Ini 8 Temuan YLKI Saat Menyusuri Tol Trans Jawa, Nomer 2 Bikin Melongo

Harryt MR - Sabtu, 9 Februari 2019 | 10:30 WIB

Tol Trans Jawa (Harryt MR - )

Otomotifnet.com - Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), menghajat kegiatan "Susur Tol Trans Jawa", dari Jakarta sampai Surabaya.

Melibatkan PT Jasa Marga, YLKI, MTI, akademisi, BPJT, pemerhati kebijakan publik, dan Kemenhub.

Setidaknya ada 8 temuan YLKI, yang menjadi bahan evaluasi tol Trans Jawa.

Hal ini disampaikan oleh Tulus Abadi, Ketua Pengurus Harian YLKI, melalui pesan tertulis yang diterima Otomotifnet (7/2).

Berikut ini detailnya;

Jasamarga
Tol Trans Jawa

1. Secara keseluruhan tarif tol Trans Jawa masih dirasa mahal, baik untuk kendaraan pribadi dan atau angkutan truk.

Akibat dari hal ini, volume trafik di jalan tol Trans Jawa, masih tampak sepi, lengang.

Bak bukan jalan tol saja, terutama selepas ruas Pejagan.

Oleh karena itu, usulan agar tarif tol Trans Jawa dievaluasi/diturunkan, menjadi hal yang rasional.

Masih sepinya jalan tol Trans Jawa, jelas dipicu oleh tarif tol yang mahal itu.

2. Tol Trans Jawa juga terancam gagal menjadi instrumen untuk menurunkan biaya logistik, dikarenakan mayoritas angkutan truk tidak mau masuk ke dalam jalan tol.

Menurut keterangan Ketua Aptrindo, Gemilang Tarigan, yang tergabung dalam tim Susur ini, menyatakan bahwa sopir tidak dibekali biaya untuk masuk tol.

Kecuali untuk tol Cikampek.

Truk akan masuk tol Trans Jawa, jika biaya tol ditanggung oleh penerima barang.

Terlalu mahal bagi pengusaha truk untuk menanggung tarif tol Trans Jawa yang mencapai Rp 1,5 juta.

3. Harga makanan dan minuman di rest area juga dirasa masih mahal.

Oleh karena itu, pengelola tol diminta untuk menurunkan biaya sewa lahan bagi para tenan.

Sebab patut diduga, mahalnya makanan/minuman karena dipicu oleh mahalnya sewa lahan bagi para tenan.

Dan diminta agar para tenan mencantumkan daftar harga (price list) terhadap makanan/minuman, dan barang lain yang dijualnya.

4. Di sepanjang jalan tol, belum terpasang rambu-rambu yang memberikan warning terhadap aspek safety.

Seperti peringatan untuk hati-hati, waspada, jangan ngantuk, marka getar..dll, terutama di titik titik kritis.

Ini sangat penting agar pengguna jalan tol tidak terlena karena jalan tol Trans Jawa yang lurus, dan jarak jauh.

Jasamarga
Tol Trans Jawa

5. Managemen trafik di rest area favorit harus diperkuat.

Karena sumber kemacetan baru justru potensi terjadi di rest area tersebut, khususnya di ruas Cikampek.

Apalagi setelah Jasa Marga akan menggeser gate Cikarang Utama (Cikarut), ke titik km 70, di ujung tol Cikampek.

Pergeseran loket pembayaran untuk melakukan rekayasa lalu lintas, sebab sudah 3 (tiga) tahun terakhir ini mayoritas pengguna tol Cikampek adalah para commuter dari Bekasi, Cikarang dan sekitarnya yang jumlahnya mencapai 60 persenan;

6. Titik kritis terhadap tangki bahan bakar adalah di ruas tol Palikanci.

Oleh karena itu, konsumen dihimbau untuk mengisi BBM kendarannya di rest area 207, karena setelah itu keberadaan SPBU masih jauh.

Jangan sampai kendaraan konsumen kehabisan BBM, apalagi nanti saat arus mudik Lebaran.

7. Eksistensi tol Trans Jawa akan banyak membangkitkan volume trafik ke kota-kota di Jawa Tengah; seperti Tegal, Pekalongan, Semarang, dll.

Terbukti, saat liburan saat ini justru arus trafik lebih banyak ke arah timur/Jateng, sekitar 40%. Arus trafik ke arah Bandung justru turun.

Fenomena ini harus direspon oleh Pemda masing-masing untuk mereview managemen trafik dan memperbaiki destinasi wisata setempat.

8. Agar pengelola tol Trans Jawa memperbanyak kapasitas toilet untuk perempuan, untuk menghindari antrian panjang, apalagi saat peak seassion.

Dan menyediakan portable toilet/mobil toilet.