Enggak Ditutupi, Ini Kelebihan dan Kekurangan Supermoto Untuk Menjelajah

Iday - Selasa, 11 September 2018 | 20:00 WIB

Ekspedisi Memotong Kalimantan (Iday - )

Pertama joknya yang kecil. 

"Ini membuat sakit kalau dipakai lama. Tapi bisa dikompensasi kelebihan lainnya," ujar Novan. 

Kedua, kelemahan bawaan supermoto saat bertemu jalur tanah liat yang basah. 

Celah antara garpu depan dan roda sangat sempit lantaran menggunakan ban lebar. 

Sehingga membuat tersumbat lumpur di celah tersebut.

(BACA JUGA: Bikin Ketawa, Preman Galak Ciut Digertak Pengendara Motor, Kubikin Basah Tulang Kering Kau!)

"Kelemahan supermoto di jalan seperti itu. Kalau lumpur encer masih bisa jalan. Kalau lumpur merah, sama pakai ban lebar, jarak roda ke upside down sempit," terang Pak Sis, sapaan akrab Siswa Murwono.

"Novan lagi enak-enak waktu lurus, tau-tau terbanting"

"Jadi roda belakang masih mendorong tapi roda depan sudah terkunci," ulas Pak Sis.

SMOG
Ekspedisi Memotong Kalimantan. Jembatan rusak memaksa untuk mencari jalur alternatif, mencari permuk

 

Salah satu yang diwanti-wanti untuk memilih motor supermoto untuk menjelajah adalah electric starter. 

"Kebayang saat lelah dan mesin motor mati. Kita harus menyalakan motor dengan kick starter," ujar Novan.

Sebelumnya, Pak Sis dan Novan serta rekan Budi Hartono melakukan perjalanan bertajuk 'Memotong Kalimantan Lewat Jalur Dayak'. 

Perjalanan dilakukan selama 16 hari Agustus lalu menempuh jarak sekitar 3.300 kilometer. 

(BACA JUGA:  Dilema, Ayam Tetangga Naik Ke Atas Mobil, Saran Dari Orang-Orang Malah Bikin Senyum)

Mereka menggunakan tiga motor, KTM 250 ECXF, Honda XLR250 Baja dan Husqvarna 250 SMR. 

Dalam perjalanan, Huqvarna 250 SMR diakui bermasalah sehingga tidak digunakan untuk melanjutkan perjalanan.

Motor ini merupakan supermoto asli pabrikan yang hanya beredar di Jepang dan merupakan motor berkarakter mesin kompetisi.

SMOG
Expedisi Memotong Kalimantan. Bobot ringan jadi salah satu unsur penting motor penjelajah pedalaman Indonesia