Otomotifnet.com - Pembangunan tol Yogya-Solo sampai saat ini masih terus dalam pembahasan.
Pemerintah Provinsi (Pemprov) DIY menawarkan empat opsi untuk pembangunan tol tersebut.
Paling utama terkait dengan persoalan situs yang ada di kawasan Prambanan.
“Ada empat opsi yang kami tawarkan. Utamanya kaitannya dengan hitung-hitungan ekonomi, apakah akan dibuat elevated, ruasnya panjang dan pendek,” ujar Sekda DIY, Gatot Saptadi (12/3/2019).
(Baca Juga : Chevrolet Spin Sulit Dikenali, Hancur Dihajar Kereta Api, Pengemudi Masih Bernapas)
Menurut Gatot, persoalan krusial yang sampai saat ini harus disepakati adalah mengenai situs yang ada di kawasan perbatasan Prambanan.
Menurutnya, pembangunan ruas jalan dari ujung tol Yogya-Bawen hingga Yogya-Solo tidak bisa hanya ditarik dengan garis lurus.
“Yang penting, nantinya harus menghindari situs yang ada. Kalau ada ruas jalan plus minus 500 meter dari situs,” paparnya.
Untuk ruas tol Yogya-Solo ini, perencanaannya memang akan diserahkan pada pihak swasta.
(Baca Juga : Sopir dan Kernet Truk Tangki Pembajakan Diperiksa, 10 Orang Diburu!)
Namun, pihaknya belum mengetahui secara detailnya karena hal tersebut menjadi wewenang dari pemerintah pusat.
Bawen Yogya desain sudah, kewenangan investor atau swasta.
Yogya Bawen desain rencana dari pemerintah ditawarkan ke swasta, sedangkan Yogya-Solo, perencanaan ke swasta.
“Kalau yang tol Yogya-Bawen sudah ada DED-nya dan itu nanti terserah pemerintah pusat apakah mau digarap dengan APBD atau ada swasta yang membangun,” jelasnya.
(Baca Juga : Tegang! Dua Truk Tangki Pertamina Dibajak 10 Orang, Tujuan ke Istana Negara)
Adapun sebelumnya, Gatot juga menyebutkan ada lima alternatif exit tol dari Yogya menuju Manisrenggo.
Nantinya, semua exit tol menuju Manirenggo ini akan melalui kawasan Maguwoharjo.
Diantaranya, ada yang lewat stadion, ada yang masuk ke selatan Candi Sambisari baru ke utara, ada yang ke selatan Candi Kedulan.
“Ini artinya baru gambaran pintu keluar dari Yogya, kalau Manirenggo ke Solo itu nanti urusan Jateng,” urai Gatot.
(Baca Juga : Suzuki Ertiga Dilarikan Dari Jakarta ke Madura, Korban Dibius, Niat Dijual Rp 15-25 juta)
Untuk jalan ini, pihaknya juga memegang pesan Gubernur DIY, Sri Sultan HB X untuk memilih jalan yang tidak menimbulkan dampak sosial di masyarakat.
“Yang jelas menghindari situ seperti Prambanan, jangan memanfaatkan lahan produktif dan juga jangan mengganggu ekonomi masyarakat,” jelasnya.
Menurut Gatot, pembangunan exit tol atau jalan tol yang mengganggu ekonomi masyarakat diantaranya adalah dibangun di atas pasar Prambanan.
Hal ini dikhawatirkan akan mengganggu perekonomian di kawasan tersebut.
Artikel serupa telah tayang di Tribunjogja.com dengan judul Proyek Tol Solo-Jogja Plus Minus 500 Meter dari Bangunan Situs