Babat Preman! Muncul Petisi Minta Presiden Jokowi Sikat Habis Pemalak di Bandara Soekarno-Hatta

Taufan Rizaldy Putra - Kamis, 15 Februari 2018 | 17:00 WIB

Aksi Preman Bandara Soekarno-Hatta (Taufan Rizaldy Putra - )

Otomotifnet.com - Semenjak pintu akses M1 Bandar Udara Soekarno-Hatta ditutup, praktik premanisme yang meresahkan masyarakat merebak.

Salah satu warga dengan akun Instagram @adityawild berbagi cerita mengenai fenomena ini lewat unggahan video amatir beserta petisi untuk Presiden Republik Indonesia.

Ia mengaku kesulitan untuk mencapai bandara dan alternatifnya, ia harus menyerah ditarik tarif oleh para preman sekitar.

Dikarenakan pintu akses M1 yang ditutup tersebut, pengendara motor terpaksa harus memarkir kendaraannya di parkiran liar yang dibuka oleh para preman.

(BACA JUGA: Enggak Main-main, Agar Tak Angker, Tanjakan Emen Ganti Identitas Jadi Aman)

Salah satu masyarakat pengguna parkiran tersebut berujar bahwa preman tersebut mampu meraup penghasilan hingga Rp 1,8 miliar dalam satu tahun dengan tarif per motor Rp 5000.

Dikarenakan hal tersebut, @adityawild pun menggalakan sebuah petisi untuk Presiden Jokowi.

Di dalam petisi yang bisa diakses di sini, ia pun memanggil pihak lain yang berwenang untuk bereaksi terhadap isu preman soekarno hatta ini.

Seperti ini isi petisi tersebut,

(BACA JUGA: Terciduk Kasus Narkoba, Roro Fitria Ternyata Punya Koleksi Mobil Yang Bikin Sakau)

Dear Pemerintah RI, Kementerian Perhubungan, Kementerian BUMN, Kepolisian RI,

Saya mau melaporkan bahwa di Bandara Soekarno Hatta terjadi aksi pembuatan peraturan yang merugikan masyarakat Tangerang yang bekerja di Bandara Soekarno Hatta.

Peraturan yang menyusahkan warga Tangerang yang bekerja di Bandara Soekarno Hatta:

Mohon untuk dapat dicek di pintu M1 (bekas pintu masuk bandara dari sisi tangerang), saat ini warga Tangerang tidak bisa berkendara masuk ke dalam bandara melalui pintu ini. Warga Tangerang harus memutar melalui jalan perimeter untuk bisa masuk ke bandara atau dengan cara memarkir (liar?) di luar bandara sekitar M1 lalu masuk dengan jalan kaki, lalu menggunakan angkutan di dalam bandara (shuttle perusahaan, satya ardha, ojek).

Untuk memutar melalui perimeter menjadi tantangan tersendiri, jalan di perimeter selatan memiliki karakteristik berikut: jalanan panjang (sejauh 16 KM), dua arah tanpa pembatas, banyak lubang, angin kencang, dan kecepatan tinggi, menjadikannya berbahaya bagi pengguna sepeda motor. Seingat saya sudah banyak kecelakaan terjadi di jalur ini, (mohon untuk dapat cek data di kepolisian). Terlebih lagi pada awal Februari kemarin terjadi tembok perimeter yang ambrol dan memakan korban seorang karyawan yang bekerja di Bandara Soekarno Hatta, hal ini meningkatkan rasa tidak aman masyarakat untuk melewati perimeter selatan. Saat ini perimeter selatan ditutup, sehingga untuk masuk ke dalam bandara harus melewati jalur perimeter utara atau memotong di tengah perimeter selatan melalui Juru Mudi, yang mana perjalanannya menjadi jauh lebih jauh.

Kisah Perimeter Bandara 1

Isu Parkir Bebas dan Jasa Angkut Motor

Selain melalui jalur perimeter selatan, masyarakat dapat masuk ke bandara melalui pintu M1. Di sekitar pintu M1 ini kendaraan diparkir, lalu masyarakat dapat masuk ke bandara dengan jalan kaki. Sebagai gambaran, pintu masuk M1 saat ini adalah besi yang terdiri dari dua kolom seukuran masing-masing lebar +- 1 meter, kolom ini dipasang palang setinggi lutut sehingga normalnya hanya pejalan kaki yang bisa masuk. Namun pada kenyataannya ada oknum masyarakat yang menggunakan pintu itu untuk keluar masuk sepeda motor. Masyarakat yang mau memasukkan sepeda motor harus membayar, lalu oknum ini akan mengangkatkan sepeda motor untuk memasukkan/mengeluarkan melalui pintu ini. Pada awalnya masyarakat harus membayar Rp 10.000,00, namun sejak pintu perimeter selatan ditutup (karena kejadian tembok ambrol) harganya naik menjadi Rp 20.000,00. Saat ini dalam pengamatan saya antrian untuk masuk menjadi lebih panjang. Pintu masuk yang awalnya untuk pejalan kini diambil alih untuk usaha angkat motor. Masyarakat yang berjalan kaki pun menjadi lebih susah. Kegiatan ini memuncak pada jam-jam masuk dan pulang kantor, yaitu 06.00-08.00 dan 15.30-17.30.

Kegiatan angkut sepeda motor ini sebenernya sangat aneh dan mencurigakan. Jika memang ada peraturan untuk pintu M1 tidak boleh dilewati sepeda motor seharusnya kegiatan angkut sepeda motor ini tidak diperbolehkan dan harus dibersihkan. Namun jika sepeda motor boleh masuk melalui pintu m1 seharusnya masyarakat tidak perlu membayar, dan sebaiknya dibuatkan pintu untuk sepeda motor. Yang manapun artinya ada pelanggaran dalam kegiatan angkut sepeda motor ini.

Kisah Perimeter Bandara 2

Pada akhirnya yang masyarakat harapkan adalah perjalanan yang aman, cepat, murah, serta aturan yang jelas.

Mohon dapat dilihat foto / video yang saya lampirkan.