Knalpot Motor Brong Biang Keladi Bentrok Warga, Berlangsung Hingga 2 Hari Lamanya

Joni Lono Mulia - Kamis, 30 Agustus 2018 | 18:45 WIB

Tawuran dua kelompok warga hanya karena knalpot berisik di Makassar (Joni Lono Mulia - )

Otomotifnet.com - Knalpot motor brong atau knalpot racing yang mengeluarkan suara berisik ternyata memang bikin masalah.

Seperti yang terjadi di Makassar, gara-gara suara knalpot berisik, dua kelompok warga terlibat bentrok dengan senjata tajam (sajam) dan saling lempar batu selama dua hari.

 

Insiden bentrok terjadi di pertigaan Jl Kandea 3 hingga Jl Bungaejaya, perbatasan Kecamatan Bontoala dan Kecamatan Tallo, Makassar, sejak (28-30/8/2018).

Kedua kelompok saling serang dengan menggunakan batu, berbagai senjata tajam dan panah terus terjadi.

(BACA JUGA: Honda CB300R Sudah Diregistrasi, Sepertinya Inilah Tiger Reborn )

Puluhan rumah warga dikabarkan rusak terkena lemparan batu dan sejumlah warga terluka.

Aparat kepolisian dari Polsekta Bontoala yang turun ke lokasi kejadian untuk mengamankan situasi terluka akibat terkena lemparan batu.

Wakil Kepala Polrestabes Makassar, AKBP Hotman Sirait, mengatakan, perang kelompok ini dipicu dendam lama yang sudah menjadi penyakit menahun di masyarakat daerah tersebut.

Hanya persoalan sepele menjadi besar yang akhirnya perang kelompok kembali pecah.

(BACA JUGA: Pembalap Motor Dilarang Banyak Konsumsi Garam, Pembalap Indonesia Galang Hendra Bongkar Alasannya)

“Itu sudah penyakit lama dan dilatar belakangi dendam lama juga. Jadi ketika ada persoalan sepele, ya langsung dibesar-besarkan dan akhirnya perang kelompok kembali pecah." kata AKBP Hotman Sirait.

"Dari informasi yang diperoleh di lapangan, ada kelompok geng motor yang tancap gas yang menimbulkan suara knalpot keras di daerah tersebut. Warga kesal kemudian mengejarnya hingga perselisihan pun terjadi yang berakhir perang kelompok,” katanya.

(BACA JUGA: Ternyata, STNK Kendaraan Yang Hangus Bisa Dihidupkan Lagi, Tengok Syaratnya Bikin Kaget)

Untuk mengatasi perang kelompok di daerah itu, lanjut AKBP Hotman Sirait, aparat kepolisian bersama tokoh masyarakat dan tokoh agama melakukan tindakan persuasif untuk meredam situasi.

“Selain tindakan persuasif, kami juga menyiagakan personel di daerah itu selama 24 jam. Jika dilihat kondisi penambahan personil, pasukan Sabhara Polrestabes Makassar akan diperbantukan. Kalau masih tidak bisa diselesaikan lagi dengan persuasif, kita terpaksa mengambil tindakan preentif dengan penegakan hukum,” ujar AKBP Hotman Sirait.