Otomotifnet.com - Wakil Kepala Polisi Republik Indonesia (Wakapolri), Komjen Syafruddin, meminta semua pihak jangan langsung menuduh pihak kepolisian berkaitan dengan pungutan liar (pungli) kepada para sopir truk di jalan.
"Dia (sopir) mau curhat, tapi menyangkut premanisme, jangan langsung ditujukan ke polisi."
"Kalian kan (wartawan, red) pikirannya langsung polisi," tutur Komjen Syafruddin di komplek Istana Negara, Jakarta, Selasa (8/5/2018).
Hari ini, Wakapolri bersama Menteri Perhubungan Budi Karya mendampingi Presiden Joko Widodo menerima para sopir logistik di Istana Negara.
(BACA JUGA: Ngeri... Ada Jurang Di Pinggir Sirkuit, Pembalap Bablas Bisa Berakhir Di Lembah)
Di mana, para sopir truk banyak mengeluhkan banyaknya pungli yang dilakukan oleh preman.
Menurut Syafruddin, polisi saat ini tidak lagi berani melakukan pungli di jalan maupun di jembatan timbang.
Berbeda pada 20 tahun lalu, dimana polisi terlibat dalam praktik pungli.
"Aparat mana? Jembatan timbang, enggak ada lagi korek-korek gitu, dulu kan polisi, korek-korek, enggak ada lagi korek-korek."
"Polisi zaman dulu, 20 tahun yang lalu dengan polisi zaman sekarang, itu beda," paparnya.
Wakapolri menjelaskan, remunerasi yang diterima Polisi sekarang sudah cukup besar dan melebihi dari gaji setiap bulannya.
(BACA JUGA: Akhirnya, Sopir Truk Ketemu Presiden Jokowi, Jalan Kaki 26 Hari, Laporkan Pungli)
Sehingga jika ada yang masih pungli langsung dipecat.
"Mereka juga jijiklah mau pungli-pungli yang Rp 5 ribu, Rp 10 ribu sekarang, remunerasi besar sekarang, polisi itu."
"Tidak masuk akal, kalau toh ada satu, dua oknum yang gila, kami akan pecat, yang dikeluhkan itu premanisme di jalan, bukan aparat formil," ujar Komjen Syafruddin.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul "Sopir Truk Mengeluh Pungli, Wakapolri: Jangan Langsung Menuduh Polisi"