Otomotifnet.com - Saat pemilik motor menguras dan mengganti minyak rem, ada sebagian orang yang menggunakan spesifikasi DOT yang lebih tinggi dari bawaan pabriknya.
Alasannya, agar rem motornya bisa lebih pakem.
Kira-kira, hal tersebut mitos atau fakta ya? Yuk kita buktikan.
Sebagai informasi, biasanya spesifikasi DOT yang dianjurkan tertulis pada tutup master rem.
DOT adalah kependekan dari Department of Transportation, yang menunjukan angka ketahanan panas minyak rem.
Bolehkah mengganti minyak rem dengan DOT yang lebih tinggi dari anjuran pabrikan, dan apakah rem jadi lebih pakem dengan penggunaan DOT yang lebih tinggi?
(BACA JUGA: Ini Dia Sosok Anak Muda Yang Aksinya Bikin Heboh, Ngejar Presiden Jokowi Saat Turing)
"Boleh saja, tapi harus diketahui mengganti DOT yang lebih tinggi tidak terlalu pengaruh pada tingkat kepakeman rem," buka Achmad Mujadi, mekanik Kawasaki Kawansakti, Bintaro (2/4).
"Soalnya itu kan hanya berbeda pada titik didihnya saja, kalau sering hard braking sih memang perlu, jadi dia enggak cepat panas," tambah pria yang berdomisili di Cengkareng, Jakarta Barat ini.
"Kalau mau lebih pakem, ya harusnya ganti kaliper, slang rem, dan master remnya sekalian dengan yang lebih bagus," sambungnya.
Menurut Achmad, yang tidak boleh adalah menggunakan DOT yang lebih rendah dari standar.
(BACA JUGA: Resmi! Toyota C-HR Meluncur Dengan Banderol Rp 488,5 - 490 Juta, Mau Tahu Kepanjangan Namanya?)
"Kalau misalnya pakai DOT yang di bawah standar yang dianjurkan, rem malah bisa blong atau ngempos, soalnya titik didihnya jadi lebih rendah dari standar," katanya.
Sebagai informasi, DOT 3 memiliki titik didih 205 derajat Celcius, DOT 4 230 derajat Celcius, dan terakhir adalah DOT 5.1 yang memiliki titik didih sampai 270 derajat Celcius.
Nah, jawabannya berarti mitos ya, Sob.
Dengan penggantian minyak rem dengan DOT lebih tinggi, hanya menaikkan titik didih yang hanya berfungsi signifikan dalam kondisi tertentu.
Itu pun bukan untuk menambah pakem, namun hanya membantu konsistensi pada suhu yang tinggi.