Ada empat pilihan, Gravel, Snow/Mud, Sand dan Rock.
Nah, OTOMOTIF pilih ‘Gravel’ untuk melaju di trek off-road yang tersedia.
Tekan gas sedikit, mudah saja mobil merayap di berbagai macam permukaan jalan.
Di trek yang disediakan, ada tanah kering, tanah berlubang dalam, tanah berlumpur, jalan rusak, sungai kecil, gundukan di satu sisi, bebatuan dan tanah liat, termasuk tanjakan dan tikungan patah.
Tak lebih dari 2.000 rpm untuk melaju di berbagai kontur yang disediakan, torsi terasa mendorong sehingga enggak perlu ngegas terlalu dalam.
Baca Juga : Gaul Dan Canggih, Mitsubishi Triton Masih Dianggap Mobil Tambang
Roda tak mudah kehilangan traksi dan bikin yakin mobil enggak melorot di turunan.
Mitsubishi memang mengunggulkan fitur elektronik di pikap baru mereka ini, khususnya untuk sektor safety dan kemampuan off-road.
Fitur yang sangat terasa manfaatnya yakni Hill Decent Control (HDC).
Cara kerjanya, usai menanjak dan driver lepas kaki-kaki dari pedal, mobil dengan perlahan merayap ke bawah.
Mobil bergerak sedikit demi sedikit kayak direm secara manual.
Komputer sudah membaca beban mobil dan kondisi jalan dan mengontrol mesin, transmisi serta rem.
Tak hanya itu, ada satu fitur lagi yang membantu di trek off-road, yakni RDL (Rear Differential Lock).
Untuk mengaktifkannya, pencet tombol yang ada di bagian bawah dasbor, maka melibas trek off-road bakal lebih mudah, karena semua roda berputar berbarengan.
Kami sempat lupa, mobil sempat meluncur cepat di jalan menurun curam. Rupanya fitur HDC enggak aktif saat RDL ini aktif.
Untung kondisi trek aman, hehehe..
Sementara saat menjajal transmisi manual, dalam kondisi idle getaran dari mesin lebih terasa di kabin.
Baca Juga : Gak Salah Liat, Warna Putih New Mitsubishi Triton Berubah Silver, Ternyata Jimat Andalan
Uniknya yang versi matik terasa lebih halus.
Tapi soal tendangan tenaga, enggak bisa diragukan.
Mesin baru 4N15 MIVEC Turbo Diesel, memang nikmat dibejek.
Mesin ini diklaim bertenaga 178 dk/3.500 rpm dan torsi 430 Nm/2.500 rpm.
Satu lagi yang tak bisa dilupakan, kekedapan dan kenyamanan kabin membuat laju 100 km/jam berasa pelan saja, rasanya kayak bukan naik pikap atau truk ringan.
Iday / OTOMOTIF