bisa Rogoh Kocek)
Dari tangan Om Cia, Andika Bintang Budaya atau yang top dipanggil Gandoz Tepepa dipercaya untuk pegang RG Sport yang dipakai Hendri dari tahun 2004 sampai 2005.
“Saya biasa bikin kompresi RG Sport Hendri bermain di kompresi rendah. Transfer portnya dibuat agak tinggi. Terus, saya pelan-pelan modifikasi kubah kepala silinder. Cara ini supaya pembalap bisa bermain di RPM tinggi, tapi mesin enggak cepat panas,” beber Om Gandoz yang sudah buka sekolah Engine = Mekanik Khusus alias E=MK di Jogja.
Gandoz juga dikenal ahlinya seting komponen pengabutan bahan bakar.
“Hehehe, enggak juga ah. Saya cuma minta pembalap supaya merasakan ada masalah enggak waktu dari buka pertama gas sampai full,” tutup Gandoz yang sudah jadi juru korek mesin eranya 1990-an untuk motocross.